"Gadis pengagum luka yang sedang menunggu matahari kembali."
Azura Ruby Caesar
Jangan lupa Vote oyyy
Mengandung bawang!!
Happy reading..
Semilir angin menerpa wajah cantik Zura. Kini ia berada di balkon kamarnya sambil mengingat kejadian yang beberapa jam lalu terjadi
Dirinya merasa sangat bingung, dimanakah letak kesalahannya? Atau apa yang telah terjadi sebenarnya?
"Ck, masalah apalagi sih?"
"Tuhan, apa kau belum puas dengan semua masalah yang kau berikan?" ucap Zura putus asa
Ia terdiam sebentar lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan-lahan "Tuhan, jika boleh jujur aku sangat capek menghadapi ini semua" parau Zura
Tok
Tok
TokSuara ketukan pintu yang terdengar nyaring melewati pendengaran Zura, padahal dirinya tidak ingin menemui seseorang satu pun ingat seseorang satu pun!
"Zura, ini mommy. Mommy ingin bicara, nak" panggil Vania dari luar
"m-mommy?" beo nya dan langsung bergegas membuka pintu untuk sang mommy
Walaupun hanya sebatas ibu sambung, hubungan Vania dan Zura berjalan dengan baik dan lancar.
Mereka bisa langsung akrab satu sama lain.
Ceklek
Pintu sudah terbuka sempurna yang menampilkan Vania dengan mata sembab dan Zura yang berpenampilan acak-acakan yang pastinya dengan mata sembab.
Tanpa aba-aba mereka berdua saling berpelukan guna menyalurkan rasa sakit keduanya.
"Z-zura, i-ini kenapa sayang?" tanya Vania saat melihat tangan Zura yang sedang dalam kondisi luka-luka
"Gapapa mom"
"Zura gapapa" ulangnya sambil menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya
Vania menatap anak sambung nya, "Jangan bohong cantik, Mommy tau" ucap Vania lalu bergegas untuk mencari kotak p3k
"Mommy percaya sama Zura?" tanya Zura sambil menatap nanar luka ditangannya
Vania yang mendengar pertanyaan polos dari anak sambungnya itu tersenyum tulus, ia tahu bahwa saat ini putri sambungnya itu sedikit mengalami trauma.
Yang benar saja Reno sebagai ayah kandungnya tidak mempedulikannya? Sedangkan Vania yang notabenenya sebagai ibu sambungnya sangat memperhatikan dirinya
"Sini mommy obati luka nya" ucap Vania sembari mengambil tangan Zura yang penuh luka dan terdapat darah kering disekitar lukanya
"Makasih mommy" ucapan polos Zura yang mampu meneteskan setetes air matanya
Dirinya mulai merasakan sesak di dada ketika mendengar jawaban Vania selanjutnya..
"Zura disini jangan merasa sendirian ya? Mommy selalu disini sayang, kalo ada apa-apa cerita sama mommy ya?" ujar Vania sembari menutup kotak p3k sesudah membalut luka di tangan putrinya itu
Hanya sesak dan terharu yang dirasakan Zura saat ini.
Dirinya tak pernah mengira bahwa Vania akan sebaik itu kepada dirinya.
"mommy jangan kayak mereka ya?" ucap Zura sambil meneteskan air mata nya
"Iya cantik" ucap Vania yang diakhiri kecupan manis di dahi Zura
"Mommy turun dulu ya? Jangan lupa makan cantik, dan jangan nyakitin diri kamu sendiri oke?" ujar Vania lalu berjalan menuju pintu
• • • •
[19.44]
'KEMANA SAJA KAMU ANAK SIALAN! KAMI DISINI MENCARIMU KEMANA-MANA TETAPI KAU MALAH PULANG BERDUAN SAMA COWO GAJELAS SEPERTI ITU'
Kata-kata dari Reno terus terngiang-ngiang di kepalanya, ia terus memikirkan kata-kata yang terlontar dari mulut Reno.
"Gue harus nyerah?" monolog Zura didepan kaca
Ia tersenyum miris mengingat kata-kata dari Daddy nya, Reno. Seorang ayah yang dianggap malaikat pelindung justru malah memperlakukannya seperti itu.
Tenang, ini hanya awalan.
Pikir dirinya..
Apakah ia akan terus hidup dengan keadaan seperti ini? Jika memang benar maka dirinya sungguh tak sanggup
Tok
Tok
Tok"Zura, makan malam sayang" panggil Vania
"Iya mom, Zura kesana" balas Zura lalu melangkahkan kakinya menuju pintu
"Ayo sayang" Vania langsung menggandeng tangan Zura dan dengan lembut menuntunnya ke arah meja makan
Mereka pun sudah sampai di meja makan, dimana semua orang sudah berkumpul di meja makan.
Tentu saja sudah ada Reno disana dengan wajah sinis yang terus menatap Zura, putri yang dulu ia sayangi.
"Masih berani kau menampilkan wajah didepan kami setelah masalah yang kau buat?" sinis Reno
"Sudahlah Reno, ini semua bukan salahnya" lerai Vania
"M-maaf" cicit Zura
Sementara Xavier dan Varo hanya menatap lekat Zura, tatapan itu mengandung rasa kecewa sekaligus penasaran tentang apa yang terjadi
"Ga nafsu" ucap Reno lalu meninggalkan tempat itu
"Mom" cicit Zura sambil menatap Vania dengan mata yang berkaca-kaca
"Sudah, jangan dipikirkan. Dia hanya lelah, ayo duduk" ajak Vania guna menenangkan hati Zura
Mereka makan malam bersama keheningan, tidak ada yang membuka suara semuanya hanya makan dengan tenang.
"Zura sudah selesai, mom" ucap Zura lalu mengangkat piringnya menuju wastafel
"Eh? Gausah sayang, kan ada maid" larang Vania karna tahu bahwa tangan putrinya tengah terluka
"Gapapaa mom, Zura baik-baik saja" ngeyel Zura
• • • •
Singkat dulu ya?
Ditunggu konflik selanjutnya
Janlup vote nya!!Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen FictionKisah pilu seorang gadis yang disiksa oleh ibu tiri, sungguh kejam? Memang kejam. Dari pada penasaran mending langsung baca aja.. _________________________________________ "penyesalan memang terjadi di akhir" -Azura "tak akan ada yang buat aku menye...