15. kabur

7 6 8
                                    

Kini terhitung sudah seminggu Zura tidak pulang kerumahnya entah mengapa perasaan nyaman timbul ketika ia tinggal di mansion milik Arsenio

Dan sekarang perasaan itu kembali menyelimuti nya, sepertinya perasaan itu akan terus seperti itu

Arsenio yang mampu menghangatkan hati Zura yang sedang rindu kepada keluarga dan tentunya para husbu miliknya

"Nio" gumam Zura

Terkadang Zura memang menggunakan panggilan sensen dan Nio sebagai panggilan kesayangannya dan kedua panggilan itu sudah diberikan Zura sejak kecil

Entah mengapa mereka bisa kenal, namun hanya sepenggal memori saja yang Zura ingat selebihnya entah kemana

Kehilangan beberapa memori itu yang membuat Zura curiga dan ingin menguak semua fakta yang terjadi

Dan juga Zura ingin mengungkap siapa yang telah membunuh bundanya yang sangat ia sayang, memang seluruh keluarganya berkata bahwa bundanya itu mengalami kecelakaan yang sangat parah sehingga merenggut nyawanya

Namun Zura merasa ada sesuatu yang sangat janggal mengenai kematian tersebut, dan beberapa luka yang berada di tubuh bundanya bukanlah luka dari kecelakaan namun luka tusukan dan bekas ikatan pada tangan dan kakinya

Zura adalah salah satu orang yang sangat sensitif dan menditail, jadi selalu memikirkan apa yang kita tidak pikirkan

Sekarang Zura berada di balkon kamar yang diberikan oleh Arsenio, angin menyapu wajah mulusnya.

Zura kepikiran ingin melarikan diri dari sana, ia rindu dengan suasana mansion dan kehangatan yang berada di mansion itu.

Tak terasa sudah 1 Minggu berlalu perasaan rindu mulai menggebu, dan rasa ingin bertemu sudah menyeruak.

Tak ada kehangatan.
Tak ada canda gurau.
Tak ada kasih sayang.
Tak ada perhatian.

Itu adalah perasaan yang sekarang menghantui pikiran Zura, ah! Sepertinya Zura ingin melarikan diri lewat balkon yang ada didepannya

Yups! Kini ia telah mengambil ancang ancang untuk melompat turun, dibawahnya hanya ada tumpukan jerami tebal sangat pas, pikirnya.

1 2 3

Zura pun melompat turun tanpa memikirkan keselamatannya sendiri dan keberuntungan berpihak padanya ia berhasil selamat

"Arghhh, akhirnya gue bebas dari obsesi gila itu"

"Gue harus cepat cepat ke mansion sebelum Nio sadar" gumamnya lalu berdiri

Begitu banyak bodyguard yang berjaga, dan sepertinya mereka lengah dan membiarkan celah untuk Zura kabur

Zura segera lari ketika mendapat waktu yang pas, dimana pergantian shift jaga dan disitu para bodyguard melemah

"Gue harus jalan nih?"

"Gue kagak punya uang gila"

"Huh, gue harus jalan" gerutunya

Tak Zura sangka bahwa Arsenio mulai sadar dan mengetahui Zura kabur yang membuat semua nyawa bodyguard menjadi taruhan atas kepergiannya

Dan satu lagi kejadian yang tidak Zura sangka adalah Arsenio memasangkan kalung kepada Zura yang berisi GPS untuk melacak keberadaannya

"Gue udah ketemu lokasinya, segera kesana"

"Jika tidak mendapatkan gadis itu kepala kalian akan menjadi hiasan di mansion ini" seringai pria itu

Tak terasa Zura sudah sampai di depan mansion Caesar, mansion megah yang terlihat sangat sepi yang membuat Zura ragu untuk masuk

"Gue harus cari yang lain"

"Gue harus ngabarin mereka kalau gue selamat dari obsesi pria itu" gumamnya

Sekarang Zura sudah masuk kedalam mansion itu, Zura menatap sekeliling hanya sepi yang ia dapati.

Zura langsung menuju ke kamarnya, tempat yang sangat ia rindu dan sangat ia suka menghabiskan waktunya

Sangat rapi.

Entah mengapa kamar itu terlihat seperti tidak memiliki debu sama sekali, boneka yang tersusun rapi dan lantai yang mengkilap.

Tak berapa lama Zura disana Arsenio pun sampai dengan menahan amarahnya, sepertinya gadis kecil itu akan dihukum atas kesalahannya

"Sudah cukup kabur-kaburannya?" santai Arsenio

"N-nio, m-maaf aku ga bermaksud"

"Maaf aku cuma mau liat mansion" takut Zura

Aura yang dikeluarkan oleh Arsenio bukanlah aura yang seperti biasa, namun lebih mencekam dan seperti ingin menerkam mangsanya.

"Sudah berani kabur, Hmm?" ucap Arsenio sambil mengeluarkan suntikan yang berisi cairan bius dari kantongnya

"M-maaf, a-aku gabakal lakuin lagi" takut  Zura

"Kemarilah mine" ucap Arsenio sambil melangkahkan kakinya menuju Zura

Ketika Arsenio sudah berada tepat dihadapan Zura ia segera menyuntikkan suntikan yang ia pegang, lalu Arsenio menggendong Zura yang sudah tidak sadarkan diri

"Aku seharusnya membuatmu lumpuh, agar tidak bisa berlarian." gumam Arsenio

•  •  •

"N-nio" gugup Zura karna melihat Arsenio sudah berada di dekatnya

"Melanggar, hmm?" lembut Arsenio

"Maaf" cicit Zura

"Kau harus ku lumpuhkan gadis kecil" ujar Arsenio sambil menampilkan seringainya

"E-enggak nio, aku gabakal ulangin. Tapi jangan buat aku lumpuh" mohon Zura

"No baby, kau sudah melanggar yang artinya kau harus dihukum" balas Arsenio lalu mengambil dua buah suntikkan yang berisi cairan pelumpuh syaraf

Cairan itu hanya berlaku selama beberapa jam saja, yang artinya tidak membuat lumpuh total.

"N-nio, kaki aku keram" keluh Zura setelah Arsenio menyuntikkan cairan itu

"Gapapa sayang, ntar juga enggak lagi" santainya

"T-tapi kenapa? K-kamu obsesi?" tanya Zura pelan namun dapat didengar oleh Arsenio

"Karna kamu dan tubuhmu adalah milikku seorang." tajam Arsenio

•  •  •

"Hal yang paling menyenangkan pada saat semuanya berantakan adalah menyakiti diri  self harm."

»»»--Azura Ruby Caesar--«««

Tbc.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang