Chapter 4 : Take It Or Leave It

1.2K 114 6
                                    

"Tentu saja kau harus menikah denganku, Kim Minjeong!."

Winter cukup terperangah mendengar kalimat yang dilontarkan Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter cukup terperangah mendengar kalimat yang dilontarkan Jaemin. Ia hanya tidak percaya kenapa bisa lelaki itu mengajukan syarat yang sudah jelas tidak akan pernah bisa ia lakukan.

Menikah?

Demi tuhan, kata itu sama sekali tidak pernah terlintas di kepala Winter. Bahkan memikirkan saja pun tidak. Dan hal itu sukses membuat Winter bingung, hingga berbagai pemikiran negatif pun mulai memenuhi otaknya.

'Bukankah selama ini Jaemin mati-matian membencinya?. Apa syarat yang diberikan itu hanya sekedar lelucon saja? ataukah... Jaemin ingin membalas dendam padanya karena telah berani mencampakkannya?.'

Oh, that's insane!.

Winter memijat pelan pelipisnya. Perang batin kali ini membuat kepalanya terasa pening.

"Jangan bermain-main dengan omonganmu, Jaemin. Kau tahu sendiri, aku tidak mungkin bisa memenuhi persyaratan itu. Aku ingin kau memberiku syarat yang lebih layak, setidaknya bisa diterima akal sehatku. Jujur... aku sedikit curiga."

Winter memincingkan matanya penuh selidik.

"Kau sedang merencanakan sesuatu yang buruk padaku kan?. Kau mungkin sengaja membuat syarat se-konyol itu hanya untuk membalas dendammu padaku. Benar begitu?."

"Cih, balas dendam?." Jaemin berdecak tak suka. Lagi-lagi dia harus meladeni Winter dengan pemikiran yang sudah tidak waras.

"Aku tidak peduli. Terserah bagaimana kau menanggapi perkataanku tadi. Tapi saat ini aku hanya akan memberimu dua pilihan, Kim Minjeong. Kalau kau menerima syarat yang kuajukan, bisa kupastikan kau akan tinggal bersama Jisung selamanya. Tapi jika tidak, itu berarti kau harus secepatnya pergi dan menghilang dari kehidupan Jisung." Jaemin balas menatap Winter dengan tegas. "Dan aku peringatkan sekali lagi, jangan pernah berniat kembali lagi atau mencoba menghubungi Jisung secara diam-diam. Karena mulai detik ini Jisung akan selalu dalam pengawasanku."

Jaemin berjalan melewati Winter yang masih terlihat syok. Kening wanita muda itu mengkerut sempurna, pertanda kalau dia tidak begitu senang dengan apa yang baru saja didengarnya.

***

Ketika Jaemin memasuki sebuah kamar dengan paduan warna hitam putih dan abu-abu yang mendominasi, dilihatnya Jisung—putra satu-satunya itu tengah meringkuk di atas tempat tidurnya, terlihat sangat pulas dan nyenyak.

Jaemin tersenyum miris setelah cukup lama mengamati anak lelakinya. Yeah, Jaemin sadar, selama ini dia memang jarang meluangkan waktunya untuk Jisung. Bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat malam saja, Jaemin hampir tak pernah melakukannya.

Melihat putranya yang tertidur pulas di apartemen Winter, membuat Jaemin menyadari ada sesuatu yang berbeda dari anak itu. Selama ini, Jisung memang tidak pernah terlihat sedamai itu ketika tinggal bersamanya. Tapi belakangan ini, sikap anak itu mendadak berubah—sedikit lebih manusiawi, dan hal tersebut baru ditunjukkan Jisung setelah bertemu dengan Winter Kim, ibu kandungnya.

Uri JisungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang