Dokter Seulgi menyodorkan lembaran kertas berisi hasil diagnosa terbaru Winter Kim, namun Jaemin sama sekali tidak tertarik untuk menyentuh apalagi sampai membacanya. Hal tersebut lebih karena—lelaki itu takut kalau dirinya masih belum bisa menerima kenyataan, seandainya apa yang tertera dalam kertas tersebut adalah hal yang tak ingin dilihatnya.
"Tolong jelaskan bagaimana keadaan Kim Minjeong yang sebenarnya, dokter." Jaemin mengepalkan tangan di atas pangkuan. Berusaha meredam emosi dan rasa cemas yang akhir-akhir ini terus melandanya.
"Nona Kim baik-baik saja, tuan Park. Masa kritisnya sudah lewat. Anda tidak perlu khawatir lagi, karena... walau pun masih lemah dan butuh perawatan lanjutan, kondisi nona Kim sudah cukup stabil."
Jaemin masih sulit percaya dengan apa yang baru saja dikatakan dokter Kang. Ini adalah pernyataan yang sangat ia nanti-nantikan. Mendengar bahwa Winter-nya telah benar-benar sembuh dari penyakit mematikan, yang kerap membuat dirinya serasa ingin gila saja setiap kali memikirkan hal tersebut.
"Dokter, anda sedang tidak bercanda kan?."
Kang Seulgi, tersenyum sopan ke arah Jaemin sembari mengangguk yakin.
"Ya, seharusnya kondisi Nona Kim baik-baik saja. Operasi transplantasi hati yang kami lakukan lima bulan yang lalu, itu dinyatakan berhasil 80 persen. Sisanya— nona Kim hanya perlu melakukan beberapa terapi supportif untuk tahap pemulihan selanjutnya. Tapi... sangat disayangkan, selama hampir sebulan ini, dia sudah jarang kemari lagi memeriksakan kondisinya. Padahal nona Kim masih harus dalam pengawasan ketat dokter. Sedangkan seingat kami, dia sudah melewatkan beberapa rangkaian terapi sejak kepulangannya di kota ini."
Dokter Kang kembali membuka folder rekam medik milik Winter yang sudah bertahun-tahun lalu disimpannya, hanya ingin menujukkan satu fakta penting di hadapan lelaki itu.
"Nona Kim divonis mengidap Hepatoma saat dirinya masih berusia remaja. Selama masa pengobatan, nona Kim sudah melakukan dua kali pembedahan Mayor. Dan tepat lima bulan yang lalu, dia akhirnya setuju melakukan transplantasi hati."
Jaemin terkesiap. Informasi yang baru dilontarkan dokter Kang cukup mengejutkannya.
"Untuk saat ini, nona Kim memang belum dinyatakan sembuh secara total. Dia masih akan sering mengalami nyeri dibagian luka bekas operasi. Tapi sejauh yang kami pantau, itu hal yang wajar, tuan Park. Kami juga sudah menjelaskan hal ini pada Nona Kim. Hanya saja..."
Dokter Seulgi menjeda ucapannya sembari memperbaiki letak kaca mata minusnya. Membuat wajah Jaemin yang semula menunduk, kini mendongak—menunggu ucapan dokter selanjutnya.
"Nona Kim sepertinya menolak untuk mempercayai, kalau keadaannya sekarang sudah semakin membaik. Dia hanya tidak ingin menggantungkan harapan yang terlalu tinggi, dan tidak mau mengecewakan orang-orang terdekatnya di kemudian hari."
"Jadi... Minjeong benar-benar bisa sembuh?."
"Ya. Tapi... semua itu tergantung bagaimana antusiasme nona Kim berjuang untuk sembuh."
Ucapan dokter yang tedengar sedikit ambigu, membuat Jaemin kembali diliputi perasaan cemas.
"Dokter. Jujur, saya belum sepenuhnya mengerti. Minjeong mengatakan padaku kalau penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Dan melihat kondisi terakhir saat dirinya pingsan hingga sempat membuatnya kritis, itu jelas bukan pertanda baik untuknya kan?." Jaemin mengusap wajahnya frustasi. "Saya ingin penjelasan yang sejelas-jelasnya dokter Kang. Kalau benar keadaan Minjeong sudah membaik, kenapa dia masih mengalami hal semacam itu?."
"Sebenarnya, di ruang operasi tadi, kami para tim dokter tidak melakukan pembedahan sama sekali pada Nona Kim. Setelah memeriksa sampel darahnya, kami menyimpulkan kalau dia baru saja mengonsumsi minuman dengan kadar alkohol tinggi."