Chapter 14 : (Flashback) Where Are You?

827 96 7
                                    

Dua bulan kemudian.

Jaemin menatap sekelompok gadis yang selama ini dikenalnya sebagai sahabat Winter. Mereka duduk bersila di taman sekolah, sambil sesekali bercanda menimpali lelucon yang dibuat salah satu anggota mereka. Jaemin hanya diam dan terus memperhatikan dari kejauhan. Yang dicarinya selama ini lagi-lagi tidak ada di antara mereka. Membuat Jaemin tanpa sadar berdecak kesal, hingga memilih beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut.

Pasca kepulangan Jaemin dari Jepang dua bulan yang lalu, sejak saat itu Jaemin sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Winter Kim. Gadis itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan setelah mencari tahu dari teman-temannya, ternyata Winter tidak lagi bersekolah di tempat ini dan diam-diam telah pindah keluar negeri.

Jaemin tentu saja syok. Dia bahkan tidak berhenti menyalahkan sang ayah, karena telah memaksa dirinya ikut ke Jepang, menghadiri perhelatan besar yang diadakan salah satu klien bisnis perusahaan mereka. Seandainya kala itu Jaemin tidak pergi, kemungkinan besar dia masih bisa membujuk Winter untuk tetap tinggal, dan tentu saja tidak akan menjadi orang terakhir yang tahu tentang hal ini.

"Hey, dari tadi kulihat, kau terus gelisah memperhatikan para gadis itu. Apa kau menyukai salah satu di antara mereka?." Renjun bertanya dengan nada menggoda, sembari berjalan beriringan menyusul Jaemin yang tiba-tiba saja pergi tanpa pamit.

"Jangan sok tahu! Kata siapa Jaemin menyukai mereka, huh?."

Renjun kemudian beralih memandang Haechan yang berjalan di sebelahnya. "Kalau bukan karena suka, lantas kenapa dia selalu melirik ke arah kumpulan gadis cantik itu?... Hey Jaemin-ah. Apa kau sedang mengincar Yujin?."

Jaemin memilih bungkam. Dia sama sekali tak berminat menimpali pertanyaan Renjun.

"Kebetulan aku kenal baik dengan An Yu-jin. Aku bisa membantumu mendapatkannya, kalau kau serius ingin menjalin hubungan dengan gadis itu, Jaemin-ah. Otte?."

"Ya! Yang diperhatikan Jaemin bukan Yujin." ucap Jeno setengah berbisik. "Dia mencari Winter Kim. Mantan kekasihnya yang hilang entah ke mana."

"Oh, pantas saja. Ku kira Jaemin berniat memacari satu di antara mereka." Renjun tertawa sambil menggaruk tengkuknya.
"Jadi, para gadis yang sedang diperhatikan Jaemin itu teman-teman Winter kah?."

Jeno membalas pertanyaan temannya dengan anggukan kecil.

"Tapi kalau mereka berteman, kenapa salah satu dari mereka tidak ada yang tahu keberadaan Winter?." Renjun mengerutkan keningnya heran.

"Ya, aku juga berpikir demikian." Mark Lee ikut menimpali. "Kenapa kau tidak bertanya pada mereka saja Jaemin-ah? at least jika salah satu dari mereka ada yang tahu nomer ponsel Winter, masih ada kemungkinan kau bisa bertemu dengannya lagi kan?."

"Tanpa kalian menyuruh pun, aku sudah lebih dulu melakukannya. Aku bahkan terus mendesak mereka agar memberikan informasi padaku, tapi..." Jaemin menghela napas seraya mengusap wajahnya gusar. "Mereka ternyata juga tidak tahu keberadaan Winter dan penyebab kenapa dia harus pindah dari sekolah ini."

"Ah, mungkin Winter tidak ingin orang lain mengganggu privasinya dude. You just have to think positive." ujar Jeno sambil menepuk pelan punggung Jaemin. "Tapi saranku. Sebaiknya kau lupakan saja gadis itu. Lagipula Winter juga sudah bertekad memutuskan hubungan kalian, bukan?. Belum tentu di sana dia juga masih memikirkanmu. Jadi mulai saat ini, kau harus bisa lepas dari bayang-bayang mantan kekasihmu itu, Jaemin-ah. Aku yakin di sini masih banyak gadis cantik yang siap mengantri untuk—"

"No! I'm trying hard to forget her and move on... but i can't Lee Jeno! seandainya bisa, mungkin sudah dari dulu aku melakukannya!." potong Jaemin dengan nada frustasi. "Aku sangat mencintainya. Aku mencintai Kim Minjeong. Hubungan kami sudah sangat jauh, dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melepaskannya sekeras apapun dia menolakku."

Uri JisungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang