Di tengah keramaian pesta, Winter terlihat jengah. Sebisa mungkin Winter ingin menyingkir dari tempat itu. Malam ini suasana hati Winter sedang tidak mendukung dirinya untuk bersenang-senang. Namun ini adalah pesta yang diadakan Mark Lee. Kakak kelas yang dikenalnya cukup baik, hingga Winter merasa tidak enak hati jika tak memenuhi undangan tersebut.
Winter melirik sekilas jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.40 pm. Winter tercengang, 'Oh my god ternyata sudah selarut ini.' rutuknya dalam hati. Tak ingin berada disitu lebih lama lagi, Winter pun memilih berdiri berniat meninggalkan tempat tersebut.
"Minjeong-ah."
Langkah Winter tertahan ketika baru saja melewati sebuah meja yang berada tak jauh dari pintu masuk. Winter kemudian menoleh. Ia melihat seorang gadis yang sepantaran dengannya sedang melambaikan tangan, menyuruhnya untuk mendekat.
"Karina."
Winter menyapa dengan nada ringan yang dibalas dengan anggukan kecil oleh gadis tersebut.
"Hey, kau mau ke mana?. Kajja duduk dulu di sini."
Karina menggeser sedikit posisinya sambil menepuk paha pemuda di sebelahnya agar ikut bergeser—memberikan ruang untuk Winter.
"Hai, Winter."
"Annyeong, Sunbaenim."
Winter membalas sapaan pemuda yang duduk disamping Karina dengan anggukan kecil. Setahu Winter pemuda itu bernama Lee Jeno, kakak kelas sekaligus kekasih temannya Karina Yoo.
"Minjeong-ah. Ayo duduk."
Melihat Karina yang terus memaksa, Winter pun mengedikkan kedua bahunya pasrah, seolah tak punya pilihan—selain ikut bergabung walau hanya sebentar.
"Hey, kau belum jawab pertanyaanku?."
Winter mengernyitkan dahi. Kembali mengingat pertanyaan apa yang dilayangkan Karina.
"Ahh, tadi aku berniat pulang."
Mendengar penyataan Winter, refleks Jeno mendekatkan bibirnya ke telinga Karina dan berbisik lirih.
"Sayang, biarkan dia pulang bersama Jaemin."
Karina hanya mengangguk samar. Berusaha agar Winter tidak curiga dengan tindak tanduk mereka.
"Minjeong-ah, kau tidak bawa kendaraan kan?."
Winter mengangguk, "Bukannya tadi kau sendiri yang menjemputku?. Ohh, jangan bilang kalau kau lupa."
"Hehe iya. Maaf..." Karina tanpa sadar menggaruk tengkuknya. "Sepertinya aku mulai tipsy. Kepalaku sedikit pening. Ahh, Minjeong-ah, kurasa kita tidak bisa pulang dengan kondisiku yang seperti ini."
"Kalau kau masih ingin di sini dan ingin pulang bersama Jeno-nim, aku bisa pulang sendiri."
"Lalu kau pulang dengan siapa?."
"Aku bisa naik taksi."
"Taksi? No!. Ini sudah terlalu malam Minjeong-ah. Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendirian. Sebaiknya kita tunggu sebentar lagi dan pulang bersama Jeno saja, kau mau kan?."
Winter menggeleng sambil tersenyum. "Lebih baik aku pulang duluan. Aku bisa jaga diri baik-baik. Kau jangan khawatir."
Saat Karina baru saja ingin menyela, Jeno ikut menimpali.
"Bagaimana kalau kau ikut pulang bersama temanku?. Kebetulan sekali, salah satu dari dua temanku ini juga ingin pulang. Ketimbang naik taksi, aku yakin kau akan lebih aman jika pulang bersamanya."