***
"Lota? Ibu kangen Nak!" wanita itu mengurai air sedihnya tapi juga roman parasnya meriak bahagia, bahkan segera merangkuli erat tubuh daripada Lota Melia yang tegang. "Ibu bahagia kamu sudah pulang Lota Sayang jangan tinggalin Ibu lagi Nak, jangan..."Perasaan Lota begitu tak karuan di sana, ia tak menolak di peluk erat ibunya Luna namun Lota gemetar bersama kedua matanya menoleh agak pucat kepada Luna begitu pula dengan Luna... masih terdiam kaku atas rasa anehnya, yang kemudian ia pun sadar dan mencoba meraih sang ibu agar menyudahi pelukan itu, karena Luna dapat merasa bahwa Lota kurang nyaman, juga ketakutan.
"Ibu..." suara Luna terdengar. "Ibu, dia bukan..."
"Sssttt." geleng Lota bersuara pelan mencegah Luna mengucapkan itu.
Luna menoleh kembali pada Lota dan ia mengangguk mengerti.
"Iya Ibu, ini Lota. Lota pulang Bu..." jawab Lota Melia berusaha mengurangi kegugupannya demi Luna, jangan sampai nanti Luna merasa tersinggung akan ini. Bahkan kedua tangan Lota mengusapi punggung sang ibu. "Sekarang kita duduk yuk Bu? Lota pegal..." ajaknya dengan lembut.
Si ibu manggut dan membuka pelukan akhirnya, akan tetapi kini beliau memegang tangan Lota kencang sambil mengajaknya melangkah menuju kursi taman tadi.
Lota menuruti, ia duduk di sampingnya, sementara Luna memilih berdiri di sisi Lota.
Ketiganya terdiam sejenak ditenami jatuhnya dedaunan kering dari pepohonan di sana dan berserakan di rumput, juga hembusan sepoy angin mengelus di helaian rambut mereka yang ikut melambai-lambai sejuk dalam keharuannya.
"Kamu tahu Nak? Selama kamu pergi, Ibu hanya mengira jika boneka ini adalah kamu." Lily Gumilar melepas tangannya dari Lota untuk meraih boneka yang menyerupai bayi itu di arah ujung kursinya. "Setiap waktu Ibu cuma membawa boneka ini meskipun Ibu tau bahwa ini hanya sebuah boneka saja." curahnya dan itu sungguh menegunkan roman Luna juga Lota atas sikap dan cara bicara sang ibu yang nyaris seperti layaknya orang normal biasa, tidak sama sekali tengah mengidap dalam sakit kejiwaan.
"Sekarang Lota kan udah pulang, jadi Ibu gak perlu mainin boneka ini lagi ya?"
"Iya Lota." angguk Lily Gumilar dan memeluk Lota lagi dan lagi.
"Ibu, apakah Ibu juga sayang sama Luna?" Luna bersuara kembali, nada suaranya parau, ia takut sekali jika ibu akan masih membencinya. Namun Luna Jenna beranikan diri melangkah, nan berlutut di hadapan sang ibu.
Maka sulit dipercaya, kedua tangan itu mengusap lembut di kepala juga pundak Luna. "Tentu saja Sayang, Ibu juga sayang sama Luna, anak sulung Ibu. Sini peluk Ibu Nak..."
Tatapan itu sungguh lirih, keduanya berpelukan, Luna mengisak di pelukan ibu yang ia rindukan belasan tahun lamanya untuk bisa di peluk seperti ini. "Luna sayang Ibu..."
"Ibu tau itu Nak. Walaupun kamu sibuk bertugas di kota Jakarta, tapi Ibu selalu yakin, Luna juga sayang sama Ibu." utara kalimat yang menjadi arti bahwa Lily Gumilar tak sama sekali pernah membeci bahkan sering kasar juga mengusir Luna ketika Luna datang ke sana, namun yang beliau ingat bahwa putri sulungnya tersebut adalah seorang polisi yang sibuk betugas di Ibu Kota Jakarta.
Luna Jenna mengangguk harus segera memahami. "Apa Ibu mau ikut Luna ke Jakarta Bu?" belainya di kedua pipi sang ibu menghapus airmata di sana begitu pula dengan ibu mengusap di pipi basahnya Luna. Akan tetapi wajah itu menggeleng yang berarti tidak mau jika diajak pergi oleh Luna.
"Ibu tidak mau meninggalkan pulau kelahiran Ibu di sini Luna. Ibu juga tidak mau jauh dari makam ayah kalian di sini. Luna juga Lota lah yang harusnya tinggal di sini sama Ibu, dan jangan tinggalin Ibu lagi." benar-benar Lily Gumilar tidak sedikitpun menyinggung tentang kematian dan pusara Lota Jenna Gumilar adiknya Luna, dan itu membuat tela'ah Luna masihlah bingung tentang kesembuhan sang ibunya tersebut, kedua kekasih itu kembali saling menoleh dan Lota kini yang mengusap di kepala Luna, memberi isyarat agar bersabar kepada sang kekasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA & LOTA
Fantasy'LUNA' = Polisi Wanita yang Sumpahnya Melindungi Negara dan Perempuan. Hingga diapun bertekad harus melindungi Lota, sosok yang dianggapnya adik pengganti adiknya yang sudah mati. Namun adik angkat yang diam-diam jatuh hati pada Luna. Apa reaksi Lun...