15. Endlessly Touched

403 99 60
                                    

***

Dua tubuh telanjang itu bergetar sexual dalam keremangan malam yang tercipta sangat menggairahkan bagi keduanya, bercinta tanpa batas.

Jalinan hubungan intim dalam suasana gelap mereka pilih supaya lebih menantang nan membara, lampu tidur sudah dimatikan.

Desahan cinta tak mampu mereka bungkam agar saling tak terkesan egois​ untuk diluapkan, gemercik peluh mengkilap di tiap lekuk seksi kedua insan saling jatuh cinta ini, aliran hasrat mengalir licin dengan sempurna tatkala nafas tegang mereka menghembus dengan gugup juga manja.

Dan jemari itu, jemari kuat milik Luna amat gencar dalam menjamah, mengelus, membelai, meraba, mencubit, mengaduk liar tanpa henti dalam geliat cinta penuhnya untuk Lota, di bawah sana, di dalam pusat hasrat itu, Luna bergairah tinggi, ia membawa Lota Melia melenguh tak bisa berhenti, lumatan keringat berhias mengkilap pula di paras si dua insan, Luna menggeram, Lota meringis gemetar ketika Luna menusukkan jemari liarnya ke dalam lubang hasrat milik Lota, desahan, teriakan gairah itu terdengar amat indah di telinga Luna.

"Aahh ahhh aaahh baby, aahhh..." desah demi desah si wanita Amerika bersama seluruh jemari tangan kirinya yang meremas kencang di kepala Luna seakan ia tidak tahan namun ia tetap ingin bertahan, sementara tangan kanan yang terborgol miliknya hanya mampu menggenggam erat di jemari kiri Luna yang juga terborgol itu, saling kuat merekat bak tengah mengikat ikatan cinta mereka yang tak ingin terpisah.

"Sayang..." debar Luna bersama bibir seksinya yang terbuka dalam keremangan, meresapi sentuhannya yang mengaduk jauh nan memutar liar di dalam lumatan vagina basah milik Lota Melia yang terlalu menggoda jika di abaikan.

Setelah cukup puas dan ketika semua jemarinya keluar, ia melumat jari tangan berlendirnya tersebut sambil mendesah, "mmmhh..." lalu ia pula sodorkan jarinya itu kepada bibir Lota agar juga melumatnya dan Lota tentu melakukan sama seperti Luna.

Sang polisi kembali bergerak, bokongnya kembali menggoyang, dan ia menciumkan miliknya disana... ya, kedua vagina basah itupun berciuman mesra, licin, berhawa panas, keduanya kembali bergetar indah dalam ritme yang senada lagi dan lagi seakan di iringi lantunan sayup music yang romantis juga syahdu.

Bibir bergincu tipis yang hampir habis itu saling memagut kencang kembali, kedua tubuh itu mendekap lagi dan lagi tak sudi untuk beralih.

"Lun...naa..." ucap serak nan terbata Lota di bawah dekapan Luna.

"Iya Sayang?" balas Luna begitu lembutnya bersama tubuh bawah yang masih gemetar saja untuk Lota, seiring pandangan mata mereka yang masih mengatup pejam, keduanya hanya fokus meresapi hasrat mereka dengan begitu dalam.

Mchh... mchhh... mchhh...

Suara bibir berciuman yang terlalu sayang untuk di sembunyikan. Dua hasrat bersatu nyata, dua tubuh itu bersatu seirama, dan dua hati itu mengukuh cinta, satu dan yang lainnya.

Mata mereka terbuka kemudian, dan Luna memilih untuk menyalakan lampu tidurnya kembali karena ingin menatap wujud sang kekasih tanpa samar, saling menatap sayang, Lota membelai kening Luna, menyusut peluh seksi Luna yang berkilap hias disana.

"Punya kamu licin banget Sayang." curah Luna saat tubuhnya berjeda dan jemari tangan kanannya yang kembali menjamah mengelus ke bawah sana. Luna tersenyum menatap sang pujaan hati yang terlalu sensual itu.

Terlihat Lota seakan menjadi malu, pipinya merona lagi dan ia menangkub satu tangannya di wajah.

"Hehehe..." tawa kecil Luna menyapa seraya mengecup lembut di punggung tangan milik Lota bersama tangan kirinya membelai di kening Lota yang juga berhias peluh terlihat.

LUNA & LOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang