14. Love Attack

375 106 57
                                    

Baiklah tetep aku yang kalah lagi, ceritanya dilanjut lagi.

Jangan lupakan votenya, because it's very valuable to me.

Sorry jika ada typo, revisi berjalan.

***

Bersama perasaan yang terasa syahdu, bibir bergincu tipis itu memulas lembut di atas paras si wanita Amerika, Lota Melia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersama perasaan yang terasa syahdu, bibir bergincu tipis itu memulas lembut di atas paras si wanita Amerika, Lota Melia.

Meresapi ciuman demi ciuman yang ia curahkan untuk Lota di bawah dekapan tubuhnya, pandangan Luna mengatup dengan nyaman, dalam sukma hatinya menyadari... ia amat terpikat terhadap si wanita Amerika rupanya.

"Sayang... " bisik nafas jatuh cinta sang polisi di telinga Lota, seraya remasan gairah seluruh jemarinya berada di dalam kain baju tepat di atas kedua buah dada indah milik Lota, keintiman pun semakin di dalami oleh Luna untuk Lota. "You're mine, Lota." curah bisiknya lagi.

Sementara bagi perasaan seorang Lota adalah jauh berbeda dengan Luna, bola mata tak berkedip itu makin terlihat berkaca-kaca saja, jemari kedua tangannya terlihat meregang, urat lehernya seakan menegang tatkala tengah dijamahi oleh ciuman Luna, nafas di rongga dadanya naik menahan perasaan emosi dalam diri... yang akhirnya setelah itu, dengan cukup kencangnya, ruang kedua bahu Luna ia tekan dan ia dorong hingga Luna pun hampir terguling ke arah samping.

"What are you doing?!" heran Lota bahkan melotot kepada Luna. "Kamu mau perkosa aku ya, hah?? Kurang ajar!" seraya bangun dan hendak memukul Luna namun ditahan oleh Luna.

"Hey Lota?" ekspresi Luna tentu heran pula perhatikan wajah Lota.

"How dare you do this to me?!" sambil membenahi baju di tubuhnya dengan kasar. "Kamu mau merkosa aku Luna, iya kan?" paras upset itu terlihat jelas di wajahnya

"Lha, kok merkosa si bilangnya? Ini bukan perkosaan Sayang, kamunya juga suka kan? Bukan pemerkosaan kalau dua-duanya suka." sambil agak bengong menggaruk kepala, Luna Jenna jadi bingung rasanya.

"Nggak! Siapa yang suka? Kamu mau perkosa aku titik! Aku bakal laporin kamu ke polisi biar kamu di tangkep!" nyata, roman marah Lota bukanlah main-main, bahkan wajahnya merah dan kornea coklatnya meluapkan cairan air di mata.

"Laporin polisi? Ya laporin aja ke aku kan aku polisi." celetuk si Luna malah mencoba bercanda. "Aku sayang ama kamu Lota, kamu juga kan sayang ama aku." hendak meraih Lota tapi di gibas keras oleh Lota.

"Diam! Jangan bergerak!" cepat turun dari ranjang dan melangkah menuju satu meja tempat keberadaan pistol milik Luna, ia pun mengambilnya nan menodongkannya kepada Luna. "Aku nggak bercanda Luna! Angkat tangan!"

Kernyitan alis tertoreh dari Luna kini. "Jangan main-main Sayang, itu ada pelurunya, kalau meletus beneran di badan aku, bisa mati loh aku ini."

"Udah ku bilang aku gak becanda Luna! Mana borgol kamu? Give me your handcuffs! Cepat!" wajah blasteran itu benar-benar meluap marah bersama si pistol yang masih tertodong kepada Luna.

LUNA & LOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang