Flashbung
"Nak Acelia ku sayangg" Panggil seorang ibunda dari Ashel kepada Ashel sendiri.
"Kenapa Mi?" Tanya Ashel sambil berjalan menemui Maminya.
"Papi mau ngomong sama kamu Nak" Ucap Maminya.
"Ngomong apa? Papi dimana?"
"Lewat telepon saja"
"Ohh.. oke deh Mi" Disaat itu,Ashel sempat bingung dengan Papinya yang mencari keberadaan dirinya. Karena sangat jarang bagi Ashel untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang oleh sang Papi.
"Ini Pi,Ashelnyaa" Ucap Mami Ashel dan memberi handphone miliknya kepada Ashel.
"Ohh iyaa, Acell"
"Iya pi,kenapa?"
"Kamu gausah kuliah ya? Langsung nikah aja sama anak temen papi"
"Hah!? Apa apaan pi? Papi udah janjiin segala hal ke Ashel,termasuk kuliah dan termasuk perjodohan! Ashel kan bilang ga mau di jodohin papi!?"
"Papi tau nak.. ini agar bisnis kita bisa lebih berkembang"
"Demi itu Pi? Papi relain anak sendiri demi bisnis Papi itu?"
"Maafin Papi nak.. Papi gaada cara lain lagi buat kembangin usaha di perusahaan Papi. Cuma itu satu satunya cara biar temen Papi bisa bantu sayang"
"Gamau Pi,Ashel gamau"
"Yaudah,kamu kuliah aja. Tapi setelah itu langsung nikah ya nak?"
"Ashel mending ga kuliah daripada ikut campur sama bisnis Papi yang gajelas itu!"
Tit!
Ashel menutup telepon dengan kekesalan yang menggebu gebu karena tingkah Papinya yang terlewat batas baginya.
"Maaf Nak.. Mami gabisa berbuat apa apa. Kamu tau kan Papi kamu itu gimana orangnya?" Ucap Mami Ashel yang juga kecewa dengan perilaku sang suami.
"Mami juga ga rela Nak serahin kamu ke orang demi keuntungan perusahaan. Kamu itu anak Mami,Mami yang mengandung kamu selama 9 bulan,gimana Mami ga sedih sayang? Tapi keputusan Papi kamu susah dibantah Nak,Mami pun sudah cape buat ngebujuk Papimu. Maafin Mami ya Cell"
Mami Ashel pun memeluk anak bontot nya dengan tangisan. Mereka menangis bersama sambil berpelukan.
"Tapi Mi.. hiks,Ashel gamau. Ashel lebih baik jadi miskin,yang jelas Ashel bisa dapat kasih sayang kalian. Kalian terlalu mikirin perusahaan,bahkan anak yang di korbankan demi perusahaan itu. Emang untungnya apa sih Mi? Harta kan ga di bawa mati" Jelas Ashel dengan tangisan yang lebih kencang dari sebelumnya.
"Maafin Mami Cell.. Mami gabisa berbuat apa apa untuk Ashel"
"Ini bukan salah Mami,maafin Ashel Mi. Ashel menolak perjodohannya"
"Gapapa Nak,nanti biar Mami yang bicara lagi ya?"
Ashel mengangguk.
"Makasih ya Mi"
"Jangan nangis lagi ya Acell"
Kemudian Mami Ashel melepaskan pelukan dan mengusap pipi anaknya yang sudah banjir dengan air mata.
Ngueng~
"Ohh gitu.." Ucap Adel.
"Gila kan?" Tanya Ashel.
"Emang sih.. kan juga kita belum tau anak temen Papi lo itu siapa dan bagaimana orangnya. Lagian Ka Ashel cakep banget sih,jadi incaran orang orang deh" Gurau Adel.
"Bisa aja lo,yuk balik. Gue di cariin Ka Marsha nanti"
"Ayo"
Dan mereka pun berdiri lalu berjalan ke tempat dimana motor Adel berada dengan kedua tangan yang posisinya sama seperti sebelumnya.
"Duh,mata gue bengkak nih. Ntar di tanyain Ka Marsha harus jawab apaa" Gumam Ashel saat dirinya bercermin di spion motor.
"Gapapa lah Ka,tanya aja soal ini. Kali aja Ka Marsha bisa bantu" Ucap Adel.
"Kayanya kalo Ka Marsha tau bakalan ngamuk"
"Pastinya"