Brak!
Marsha membanting kursi.
"Maksud kamu apa Marsha!?" Teriak seorang ayahanda dengan sangat kencang,dia terlihat sangat marah atas tindakan Marsha yang menyuruhnya untuk membatalkan perjodohan.
"Kamu sudah cukup buat Papi kecewa sama kamu ya!,Ashel itu ga kaya kamu!" Sambungnya.
"Marsha tau Pi! Dan Ashel juga bakal ngelakuin hal yang sama kaya Marsha,aku ga bakal biarin Ashel kemakan sama janji palsu dan berujung Ashel yang jadi korban!" Balas Marsha.
"Korban apa maksud kamu!?"
"PAPI MIKIR PI! MIKIR SAMA PERASAAN ASHEL! CUKUP MARSHA YANG NGEBANTAH PAPI KAN? PAPI GAMAU ASHEL KAYA MARSHA JUGA KAN?! JADI TOLONG PI,BIARIN ASHEL MEMILIH! ASHEL UDAH GEDE,DIA BISA MEMILIH MANA YANG BAIK BAGI DIRINYA SENDIRI PAPI!"
"MARSHA!" Bentak Papi Marsha dengan menunjuk nya.
"Kenapa pi? Mau marah? Silahkan! Mau buang Marsha juga gapapa,tapi Ashel ikut sama Marsha. Kita juga masih bisa hidup tanpa Papi!"
Marsha pun menendang pintu ruangan milik Papinya dan segera meninggalkan perusahaan itu.
Tentu dengan tangisannya yang telah mengalir deras.
Siapa yang tidak sakit mendengar ucapan tidak bersyukur dari sang Papi?
"Gue gaboleh biarin Ashel tertekan. Cukup gue aja" Lirih Marsha.
~Dan..
4 tahun telah berlalu..
Kini Ashel telah menamatkan kuliahnya dan juga telah mendapat gelar dengan nilai yang sempurna.
Ashel terus berjuang dalam 4 tahun ini agar ia dapat meraih tujuannya.
"Ka Ashell!" Panggil seorang gadis yang bernama Adel.
Ashel pun menoleh.
"Selamat atas kelulusannya!" Seru Adel lalu memberi Ashel sebucket bunga yang besar.
"Wahh cantik banget bunganya,makasih yaa Adell!"
Ashel terlihat sangat gembira karena mendapatkan hadiah dari orang orang terdekatnya,termasuk Adel.
"Selamat ya pecel lele" Ucap Marsha kemudian.
"Kakak!"
"Selamat brooo" Seru Christy bersamaan dengan Zee.
"Lo juga selamat brooo" Balas Ashel.
"Lo juga brooo""Selamat yaa Acell" Kini giliran Chika yang memberinya ucapan atas kelulusannya.
"Ku kira Ka Chika ga datengg huhu"
Ashel pun reflek memeluk Chika karena merasa senang saat melihat kakak sepupunya yang datang ke acara pelulusan nya. Sebab Ashel mengira Chika tidak akan datang karena ia sibuk dengan pekerjaannya."Ya dateng lah!"
"Ka Ara mana?" Tanya Ashel yang tidak melihat batang hidung si manusia yang penuh drama.
"Helow saya disini~ selamat selamat selamat kepada Adzana Shalihahtul korimah" Gurau Ara.
"Nama gue gada tul korimah nya ya ka"
"Eh ayo deh kita fotoo!" Ajak Zee.
Dan yang lainnya pun mengiyakan.
Ckrek!
"Ganti gaya!" Suruh Zee.
Ckrek!
"Gaya bebas!" Kali ini Ashel.
Ckrek!
"METAL BROOO"
Ckrek!
---
Sungguh Ashel sangat bahagia di hari itu. Karena,sejak dulu ia selalu beranggapan bahwa dirinya selalu sendirian,dan tidak punya siapa siapa. Kini kehidupan Ashel berubah menjadi cerah,kehidupannya di penuhi canda tawa gurauan yang di sebabkan oleh diri dan teman temannya.Ia juga sangat berterimakasih pada Adel yang selalu memberinya ketenangan,dan selalu membantu mengatasi permasalahannya.
~ dirumah Ashel..
"Lo serius Cell?" Tanya Marsha begitu melihat adiknya yang sedang mengemaskan barang.
"Iya kak,ka Marsha juga pindah ya dari sini? Takutnya ka Marsha kenapa kenapa" Ucap Ashel.
"Gausah peduliin gue Cell,yang utama itu lo"
"Tapi bagi Ashel sendiri pun Ka Marsha lebih utama daripada Ashel" Balas Ashel.
"Gue emang rencana minggat dari sini Shel,tapi bareng sama lo. Kenapa lo mau kerja sendirian di luar negeri? Kan kita ga tau bahayanya Shell" Jelas Marsha.
Marsha tak melarang,hanya rasa khawatirnya lebih besar.
"Ashel bisa jaga diri kak"
"Yaudah.. kalo emang itu pilihan lo,gue gamau jadi kaya Papi. Yang berhak memutuskan itu, ya lo sendiri" Ucap Marsha dengan pasrah.
"Maaf kak"
"Kok maaf sih? Udah, yang penting lo disana jaga kesehatan,jangan terlalu cape. Gausah nyari pekerjaan yang berat banget,yang penting itu sesuai sama passion lo"
"Iya pasti dong,kan gue ga kaya lo yang kerjanya makan mie tiap hari" Gurau Ashel.
"Mau berantem dulu kah Shel?"
"Last fight"
"Oke,maju lo sini"
Ashel tak menjawab,ia hanya menjulurkan lidahnya dan berkata "kejar gue kalo bisa"
Maka,Marsha pun mengejar sang adik.
Mereka bermain sampai salah satunya tumbang karena kelelahan.