14

389 43 0
                                    

Keesokan harinya..

Tringg!

"Kenapa Ka Ashel?"

"..."

"Ohh iyaa,tunggu sebentar"

"..."

"Okeoke,gue kesana sekarang"

Tit!

"Ka Ashel mau bahas soal apa ya.."

Bruuuuum~

Adel menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Karena ia sangat penasaran tentang hal yang akan di bahas oleh Ashel.
-
Adel pun tiba di lokasi tujuan. Kemudian Adel menghampiri Ashel yang tengah berdiri di tepi laut.

"Ka Ashel!" Sorak Adel.

Ashel pun berbalik dan melambaikan tangannya.

"Kenapa ka?" Ucap Adel, menanyakan alasan Ashel memanggilnya ke tepi laut.

"Liat itu deh" Ujar Ashel seraya menunjuk sebuah bangku.

"Itu kenapa?" Tanya Adel lagi.

"Itu tempat yang dimana lo bawa gue buat tenangin diri. Dan gue melampiaskan semuanya sama lo" Jelas Ashel.

"Iya kak,disitu gue sebenarnya gamau ikut campur karena gue takut lo bakal marah atau ga suka. Tapi,gue lebih gamau kalo lo tertekan karena mendam semuanya sendirian" Balas Adel.

"Terimakasih ya Adel.. berkat lo,gue jadi terbebas dari tekanan itu. Gue udah ga beranggapan bahwa gue sendirian"

"Lo itu milik kita kita istilahnya" Kita yang dimaksud Adel ialah teman temannya.
"Milik gue sih" Gurau Adel.

"Iye dah"

"Iya? Jadi milik gue nih? Beneran?" Tanya Adel memastikan.

"Anjir,itu lo lagi bercanda kan?"

"Ngga lah kak,buat apa juga"

"Hah?"

"Ya sejujurnya gue emang suka sama lo kak,bukan dalam arti pertemanan atau keluarga" Jelas Adel.

Ashel terdiam. Ia tak tahu bagaimana cara membalas apa yang Adel katakan.

"Tapi,gue gamau kehilangan kepercayaan dari lo kak,makanya gue ga pernah bilang. Gue suka sama lo karena kagum. Lo itu cantik,baik,lucu,giat,pinter. Dan gue cuma mau berdiri di belakang lo sebagai asisten,yang selalu ngebantu bos nya, apapun yang terjadi. Gue ga berharap lebih kak" Jelas Adel.

"I-iya Del,makasih ya"

"Itu doang yang mau di bicarain kak?" Tanya Adel.

"E-eh? Ngga sih.. gue sebenarnya mau keluar negeri Del. Ya.. kerja disana" Ucap Ashel.

"Ohh gitu ya kak? Yaudah semangat ya! Kalo butuh gue call aja nanti. Intinya mah sering seringin pulang,gada lo itu sunyi kak" Balas Adel.

"Pasti dong"

"Tapi raut wajah lo ga meyakinkan. Siapa yang nyuruh lo keluar negeri kak?" Tanya Adel.

"N-ngga ada tuh Del. Ini atas kemauan gue"

"Bener?"

Ashel tak menjawab melainkan ia meneteskan air matanya.

"Loh? Kenapa kak? Kenapa nangis?"

"Gapapa Del,gue pikir.. kalo tanpa kalian itu juga sunyi banget. Gue berharap masih bisa kumpul bareng kalian"

"Kalo ka Ashel balik,kita main lah"

Tiba tiba,Ashel memeluk Adel seerat mungkin. Ia menangis sejadi jadinya di pelukan orang yang selalu membantu dirinya.

Ashel hanya memikirkan bagaimana dirinya disana tanpa Adel,Kakak,dan teman temannya.

Beberapa menit telah berlalu..

Dan Ashel juga telah melepas pelukannya dan berhenti menangis.

"Ayo Del,balik" Ucap Ashel dengan suara nya yang masih serak akibat menangis.

"Gue antar ya?" Tawar Adel.

"Gapapa Del,gue kan bawa mobil" 

"Yaudah gue anter lo pake mobil,oke?"

"Tap-"

Adel menempatkan jari telunjuk pada bibir Ashel dan berkata..
"Sut sut sut sut,diem. Gue anter" Ucapnya seraya menarik lengan Ashel dengan pelan.
-

Di perjalanan..

"Del,anter gue ke kompleks Royals ya" Ucap Ashel.

Adel pun heran dan bertanya.
"Mau ngapain disono? Rumah lo kan jauh banget dari situ" Balas Adel.

"Anter ya?"

"Ngapain dulu? Ketemu temen buat pamitan?"

Ashel hanya mengangguk dengan ragu.

"Yaudah ayo"

I LOVE YOU SO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang