12

366 39 0
                                    

"Astaga Del!? Lo apain ade gue!?"  Marsha panik karena melihat mata Ashel yang sembab,ia sangat tahu bahwa adiknya pasti telah menangis.

"Bukan Adel,tapi Papi" Ucap Ashel.

"Hah? Kenapa Shel?"

Ashel pun menjelaskan tentang kejadian yang tadi dan juga Flashback beberapa tahun yang lalu kepada Marsha.

Alhasil Marsha yang baru mengetahuinya jadi tidak menyangka pada orang tuanya sendiri yang tega memberikan Ashel tekanan yang begitu berat.

"Besok biar gue yang ngomong sama Papi" Ucap Marsha.

"Jangan ka,gue takut. Kalo gue ngebantah perjodohan itu lagi,perusahaan Papi bener bener bangkrut" Jelas Ashel.

"Ya terus kenapa bego? Mana sudi gue liat lo di gituin sama Papi sendiri! Gue masih bisa menghidupi lo sama Mami biarpun perusahaan Papi bangkrut"

"Acell tau kak tapi-"

"Wut? ACELL!??" Seru Adel begitu mengetahui nama panggilan Ashel dirumahnya.

"Kenapa Del? Nama panggilan Ashel disini ya Acel,atau ga peCel lele" Gurau Marsha.

"Gue tabok lo"

"Ohh gituu,yaudah maaf kak,lanjut aja.." Ucap Adel yang merasa bersalah karena telah memotong percakapan antara kakak beradik itu.

"Ya gue tau kalo lo bisa menghidupi gue,bahkan gue sendiri bisa. Tapi-"

"Tapi apa? Lo masih khawatir soal perusahaan Papi? Udah deh Cel,gada guna mikirin itu. Papi jarang pulang karena kerja terus mikirin perusahaan bagaimana dan-"

"Tapi itu juga demi Mami sama kita kan kak?" Ucap Ashel.

Marsha pun memegangi kedua pundak Ashel dan berkata..
"Kalo emang dia sayang anak,dia gabakal mau jodohin lo sama anak temennya itu demi perusahaannya Cell. Pasti Papi lebih milih kesenangan dan kemauan lo nya walaupun perusahaan Papi bangkrut. Udah ya? Gausah mau sama perjodohan kuno itu"

Ashel hanya bisa mengangguk pasrah. Karena tentunya Ashel tak dapat berhenti memikirkan tentang perjodohan tersebut.

"Udah gue bilang kan kak? Banyak yang dukung Ka Ashel,jadi tenang aja" Ucap Adel.

"Manaada banyak. Kan baru kalian berdua"

"Kalo yang lainnya dikasih tau pasti bakalan beranggapan yang sama kak!"

"Iya Dell. Yang lain gausah di kasih tau dulu ya? Biar kalian aja" Ucap Ashel.

Namun..

"Tapi ya.. gimana ya ka.. kita denger nih"
Ucap Ara yang sedang menuruni tangga bersama Chika di belakangnya.

"KA ARA!?"

"Ngapa"

"LO NGAPAIN!?" Seru Adel yang melihat kakaknya berdua bersama Chika.

"LAH!?? LO YANG NGAPAIN"

"ELO KAK!'

"LO!"

"LO POKOKNYA!"

"L-sahsiajska"

Karena kericuhan telah terjadi maka Chika memilih untuk membekap mulut Ara agar Ara tidak berteriak. Begitu pun dengan apa yang Ashel lakukan pada Adel.

"Udah pada gede tapi masih berantem terus,kalian masih anak kecil emangnya?" Ujar Chika sembari berjalan ke arah ruang tamu dimana Marsha,Adel,Ashel berada bersama Ara.

"Yeu kasihan di omelinn" Ledek Adel.

"Ka Chika bilangnya 'kalian' jadi elo juga" Ucap Ashel seraya menjewer telinga Adel.

"Duh duh aduh! Iya maaf!!"

Ashel pun melepas jewerannya.

"Minta maaf sama Ka Ara" Ucap Ashel.

"Ogah" Tolak Adel dengan memberi Bombastic side eye pada Ara.

"Dih,siapa juga yang mau"

"MAAF MAAF AN GA!?" Ucap Chika dengan melantangkan suaranya.

"I-iya kak maafin Adel yaa"
"I-iya maafin Ka Ara juga"

"Hadeh" Lirih Marsha.

"Oke,kembali ke to the point. Tadi gue niatnta mau turun, karena ngeliat Ashel yang baru balik. Gue ngira dia udah di culik orang tapi ternyata bener dia di culik Adel. Dan disitu gue ga sengaja denger percakapan kalian,jadi gue tunggu sampai kelar baru deh gue memunculkan diri" Jelas Chika panjang kali lebar.

"Ya gitu deh kak" Ucap Ashel.

"Jangan mau diterima ya Shel? Laki laki itu bukan kemauan kamu,kalian ga saling mengenal. Dan kalo kamu ngikut kemauan Om,seterusnya bakal gitu terus tuh. Yang punya masalah dia yang bayar kamu"

"Iya Kak,emang Ashel gamau. Tapi cape juga kalo dipaksa terus,aku juga gabisa liat orang tua yang stres. Kalo aku setujuin pasti semuanya lancar jaya kan?" Tanya Ashel.

"Semua lancar jaya bagi Papi sama temen Papi Cel,tapi di kamu ngga. Sesekali mentingin diri sendiri,jangan mau ikut apa kata orang tua yang ga bener bagi lo" Jelas Marsha.

"Bener tuh Shel" Ucap Ara.

"Bener bener bae lo,mang paham?"

"Pahamlah,secara gue ini manusia yang paling cerdas sedunia"

"Iyain aja Del" Ucap Chika.

"Chikaa!!?!!?!?"

I LOVE YOU SO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang