" Kau akan merahasiakannya sampai kapan?" Tanya Mark lagi dan Haechan terdiam, air matanya kembali mengalir.
Mark masih diam menunggu Haechan bicara, dari tangisannya Mark tau bahwa pria ini benar benar berada di titik terendahnya dan tidak tau harus melakukan apa.
" Selamanya kalau bisa, kau tau siapa aku kan, apalagi jika aku menyeret pria bajingan itu, karir ayah ku menjadi bayarannya" Ucap Haechan berusaha menahan isak tangisannya.
Mark menghela nafasnya panjang, beberapa kali mengepalkan tangannya. Ia tau ini bukanlah tanggung jawabnya, terlebih lagi, pria itu sudah menghancurkan karir akademisnya, Mark masih dendam akan hal itu. Tapi janin yang ada di dalam perut Haechan, Mark tidak tega.
" Aku yang akan bertanggung jawab." Ucap Mark pelan setelah beberapa kali menghela nafasnya panjang.
Haechan mengadahkan kepalanya, menatap Mark tidak percaya, Mark masih menatap Haechan dengan serius, ucapannya pun tidak main main.
" Ini bukan soal siapa yang akan bertanggung jawab akan bayi ini Mark..." Ucap Haechan terkekeh pelan sambil mengusap air matanya.
" Ini soal aku yang hamil dan bayi ini, mencoreng nama Ayahku, terlebih lagi tahun ini tahun pemilu, kau tau betapa gilanya bangku DPR sana, jadi kalaupun kau bersujud dan mengaku pada ayahku, tidak akan ada yang berubah, Ia pasti akan membunuh salah satu dari kami, anak ini, aku, atau keduanya" Ucap Haechan menjelaskan sambil tertunduk memeluk kakinya.
" Iya memang ayahku, tapi jika itu menyangkut pekerjaannya, ia bisa menjadikanku orang asing, bahkan tidak akan takut membunuh ku jika kehadiran ku merugikannya" tambah Haechan.
" Apapun yang terjadi.... Jangan bunuh anak itu" Ucap Mark sambil mengepalkan tangannya kuat.
Haechan sedikit tertegun. Mark menundukkan kepalanya, tapi masih tampak jelas oleh Haechan rahang serta urat leher Mark yang menegang. Haechan tidak tau, kenapa Mark bisa semarah itu, mereka hanya orang asing, bahkan Haechan sudah merugikannya, tapi kalimat Mark, suara tulus dan serius itu, sepertinya Mark memang tidak ingin anak itu digugurkan.
" Aku hargai kau yang peduli padaku, atau mungkin anak ini yang tidak ada hubungan darahnya denganmu, aku juga tidak mengerti kenapa kau begitu keras tidak ingin membunuh anak ini, bukankah kau hanya dalam masalah jika ikut campur?" Tanya Haechan.
" Anak itu tidak salah.... Anak itu berhak hidup.... Anak itu....." Mark tidak melanjutkan kalimatnya, menghela nafasnya kasar dan Haechan bisa melihat Mark yang menitikkan air matanya, memalingkan pandangannya sambil menengadahkan kepalanya.
Melihat itu Haechan benar benar bingung, kenapa Mark menangis, padahal Mark bukanlah ayah dari anak ini. Melihat Mark yang begitu mengkhawatirkan bayi di dalam perutnya itu, membuat Haechan kembali menangis, mengingat bagaimana ayah kandung dari anak itu yang bahkan tidak menerima dan tidak peduli dengan anaknya. Haechan kembali teringat dengan ucapan Mark, akan dirinya yang juga hampir dibunuh, dan Haechan mengerti, sepertinya dulu, Ibu Mark, tidak menginginkan dirinya untuk hadir di dunia ini.
" Hiks... lalu apa yang harus ku lakukan.... Aku tidak tau... sungguh aku berterima kasih karena kau peduli, padahal aku sudah merugikan mu, tapi sungguh keterlibatan mu tidak akan mengubah apa apa" Haechan kembali menundukkan kepalanya.
Mark beberapa kali menghembuskan nafasnya, dadanya begitu sesak, memanggil memori lama akan trauma masa kecil yang ia alami. Tangan Mark begetar hebat, tapi sebisa mungkin ia kendalikan dirinya. Haechan sudah sangat hancur dan berantakan sekarang, tentu Mark tidak ingin membuat Haechan semakin panik jika ia juga ikut panik.
" Kau sadar diri juga, merasa bersalah karena sudah menghancurkan kuliahku..." Ucap Mark membuka suara, sedangkan Haechan memilih diam mendengarkan, ia benar benar bersalah. Jika ia bisa membaca masa depan bahwa Mark yang akan menemaninya di titik terendahnya ini, ia tidak akan mencari masalah dengan Mark hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious || Markhyuck
FanfictionSebuah pengalaman tidak terduga membuat Haechan sadar dan mengerti, apa itu cinta, kesetiaan, pengorbanan, kasih sayang dan ketulusan. Namun dalam hidup, Haechan tetap harus memilih, untuk terus berjalan dengan logikanya, atau hatinya. ⚠️BXB ⚠️Mpr...