" Aku pergi!" Seru Mark dari pintu sambil memakai sepatunya.
" Tunggu!" Haechan sedikit berteriak dari kamar mandi, berlari kecil menghampiri suaminya itu.
" Pelan pelan.... Aku pasti menunggumu...." Ucap Mark terkekeh pelan sambil geleng kepala
" Hehe... hati hati... nanti kau pulang tengah malam lagi?" Tanya Haechan sambil memeluk Mark dan dibalas anggukan pelan oleh Mark.
" Eung.. kau ingin aku pulang lebih cepat?"
" Bisa tidak?"
" Bisa, tapi aku harus kembali bekerja lagi setelah kau tidur...."
Haechan mendecak kesal, melepaskan pelukannya dan menatap suaminya itu kesal.
" Itu namanya tidak bisa! Ya sudah pulang saja jika pekerjaanmu sudah selesai!"
Mark hanya terkekeh pelan dan mengelus pelan kepala Haechan.
" Jangan tunggu aku hmmm? tidur saja di kamar...." Ucap Mark lagi sambil mengelus pelan kepala Haechan.
Beberapa hari ini, Haechan selalu menunggu Mark pulang hingga tertidur, terkadang Haechan tertidur di sofa bahkan meja makan. Mark pun sedikit kewalahan saat memindahkannya, karena Mark tidak tega membangunkan Haechan dan Mark juga harus hati hati saat memindahkan tubuh pria itu. Tapi begitulah Haechan, bahkan semenjak hari pertama Mark menemukannya tertidur di sofa dan esok harinya Mark meminta Haechan untuk tidak melakukannya karena tidak baik untuk tubuhnya tidur dengan posisi seperti itu, tapi nyatanya Haechan masih menunggunya.
" Tapi aku ingin hehe...." Ucap Haechan sambil tersenyum lebar kembali memeluk Mark, menyandarkan kepalanya nyaman pada dada bidang pria itu.Mark pun membalas pelukan Haechan, memeluknya sedikit erat sambil sesekali mengelus kepala Haechan.
Semenjak piknik singkat mereka malam itu, setiap Mark akan pergi keluar rumah, bahkan walaupun hanya sebentar, Haechan akan memeluknya cukup lama, tidak ada hal yang spesial, hanya memeluk Mark, melepaskan rindu dan rasa takut Haechan. Mark pun hanya bisa mengikuti kemauan istrinya itu, walaupun terkadang Mark harus diam berdiri di depan pintu hampir lima menit lamanya, hanya menunggu Haechan yang puas memeluknya.
" Sudah?" Tanya Mark setelah Haechan melepas pelukannya dari Mark.
" Eung... tapi bolehkan aku meminta sesuatu yang lain?" Tanya Haechan dan Mark hanya mengangkat alisnya pelan.
" Bisakah kau mengecup kepalaku, aku lihat di drama drama banyak yang melakukannya"
Ucap Haechan malu malu.Mark tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, sedikit memajukan tubuhnya, mengecup pelan kepala Haechan. Haechan yang berfikir Mark hanya akan mengecup singkat kepalanya sedikit terkejut karena Mark yang membiarkan bibirnya beberapa detik di kening Haechan. Mark menghela nafasnya panjang, ia juga bingung kenapa ada perasaan tidak rela pergi meninggalkan Haechan, karena itu Mark mengecup cukup lama kening pria itu, menyampaikan kekhawatiran dalam dirinya.
" Cukup?" Tanya Mark setelah menarik wajahnya, menatap Haechan sambil tersenyum tipis dan Haechan menganggukkan kepalanya.
" Bye... hati hati... semangat belajar dan bekerjanya" Haechan melambaikan tangannya.
" Eung... bye... kau juga hati hati... Hwan Byeol-ah.... Ayah pergi dulu....ya..." Ucap Mark sambil tersenyum tipis, mengelus pelan perut Haechan setelah itu keluar dari rumah.
Haechan terdiam, ini kali pertamanya Mark menyebut dirinya sebagai "Ayah". Entah itu sengaja atau tidak, Haechan tidak terlalu memikirkannya, yang pasti saat ini, ia benar benar bahagia karena telah berhasil mengetuk pintu hati pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious || Markhyuck
FanfictionSebuah pengalaman tidak terduga membuat Haechan sadar dan mengerti, apa itu cinta, kesetiaan, pengorbanan, kasih sayang dan ketulusan. Namun dalam hidup, Haechan tetap harus memilih, untuk terus berjalan dengan logikanya, atau hatinya. ⚠️BXB ⚠️Mpr...