15

963 117 14
                                    

Haechan menundukkan kepalanya, tertunduk lemah sambil bersimpuh di depan kaki ayahnya, Setengah mati menahan air matanya.

" Setelah beraninya kau membohongi Saya! Karena kau istri Saya terbaring di rumah sakit! Menurut kau masih pantas kau untuk hidup hah?!" Ucap Johnny membentak

Karena kejadian kemarin, Johnny benar benar marah dan ia memang berniat untuk membunuh anaknya itu, Johnny benar benar malu dan tidak ingin menganggap anak itu sebagai bagian dari keluarganya. Tapi istrinya itu menenangkannya, mengatakan bagaimana pun Haechan adalah putra mereka, terlebih lagi Ten juga seorang pria carrier, mereka pun bertengkar hebat. Ten ingin membawa kembali anaknya pulang, merawat Haechan dan membesarkan calon cucu mereka, sedangkan Johnny ingin melenyapkan baik Haechan maupun anak itu. Johnny sangat keras dengan hal yang akan merusak nama baiknya, karena itu selagi Johnny bisa melenyapkan dan menyelesaikannya sendiri, Johnny akan melakukannya. Dan karena pertengkaran itu, membuat Ten shock dan ketakutan, sehingga kini ia terbaring di rumah sakit dan terkena stroke.

" Aku minta maaf ayah..... Ampuni aku ayah.... Aku minta maaf ayah...."

Tangis Haechan sambil bersujud, berusaha menahan isak tangisnya. Haechan benar benar khawatir dengan papinya, bagaimana pun ia sangat menyayangi ayah dan papinya, mendengar papinya yang stroke dan jatuh sakit karena dirinya, ia benar benar bersalah.

" Gugurkan!" Ucap Johnny, membuat Haechan menegakkan kepalanya menatap ayahnya memohon.

" Beruntung Saya biarkan kau hidup karena papimu! Bunuh anak itu sebelum saya bertindak lebih jauh!" Bentak Johnny lagi

" Maafkan aku ayah... aku benar benar minta maaf.... Ta-tapi anak ini tidak bersalah ayah...."

" Kalau begitu ku bunuh ayah anak itu, Mark Lee itu orangnya kan?" Ucap Johhny lagi dan Haechan menatap ayahnya takut menggelengkan kepalanya.

" Kau pikir Saya tidak tau? Mencari tau dimana kau tinggal, dengan siapa kau tinggal, tidak perlu satu menit saya mencari tau, berani-beraninya kau berurusan dengan orang rendah seperti itu! Mencoreng garis keturunan saya!" Bentak Johnny

" Bunuh anak itu, atau Ayah itu mati, pilih" Ucap Johnny, Haechan kembali bersujud pada ayahnya, mencium kaki ayahnya

" Ku mohon ayah... ampuni aku... ayah ampuni aku..."

Johnny dengan kesal menendang Haechan, menjauhkan Haechan dari kakinya. Jika sudah marah, Johnny tidak benar benar kehilangan hati nuraninya, tidak peduli siapa orangnya, bahkan darah dagingnya sendiri.

" Saya beri kau waktu satu minggu, Bunuh Anak itu, atau Saya membunuh Ayah anak itu. Jika kau menolak, maka saya tidak peduli, bahkan jika papimu itu gila, karena melihat jasad mu" Tutup Johnny final, keluar dari kamarnya, meninggalkan Haechan yang menangis terisak.

.

.

.

.

Haechan duduk di depan pintu, memeluk lututnya, menunggu suaminya itu pulang. Sudah sejak satu jam yang lalu Haechan duduk di depan pintu unitnya, mengabaikan angin malam dan tetangga yang menanyakan kenapa ia duduk di luar seperti itu.

" Hey ada apa?" Ucap Mark dengan nafas putus putus, beberapa saat yang lalu, Haechan menelpon Mark, meminta pria itu untuk pulang dengan cepat. Mark sempat mengatakan ia tidak bisa pulang lebih awal karena ia harus mengerjakan tugas kelompok, namun menyadari suara Haechan yang bergetar, Mark pun menyegerakan urusannya dan bergegas pulang.

Haechan menatap Mark sendu, nafas pria itu putus putus, keringatnya pun membasahi keningnya, wajahnya memerah karena berlari. Haechan menarik Mark kedalam pelukannya, merebahkan kepalanya nyaman dalam dekapan Mark.

My Precious || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang