10

908 110 11
                                    

Haechan menenggelamkan wajahnya pada bantal, tidur merapatkan tubuhnya serapat mungkin pada tepi tempat tidur, wajahnya memerah sempurna ia benar benar malu. Sedangkan Mark tidur membelakangi Haechan, mengambil sisi sebelah kiri.

" Mesum!" Ucap Haechan kesal tanpa membalikkan badannya.

" Ka-kau yang tidak memberikan informasi yang jelas!" Balas Mark kesal, jujur ia juga malu saat ini.

" Memangnya apa yang salah dengan pernyataanku? Bukankah itu sudah jelas, kita suami istri, tentulah kita tidur di tempat tidur yang sama! Mana ada suami istri yang pisah ranjang!" Kesal Haechan dan Mark hanya bisa menghela nafasnya panjang, mengalah karena sebenarnya ia yang salah menafsirkan.

Jadi yang terjadi beberapa saat yang lalu......

"Benarkah? Aku boleh berlaku layaknya seorang istri padamu?"

" Ya, kau istri ku dan aku suamimu"

" Kalau begitu ayo tidur bersama"

" HAH?!"

" Kenapa kau kaget? Ada yang salah?" Tanya Haechan lurus dan Mark menelan air ludahnya kasar memalingkan pandangannya.

" Kau yakin? Secepat itu?" Tanya Mark pelan

" Tentu" Haechan menganggukkan kepalanya.

" Ta-tapi apa tidak apa apa untuk janin mu?" Tanya Mark lagi

" Ya... tentu, lagi pula kasur mu muat untuk dua orang" Jawab Haechan ragu bingung dengan pertanyaan Mark.

" Uhm...tapi aku tidak pernah melakukannya..." Ucap Mark pelan yang masih bisa didengar oleh Haechan.

Sadar bahwa persepsi mereka berbeda, wajah Haechan langsung memerah dan melemparkan kaleng spam tepat ke kening Mark.

" YAK! DASAR MESUM! APA YANG KAU PIKIRKAN!" Bentak Haechan kesal.

" Apa salah ku?! Kau yang mengajak ku!" Ucap Mark kesal memegang kepalanya.

" Maksudku kita tidur di tempat tidur yang sama, kau tidak perlu tidur di sofa! hanya itu!"

Mark membulatkan mulutnya, kemudian memalingkan pandangannya. Sepertinya ia berpikir terlalu jauh.

Begitulah yang terjadi, sebenarnya Haechan masih malu untuk tidur berdua dengan Mark, tapi ia tidak enak karena Mark yang harus tidur di sofa yang kecil dan sempit itu, membuat tubuhnya sakit di pagi hari, karena itu Haechan mengajak mereka untuk tidur di tempat tidur yang sama.

" Tapi kenapa kau malu?" Tanya Mark dan membuat Haechan membalikkan badannya, mentap Mark kesal

" Kenapa?!" Haechan malah balik bertanya

" Bukankah kau sering melakukannya dengan paca-Auch! Kenapa kau suka melempar barang ke kepala ku!" Kesal Mark karena Haechan melemparkan bantalnya pada wajah Mark.

" Kau yang menyebalkan dasar Mark Lee Mesum!" Kesal Haechan kembali merebahkan tubuhnya, sedangkan Mark terkekeh pelan, menatap langit langit kamar.

" Haechan-ah..."

" Apa?"

Mark hanya diam, masih menatap langit langit kamarnya, Haechan pun mengalihkan pandangannya, menatap Mark yang tidak merespon.

" Kenapa?" Tanyanya lagi

" Entahlah... aku merasa ini masih mimpi, tapi ya semua sudah terjadi dan aku harus menjalaninya...." Ucap Mark.

Haechan menghela nafasnya panjang, ikut menelentangkan tubuhnya menatap langit langit kamar.

" Ya, aku juga, tapi melihat mu, mengingatkan ku pada bayi ku ini, karena itu aku tidak ingin ia berakhir sepertimu, dan membunuhnya bukanlah jalan terbaik bagiku, karena kau tau....." Haechan menggantung ucapannya masih diam menatap langit.

My Precious || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang