17

1.6K 127 31
                                    

Mark menghela nafasnya panjang sambil menatap langit, kehidupannya kini berjalan dengan baik, mereka pindah ke sebuah desa yang jauh dengan kota, beruntung Jaehyun meminjamkannya sebuah rumah peninggalan kakeknya, kemudian pendidikannya juga berjalan dengan baik karena Mark masih bisa berkuliah online dan mulai menyelesaikan tugas akhirnya, iya juga mendapat pekerjaan menjadi buruh di pabrik dan membantu perkebunan warga setempat dibantu Haechan yang bekerja di toko serba membuat keuangan mereka pun mulai membaik. Hubungannya dengan Haechan bahkan semakin dekat dan hangat, setiap malam tidurnya nyenyak, setiap pagi ia mendapatkan kecupan singkat dan senyuman lembut dari Haechan. Rumah tangga hangat yang Mark idam-idamkan selama ini terwujud.

Tapi entah kenapa ia selalu merasa gundah. Perasaannya selalu tidak tenang, Mark saat ini bahagia, bahkan pipinya terkadang terasa sedikit kebas karena terlalu lelah tersenyum melihat tingkah Haechan, namun jantungnya selalu berdebar, mungkin karena selama ini Mark yang selalu hidup penuh dengan masalah dan penderitaan, terbiasa hidup dalam ketakutan, membuatnya berhati hati dan tidak yakin, bahwa kehidupan yang tenang dan damai ini akan ia rasakan dalam waktu lama, karena Mark meyakini cepat atau lambat, ia akan kembali menderita.

" Kau memikirkan apa sayang?" Panggil Haechan lembut sambil memeluk Mark dari belakang, Mark tersentak dari lamunannya, mengecup singkat pipi Haechan dan mengelus pelan tangan Haechan yang melingkar di tubuhnya.

" Hanya banyak pikiran... kau lelah? Mau tidur?" Tanya Mark sambil tersenyum lembut.

Haechan mengerucutkan bibirnya, ia tau Mark berbohong padanya, pasalnya sedari tadi Mark hanya diam menatap langit, punggungnya nampak tidak tegap dan beberapa kali ia menghela nafasnya panjang.

" Bukankah kita sudah berjanji untuk saling terbuka?" Ucap Haechan terus terang

" Aku.... hanya takut...." Ucap Mark sambil menundukkan wajahnya sambil menghela nafasnya panjang.

" Ini akan segera berakhir...." Sambung Mark dan suaranya mulai bergetar.

Haechan tersenyum sendu, jika semua tentang Haechan Mark sudah mengetahuinya, sedangkan Haechan masih tidak tau apa trauma besar dari suaminya itu. Mark masih takut untuk membuka diri, yang Haechan tau hanya dulu ibunya sempat ingin menggugurkannya. Namun Haechan cukup mengerti akan ketakutan Mark, mengingat Mark yang begitu sulit percaya pada orang lain, Haechan tau, Mark takut mereka akan diberikan musibah lagi.

" Mark... ayahku tidak tau dimana kita.... Dan dia sepertinya juga benar benar mencampakkan ku, sehingga apapun yang terjadi pada kita, dia tidak akan peduli, dan lagi, sebentar lagi anak kita akan lahir, bukankah anak itu membawa berkah dan kebahagiaan, apa yang kau takutkan?" Hibur Haechan sambil memeluk Mark dan Mark hanya bisa menyandarkan kepalanya pada pundak Haechan, menyalurkan rasa gundah dan perasaan takut di dalam hatinya.

" Jangan tinggalkan aku...." Cicit Mark memeluk Haechan kuat

" Eung... Karena aku hanya punya dirimu...." Ucap Haechan sambil mengelus kepala Mark.

Aku mencintainya..... Aku menyayanginya.....

Kumohon...... jangan pergi lagi....

Cicit Mark dalam hati dan perlahan air matanya mengalir dengan deras.

***

Mark mendudukan dirinya nyaman pada tumpukan karung beras, saat ini pukul 10 malam dan ia masih bekerja karna mengambil shift malam.

" Mark! Ada telfon untuk mu!" Teriak teman kerjanya dan Mark menghela nafas panjang karena jujur ia benar benar lelah dan baru saja ingin mengistirahatkan tubuhnya, tapi ia harus kembali berdiri.

" Dari siapa pak?" Tanya Mark sopan saat sampai di ruangan

" Rumah sakit...." Ucap bapak itu sambil menyodorkan telfon yang masih tersambung pada Mark.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Precious || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang