21

157 26 45
                                    

Siang itu udara di Seoul terlihat begitu bersahabat, tidak panas dan juga tidak dingin, tidak kering juga tidak lembab, hanya angin yang terasa berhembus membuat dedaunan dipohon terjatuh di jalanan. 

Didalam cafe bernuansa minimalis itu terlihat Irish yang melamum menatap jalanan di luar dengan bibir yang terus-terusan menampilkan sebuah senyuman. Sejak pagi mood Irish sangat baik, ah.. jika mengatakan pagi, Irish jadi teringat kegiatan mereka semalam. Irish terkekeh kecil saat teringat hal itu kembali, entahlah Irish tak menyangka jika hal seperti itu bisa membuatnya sebahagia ini. Irish.. irish hanya tak menyangka ia dan Sean melakukan hal itu dengan sadar.

Kini Irish berada di cafe dekat apartemen Sean, wanita itu bangun kesingan dan Sean sama sekali tidak membangunkannya, pria itu malah memberi pesan di note untuk tidak perlu bekerja hari ini, jadi ya.. dari pada telat pergi ke kantor dan menjadi perbincangan karyawan lain, Irish memilih untuk tidak masuk saja sesuai dengan keinginan pria itu. Lagi pula mereka pasti mengira jika Irish sedang sakit.

Tiba-tiba ponselnya berdenting yang menandakan sebuah pesan masuk. Irish membukanya dan itu ternyata dari Sean.

Kau di apartemen kan?

Ya, wae?

Ada dokumen yang tertinggal, aku akan pulang sebentar

Dokumen apa? mau aku antarkan saja ke kantor?

Dokumen 3.0, apa ada di mejaku? tidak perlu, biar aku saja yang pulang

Irish pun langsung beranjak dan keluar dari cafe berjalan menuju ke apartemen pria itu. Ya, Irish melihat dokumen itu saat ia merapikan kamar tadi. Karena itu ia bergegas untuk kembali ke sana dan menyiapkannya agar nanti Sean tak perlu mencarinya lagi. Saat sampai di apartemen, Irish langsung menuju ke kamar dan megambil berkas yang dimaksud Sean. Ia menaruhnya di meja makan sembari menunggu pria itu datang. 

Tak lama kemudian Sean datang dan Irish langsung berdiri dari duduknya. Saat tatapan keduanya bertemu, tiba-tiba suasana canggung terjadi antara mereka karena kejadian semalam tiba-tiba berputar di otak mereka.

Irish pun mengambil dokumen yang ia teruh dimeja dan memberikannya kepada Sean, "Ini bukan dokumennya?"

Sean pun berdehem kecil karena tiba-tiba menjadi canggung bertatapan dengan Irish seperti ini. Sean menerima dokumen itu dan membolak-balikkannya dan pria itu akhirnya mengangguk saat dokumen yang ia cari ada disana semua. Sean menatap Irish dan memberikan sebuah senyuman lembut, "Gomawo"

Irish yang jantungnya mulai berdebar pun mengangguk, "Ne.."

"Kau sudah makan?"

Irsih mengangguk lagi dan bertanya balik, "Bagaimana denganmu?"

"Aku sudah. Lalu apa kau tak ada rencana hari ini?"

Irish lalu tersadar akan sesuatu, "Sean, hari ini waktunya cek kandungan"

"Argh, aku melupakan itu, maaf."

Irish pun mengerti dengan kesibukan Sean, wanita itu tersenyum menenangkan, "Gwenchana, aku akan pergi bersama eomma saja"

Sean terlihat menyesal karena tak bisa menemani Irish untuk memeriksa kandungannya. Asal kalian tahu, meskipun selama ini sikap Sean terkesan tidak peduli, tapi pria itu selalu ada disisi Irish saat melakukan cek kandungan. Dan kali ini sungguh tak bisa karena pekerjaan di kantor yang tak bisa di tinggal. 

Sean pun mengangguk dan bersyukur karean Irish mau mengerti kesibukannya hari ini. Pria itu lalu melangkah mendekat dan mengecup dahi Irish lembut. 

"Terima kasih" ujarnya dan Irish hanya mengangguk dan tersenyum begitu lebar. Irish sungguh tak bisa untuk tidak terpesona dengan Sean. Pria itu daya pikatnya sangat kuat, hingga rasanya Irish akan mennjadi orang paling beruntung di dunia jika berhasil memiliki Sean seutuhnya.

Hello Spring Day! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang