12

138 17 34
                                    

Di dalam apartemen bernuansa silver itu, terlihat Sean sedang melihat-lihat foto yang terpajang diatas meja milik Irish. Pria itu melihat satu pigura yang berisi foto Irish dan seorang wanita yang Sehun familiar dengan wajahnya namun lupa namanya.

Ia mengambil foto itu, disana terlihat dua perempuan tengah tersenyum begitu lebar dengan seragam sekolah. Tak lupa kaca mata yang bertengger di hidung keduanya. Sean ingat, itu adalah seragam sekolah mereka dulu. Pria itu lalu meletakkan kembali piguranya. Kemudian matanya tertuju pada pigura di sampingnya yang menunjukkan foto wisuda perkuliahan dimana disana ada Irish dan kedua orangtuanya. Sean tersenyum kecil melihat dua pigura yang sama-sama menampilkan wajah rupawan Irish yang tak berubah sama sekali. Entah kenapa Sean malah terpikirkan seberapa banyak teman pria dari wanita itu yang menyukai Irish, seperti dulu ketika mereka masih menjadi seorang siswa.

Sean lalu berbalik dan duduk di kursi makan. Ia hanya melihat bagaimana Irish tengah memasak dengan tenang. Setelah mereka selesai berbelanja, mereka langsung ke apartemen Irish dan wanita itu masak seperti keinginannya.

"Apa kau sering masak?"

"Ung. Aku tak begitu suka makanan luar" Setelah mengatakan itu Irish langsung membawa hasil masakannya dan menaruhnya di meja makan.

Harum wangi dari masakan itu membuat perut Sean semakin lapar. Irish yang melihat Sean menjilat lidahnya pun terkekeh kecil. "Makanlah"

Sean mendongak menatap Irish yang sedang membersihkan sayur. Pria itu menggeleng, "Aku menunggumu saja"

Irish lalu berjalan kearah meja dapur sembari membawa sayuran segar yang telah ia bersihkan. Wanita itu duduk dan mengambil daging yang ia masak tadi.

"Mashita" ujar Sean dengan mulut yang penuh dengan daging. Pria itu mencoba satu persatu masakan yang dibuat Irish dan tak henti-hentinya mengakatan enak.

Sementara Sean yang terus memuji rasa masakan Irish, wanita itu malah asik makan dalam diam dan tak menanggapi sedikitpun pujian pria di depannya.

Mengingat Irish juga tengah lapar, jadi wanita itu sedang malas untuk menanggapi.

Sean lalu menatap wanita didepannya yang terlihat sangat lahap ketika makan. Sean mengamati Irish yang bahkan tak melihatnya sedikitpun. Tiba-tiba bayangan akan kejadian di supermarket tadi terlintas di benaknya hingga membuat Sean tertawa kecil.

Flashback on

"eomma.."

Irish yang mendengar gumaman Sean langsung menarik lengan Sean untuk berbalik dan berlari ke rak paling ujung. Irish langsung membalik badan Sean untuk menghadap rak begitu juga dengannya. Irish bahkan sampai meletakkan tangannya di pinggang Sean agar orangtua Sean tidak mengenali badan mereka. Sean yang sedikit terkejut pun langsung menundukkan kepalanya dan pura-pura memilih pembalut..

Astaga

Sean baru menyadari apa yang sedang ia pegang saat ini adalah barang penting milik wanita. Tangan Sean otomatis sedikit gemetar karena baru saja memegang benda keramat bagi seorang laki-laki, Irish yang menyadari itu pun berbisik ke telinganya.

"Mian.. "

Sean langsung menatap wanita di sampingnya ini dan berbisik, "Kau gila?"

"Ck, sudah pura-pura saja memegangnya. Ini demi kita agar ibumu tidak menyadarinya brengsek"

Sean nampak memejamkan matanya dan menarik napasnya dalam. Pria itu sedang malu saat ini karena beberapa wanita yang ada di samping mereka terlihat menatap aneh pada Sean.

"Yeobo.. bisahkan kau mengambilkan yang bagian bawah?" ujar Irish saat mendapati kedua orangtua Sean sedang berjalan kearah mereka.

Irish mau tak mau langsung memaksa Sean untuk berjongkok begitu juga dengan dirinya. Mereka berpura-pura sedang memilih pembalut untuk menghindari kedua orangtua Sean.

Hello Spring Day! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang