20

194 28 42
                                    

Suasana hati pria dengan balutan kemeja biru dan jas hitam itu terlihat dalam suasana hati yang baik. Suara siulan yang dilantunkan pria itu mengalun memenuhi keheningan di dalam mobilnya. Sean memutar balik setir mobilnya dan berbelok ke arah sebuah gang apartemen disana. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan pada seseorang. Sembari menunggu kedatangan Irish, Sean pun mengaca dan merapikan tatanan rambutnya.

Lalu tak lama kemudian Ia melihat Irish yang baru saja keluar dari gedung. Terlihat cantik seperti biasanya, dengan balutan rok dan sweater warna navy. Ah, jangan lupakan perut Irish yang sudah mulai terlihat meski wanita itu tengah memakai sweater panjang, membuat Sean mengulum senyumnya.

 Ah, jangan lupakan perut Irish yang sudah mulai terlihat meski wanita itu tengah memakai sweater panjang, membuat Sean mengulum senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irish berhenti dan menatap Sean yang kini tersenyum kearahnya dengan tangan yang melambai. "Kenapa tiba-tiba menjemputku?"

"Memang kenapa? tidak boleh?"

Irish berdecak sembari melirik aneh pria di depannya itu, "Dasar aneh" lalu berjalan melewati bagian depan mobil Sean dan masuk kedalam.

Sean hanya mempoutkan bibirnya kala Irish masih saja menatapnya dingin padahal saat berkunjung ke kakeknya waktu itu Irish sudah memberikan tatapan hangat seperti dulu. Tapi tak apa, ini semua juga bermula karenanya. Sean pun menoleh ke wanitaa di sampingnya itu dan mengelus rambutnya pelan sebelum menancap gasnya untuk segera pergi menuju ke kantor. Selama di perjalanan, mereka memang tidak banyak berbicang, tapi melihat Irish yang asik bersanandung kecil membuat Sean lega, setidaknya wanita itu dalam kondisi mood yang baik hari ini.

Mereka lalu sampai di basement kantor, Sean memarkirkan mobilnya dan Irish yang terlihat sednag merapikan barangnya di dalam tas. Sean manatap Irish dan pandangannya jatuh pada bibir pelum itu. Ah.. saat mencobanya dalam keadaan sadar membuat Sean candu akan bibir pelum itu, rasanya sangat manis. 

"Ya!"

Sean lalu tersadar akan lamunan gilanya dan menatap Irish yang tengah memanggilnya tadi. Wanita itu menunjuk Sean penuh peringatan, "Jaga sikapmu dan jangan mengusikku"

Sean tampak menaikkan sebelah alisnya dan menatap Irish bingung, "Wae?"

"Kau masih bertanya?" 

Demi tuhan ada apa dengan Sean ini? bukankah ini memang yang dia inginkan? lagi pula Irish juga tak ingin menjadi pusat perhatian hanya karena Sean yang tiba-tiba menjadi begitu lengket padanya, apalagi sejak kejadian beberapa minggu kemarin yang Yoona menjambaknya itu. 

"Aku sudah tak masalah jika semua karyawan tahu tentang hubungan kita, bahkan aku tak masalah jika mereka tahu kau sedang mengandung anakku"

"Ya! kau gila?!" pekik Irish tak terduga.

"Wae~ ayo jalani saja, tidak perlu menutup-nutupinya--"

"Andwe!" seru Irish cepat membuat Sean sedikit terkejut dengan respon Irish.

Irish menggeleng,  "Tidak. Aku masih ingin bekerja dengan tenang disini" tolaknya mentah-mentah dengan tatapan penuh peringatan pada Sean. Mau tak mau Sean pun membuang napasnya pelan dan pasrah.

Hello Spring Day! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang