please remember

172 4 0
                                    

sesampainya di kantor yang di kirim oleh bryan, alken langsung masuk ke dalam kantor itu. Sebelum itu ia meminta pada mahen untuk tunggu di mobil saja "mahen biarkan aku pergi sendiri aku bukan ank kecil lagi yang harus terus di awasi" ucap alken dengan kesal pasalnya mahen kerasa kepala ia ingin ikut masuk bersama alken dengan alasan bagaimana kalau terjadi apa apa padanya?

"al.. aku harus menemani mu" alken menggeleng kan kepalanya dengan cepat ia mengancam mahen "kalau kau ikut, aku adukan pada arjun tadi pagi kau melihat dada ku!" Mahen kalah ia memang melihatnya jadi ia tak bsa melawan tuan mudanya ini. Ia kembali masuk dalam mobil mewah itu.

Alken jalan ke dalam kantor itu ia begitu takjub dengan dalamnya segalanya tertata rapi dengan nuansa hitam putih dan abu abu. ia berjalan ke meja yang berada di tengah ruangan ia, menampakan seorang perempuan dengan senyuman yang terukir di bibirnya "maaf tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya nya dengan ramah, alken menatap perempuan itu dan membalas senyuman manisnya "ah nde aku ingin bertemu dengan tuan bryan adams, apakah dia ada di sini?"

Perempuan itu mengangguk "apakah sebelum nya anda memiliki janji dengan tuan bryan adams?" Alken mengangguk, "baik sebentar ya tuan sy akan sambungkan ke ruangan tuan adams"

klik klik

"iya ada apa jera?"

"pak di depan ad yang ingin menemui bapak"

"ah alken, tolong antar dia ke ruangan ku"

"baik pak"

klik

perempuan itu bangkit dari kursinya dan mendekati alken "mari saya antar ke tuan adams" alken mengangguk, ia mengikuti perempuan itu dari belakang menaiki lift, sesampainya di lantai 31 pintu lift terbuka. Dan kembali membuat alken mencoba menahan mulutnya agar tidak jatuh bagaimana tidak? lampu gantung yang begitu indah dan setiap ruangan yang terlihat elegan, vas yang ada di sudut ruangan itu terlihat antik.

tak sadar alken sudah sampai di depan ruangan adams, setelah itu perempuan yang mengantarnya pamit untuk kembali bekerja, alken dengan jantung yang entah senjak kapan dan kenapa berdegup begitu kencang "ayolah al, kau bisa" alken dengan perasaan yang tak tenang ia mengetuk pintu itu tiga kali.

Tentu yang ada di dalam menjawabnya dengan lembut, memerintanya untuk masuk.

Alken masuk ke dalam ruangan tersebut terlihat begitu keren,dan saat ia masuk hidungnya langsung di serang dengan wangi forest yang menenangkan.

Ia dapat melihat kursi kebanggan seseorang yang sedang duduk di situ sambil membelakanginya "t-tuan bryan adams?" adams memutar kursinya untuk menghadap ke arah seseorang yang ia tunggu tunggu.

"alken, duduklah" Alken duduk di kursi yang berada di depan meja bryan, ia membersihkan tenggorokan nya lalu mulai membuka topik dari tujuannya ke sini "em kalau boleh tau apa hubungan mu dengan kekasih ku?"

Sebenarnya bryan tak mau cepat cepat membahas hal itu namun alken sudah duluan membuka topik tersebut, dengan terpaksa bryan menjawab pertanyaan yang di lontarkan pada nya "aku tidak mempunyai hubungan apa pun pada kekasih mu, malahan aku memiliki hubungan dengan mu di masa lalu"

deg !

alken masih menatap bryan dengan seksama, dengan helaan nafas panjang bryan pelan pelan pelan menceritakan awal mula mereka brtemu.

...

"eum-" bryan adams terdiam sebentar sebelum ia kembali bicara "saya minta maaf soal kejadian di bar itu, andai saja saya tidak mabuk saya tidak akan begitu. karna hal itu saya kehilangan kamu" alken mendangakan kplanya menatap bryan sambil menggigit bibir dalamnya "h-hyung maaf kan aku" bryan tersenyum mendengar kembali alken memanggil nya dengn embel embel hyung.

Bryan tersenyum lalu berdiri dari kursinya menghampiri alken, alken ikut berdiri tak tau apa yang akan di lakukan bryan. Sampainya di depan alken bryan merentangkan tangannya dan memeluk adiknya itu sambil mengelus surai rambut alken.

"Maaf kan hyung"





















































up lagii, aseli gabut huehehhe


Who Is My Master? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang