setelah bertemu dengan bryan alken memutuskan untuk pergi ke mall membeli beberapa baju agar ia tidak ketahuan sama sekali oleh arjun.
"al ini udah sejam mau beli apa lagi?" alken yang sedang memilih milih hoodie yang bagus langsung menatap ke arah mahen "diem dulu, sebentar lagi selsai sabar ya" mahen yang muak dengan ucapan alken yang mengatakan kalau sebentar lagi selsai, ia berjalan ke arah kursi yang ada di toko tersebut dan memainkan ponselnya.
Tiba tiba ia mendapatkan chat dari tuan nya.
Kalian ada di mana?
Di mall **** tuan
jangan berbohong pada saya mahen
tidak tuan, apa yang saya katakan itu benar adanya
*send photo*cepat pulang! seret kekasih sy pulang
baik tuan
mahen tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, bukankah jika alken ingin membeli sesuatu ia selalu membiarkan nya? Kenapa saat ini tuannya menyuruh dirinya untuk menyeret alken pulang.
Dengan cepat mahen menghampiri alken lalu menunjukan chat nya itu pada alken, alken yang sebelumnya dengan wajah santai dan senyuman yang terlukis di bibirnya itu tiba tiba hilang. Wajahnya berubah menjadi tegang dan ia langsung berlari meninggalkan toko itu.
...
sesampainya di rumah alken berlari ke arah kamar, namun tidak ada arjun di sana. Ia kembali berlari ke tempat kerja arjun.
Arjun side
ia masuk ke ruang kerjanya, sengaja tak ia hidupkan lampu ruangan tersebut. Dia begitu marah mengetahui hal ini, ia marah bercampur takut.
Saat sedang berkelahi dengan pikirannya tiba tiba pintu kerjanya terbuka menampakan laki laki manis yang berada di ambang pintu.
"d-daddy mengapa menyuruhku pulang? baru beberapa baju yang ku beli" alken perlahan lahan mendekat ke arah arjun namun langkahnya terhenti saat mendengarkan ucapan arjun.back
"kau bertemu dengan seseorang kan? bertemu dengan seseorang yang tidak ku sukai!" Alken benar benar terkejud bukan karna bentakan arjun melainkan karna dari mana ia tahu kalau alken bertemu dengan seseorang "kau bertemu dengan bryan adams" arjun berdiri lalu menggenggam lengan alken dengan kuat, lalu melemparnya dengan kasar ke sofa yang berada di ruang kerjanya.
"auw.. a-aku tidak bertemu dengan siapa siapa dad" mata alken mulai berkaca kaca sambil menahan sakit yang ada di lengannya. "mau berbohong hm? Ok mari kita lihat sampai kapan kau bisa bertahan untuk berbohong pada ku" arjun kembali menarik lengan alken dengan kuat, membawanya ke kamar di dalam ruang kerjanya. Ia melempar alken ke lantai lalu melepaskan ikat pinggangnya.
Ia melipat ikat pinggang itu menjadi dua dan menekan kepala alken ke lantai membuat laki laki manis itu menungging di hadapannya. Ia menurunkan celana alken dengan kasar. Memperlihatkan pantat sintal milik alken, tangan arjun tak tinggal diam ia mengelus dan sesekali menampar pantt itu.
"no pleasee, jangan lakukan itu alken tidak suka daddy "
plak !
"shut up bitch" arjun kembali menekan kepala alken dan ia mulai mengayunkan tangannya ke belakang lalu ke depan memukul pantat sintal itu dengan ikat pinggangnya.
ctasss!
"akhh dad pleasee" arjun yang sudah tertutupi oleh kabut amarah ia lanjut memukuli pantt itu dengan ikat pinggangnya berkali kali.
alken side
alken terus menangis menahan sakit yang ada di panttnya, tapi jauh dari rasa sakit itu ada rasa nikmat yang membuat miliknya menegang ia benar benar tak tau mengapa mulut dan pikirannya begitu berbeda.
Mulutnya terus meminta untuk berhenti namun pikirannya menginginkan cambukan itu, ia terus berteriak setiap kali ikat pinggang itu mendarat di pantat sintalnya.
Tak sadar alken mengeluarkan putihnya hanya karna di cambuki dengan ikat pinggang.
Back
arjun melihat cairan putih yang mengalir dari milik kekasihnya itu, ia menyunggingkan bibirnya lalu mengelus pantt alken yang begitu merah "i know you like it babe" arjun memasangkan ikat pinggang itu di leher alken dengan begitu ketat, lalu menarik nya agar tubuh alken menegak. Arjun mendekati telinga kekasihnya itu lalu membisikan sesuatu.
"masih ingin menutup mulut mu hm?"
Weh weh weh up lagi !