1:1000.

77 8 2
                                    

Kala itu dingin.

Salju mulai turun memenuhi seisi kota, kedai-kedai makanan penuh oleh mereka yang mencari kehangatan dalam semangkuk sup, dari sini Seulgi dapat melihatnya, gelak tawa itu, para keluarga serta teman-teman yang berkumpul dalam suka cita.

Dia hanya bisa menatap momen itu dari kejauhan melalui jendela apartemennya. Membayangkan jika dirinya berada di tengah sana, akan sehangat apa kira-kira?

Tik.. tik..

Itu suara pintu, seseorang sedang memasukan angka. Seulgi agaknya terkejut, dengan cepat membalikkan badannya tepat menatap orang tersebut. Orang itu..

"Jimin?"

"Iya, Seulgi. Ini Jimin." Pria itu, Park Jimin, tersenyum.

Park Jimin seorang aktor beken itu. Pria yang tidak bisa disentuh karena penggemarnya. Lalu Seulgi adalah 1:1000. Satu-satunya yang mampu melakukan apapun dengan lelaki tersebut. Seulgi adalah kekasihnya.

Wanita itu tidak bisa menahan lelehan air matanya, sudah sembilan bulan sejak terakhir mereka bertemu. Jimin sungguh sibuk dengan syuting, pemotretan, serta jumpa fans-nya.

"Loh, kok nangis? Sini-sini peluk." Jimin mendekat dan merentangkan tangannya, memeluk erat Seulgi, pujaan hatinya.

Seulgi tentu membalas pelukan tersebut dengan segera, meski air mata tidak berhenti mengucur, bertanya-tanya mengapa harus sesak dan sesulit ini setiap kali mereka bertemu.

"Maafin aku ya.. Seulgi udah banyak sabar selama ini, Jimin makasih banyak ya. 2 tahun lagi? 2 tahun lagi, kita publish ya, kita nikah." Jimin mengecup serta mengusap rambut wanita bersurai cokelat itu.

Seulgi tidak berharap banyak, namun ia sungguh mengamini perkataan Jimin di dalam hatinya. Wanita itu sudah menunggu begitu lama.. 10 tahun, mungkin.

Begitu banyak terpaan ombak, terkadang baik, terkadang begitu buruk. Berita kencan Jimin oleh agensi untuk menutupi skandal yang lain, Jimin dan selebriti cantik di sekitarnya, tidak jarang ajakan untuk berkencan benar-benar datang dari rekan seprofesinya. Seulgi tidak tahu, dibandingkan dengan dirinya, dia hanya wanita biasa saja, tidak ada apa-apanya.

"Seulgi, kamu tau ga, kamu bener-bener wanita tercantik yang pernah aku temuin." Jimin mengatakannya dengan memandang wajah Seulgi seksama, jarinya menghapus jejak air mata wanita itu.

"Setelah ibu?"

"Iya, setelah ibu hehe." Cengir Jimin.

Seulgi menahan senyumnya, tangannya memukul kecil dada pria tersebut.

Semoga 2 tahun dari hari ini, setelah itu, akan selalu terasa hangat seperti saat ini.

Amin.

—fin.

haiii, how r u tudei? smoga suka sama tulisan aku ini ya🤍 long time no ccc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ss; more than // ksg x pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang