01. Semoga.

3.1K 298 3
                                    

"Satu alasan untuk bertahan."

***

Siang yang cerah ini menyinari kota Jakarta. Minuman segar bukanlah lagi kedua atau ketiga tapi pertama yang harus di sediakan. Siapa sih yang tidak tahu Jakarta? Siang sampai sore panasnya minta ampun, tapi kata orang tua kalau panas panas seperti ini tidak boleh minum dingin nanti pasti sakit.

Larangan adalah perintah.

Itu dia prinsip orang yang keras kepala. Contohnya laki laki yang asyik minum sambil duduk di gazebo ini. Duduk di sana untuk menghalangi terik matahari yang sudah berada di atas kepala.

"Buset dah panas banget, semoga sorenya hujan deh."

"Woy! Hasta!"

Panggilan yang masuk ke dalam indra pendengaran nya. Laki laki yang dipanggil Hasta itu langsung menoleh, dengan senyuman dan lambaian tangan menandakan laki laki itu mendengarnya.

"Yo! Bang Erja!"

Laki laki yang memanggilnya langsung berjalan ke arah nya. Kaus oblong putih dengan celana selutut membuat kaki jenjangnya terlihat.

"Tumben sendiri, mana tuh ponakan lo yang selalu jadi buntut?" tanya Erja dengan sedikit tertawa. Tawa Hasta terdengar, motor yang berlalu lalang dan ibu ibu yang kesana kemari membawa bingkisan sesekali melihat keduanya.

"Pulanglah bang. Capek gue sifatnya udah kayak adeknya bang Jiwa, polosnya keseret goblok," ucap Hasta yang membuat senyuman Erja mengembang.

Gazebo itu langsung sunyi karena keduanya tengelam dalam pikirannya masing masing. Semester 2 sudah ingin berakhir tinggal mengambil hasil. Hasta langsung memiliki ide untuk mengisi hari libur panjangnya.

"Bang, lo mau libur panjang kan ya?"

"Iya, napa?"

Hasta langsung tersenyum bahkan matanya berbinar. "Bagus! Gimana kalau kita buat liburan bareng se-geng? Seru tuh kayaknya!" ujar Hasta.

Erja yang masih diam langsung memikirkan perkataan Hasta yang mungkin benar, namun di sisi lain dia masih meragukannya. Erja langsung menatap wajah Hasta yang kini sedang menunggu jawabannya.

"Ta, lo tau kan ibu gue lagi hamil muda? Gue nggak yakin bisa ikut."

"Yaelah! Kan ada kakak lo, bang. Suruh pulang lah! Masa yang liburan kakak lo doang, tahun lalu juga gitu emang kagak mau lo liburan se- geng lagi?" celetuk Hasta.

Erja mengulum bibirnya dan menatap sandal jepitnya yang menjadi kesayangan Erja. "Yaudah deh nanti suruh pada kumpul aja di gazebo ini lagi," usul Erja yang langsung menatap Hasta.

"Alhamdulillah! Kalo gitu gue balik dulu ya bang, mau atur jadwal."

Erja hanya mengangguk. Kepergian Hasta membuat Erja lagi lagi sendiri, padahal dirinya sedang membutuhkan teman di sini. Adiknya yang beda 2 tahun dengannya harus terlibat masalah, itu yang membuat Erja pusing karena tidak ada tempatnya beristirahat.

Semoga liburan ini membuatnya merasa lebih baik.

🥀.

Malam ini bukan lagi malam biasa. Para remaja pastinya keluar untuk kumpul kumpul atau pacaran, bisa ditebak malam apa? Ya malam minggu.

"Mas! Es teh satu ya!"

"Siap ta!"

Warkop kecil yang kini tidak jauh dari rumahnya menjadi tempat langganan nya, ramai pastinya apalagi banyak laki laki yang kumpul. Hasta menatap motor atau mobil yang melintasi gang komplek miliknya, gapura yang berdiri tegak di sana menjadi sapaan pertama saat masuk.

SEMERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang