Quest8
#Genre: Romance
#Sub-Genre: Adventure***
Halo!
Siap membaca?
***
"Jadi ... aku harus menyelamatkan kematian itu?" tanyaku dengan tangan menopang dagu.
Pria yang ada dihadapanku menghentikan aktivitasnya yang tengah membuka lembaran demi lembaran yang ada di buku. Wajahnya tampak serius, layaknya seseorang detektif.
"Tentu, itu tugasmu bukan? Semua nasib mereka padamu, Angie."
Aku menghela napas panjang. Pikiranku bercabang-cabang menerima tantangan berat itu atau tidak? Aku tau, ini memang tugasku-sebagai seorang pahlawan super. Bukan merasa takut sebenarnya, tapi ... ini masalahnya melawan takdir. Bagaimana bisa aku diberi perintah oleh Pria dingin ini, yang semata-mata menerobos waktu. Humm ... lebih tepatnya pergi ke masa lalu.
"Huh, baiklah."
Pria itu tersenyum, mendengar ucapanku. "Bagus, kau memang pahlawan super terbaik. Bagaimana kalau kita mulai sekarang?"
Aku melotot kesal. "Tidak! Jangan dulu, aku mau merenggangkan otot tanganku."
Pria itu menggeleng. "Tidak bisa. Sesuai kesepakatan, kau akan mendapat ingatanmu kembali. Jika sudah menyelesaikan tantangan ke-100 ini."
Aku dibuat bungkam atas pernyataan itu. Keinginanku menjadi penyelamat nyawa semua orang, bukan semata-mata aku punya kekuatan kuat saja. Tapi-ingin mengembalikan ingatan masa lalu, sebelum aku terdampar dalam misi gila ini.
"Baiklah, sekarang aku akan pergi," jawabku tegas.
Pria itu tersenyum. Membuka sebuah portal waktu penghubung di mana kejadian itu berada.
'Masa lalu, bantu aku mengingat apa yang terjadi waktu itu. Aku tak bisa hidup tanpa tau apa yang terjadi.'
***
Aku terkejut melihat tempat yang ada di hadapanku. Stasiun kereta api yang tampak tak asing di ingatanku. Pandanganku sekilas menatap seorang laki-laki dengan setelan jas rapi, tengah bersama dengan seorang gadis di depan pintu kereta terbuka.Hatiku berdenyut sakit. Gadis itu adalah aku, lalu siapa laki-laki ber-jas rapi itu? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku tak mampu mengingatnya?
Trakk
Sebuah detak jam membawaku ke dunia masa lalu. Di mana aku bersama dengan pria ber-jas itu.
"Guo, aku bersyukur memilikimu. Jangan pergi tinggalkan aku," ucapku dengan wajah sedih.
"Aku akan tetap di sini. Aku selalu bersamamu, Angie." Pria bernama Guo itu memelukku. Saat ini kami sedang berada di atas kereta bersamanya. Dia yang bernotabe adalah kekasihku.
"Janji?" Aku menatapnya sembari menghapus air mata yang telah jatuh dipipi.
Guo tersenyum, dia mengambil tanganku, lalu menciumnya lembut. "Aku berjanji, kita akan selalu bersama. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."
Setetes air mata jatuh dari kelopak mataku. Namun, rasa senangku berhenti saat kereta yang ku tumpangi bermasalah. Aku ketakutan di sisi Guo. Aku tidak tau yang terjadi selanjutnya, karena kereta ku tumpangi ambruk menghantam satu sama lain.
Trakk
Aku tersadar kembali. Ingatan itu, membuatku kesakitan, aku menatap kembali kereta yang mulai melaju seperti biasanya. Dengan wajah panik, aku mengikuti kereta itu. Menunggu detik di mana kecelakaan itu datang.
Aku melotot panik, saat melihat kereta lain muncul dari arah berbeda. Dengan kekuatan yang bisa memegang benda kuat. Aku masuk di tengah-tengah kereta yang hampir saja menabrak. Di sisa kekuatan yang ada, tanganku membentang lebar, menghentikan kedua kereta itu saling bertubrukan.
Trakk
Ketukan jam itu, menghentikan aktivitas semua orang seluruh dunia. Aku tau itu, ini pasti ulah Pria itu. Dengan gesit aku mengangkat kereta yang membawa kekasihku itu, lalu meletakkannya kembali ke stasiun tempat pemberhentian kereta. Setelah itu-tanpa memikirkan apa konsekuensi, aku membawa kabur pria ber-jas itu ke sisi tempat jauh dari jangkauan mata orang.
Trakk
Ketukan itu kembali berdetak. Guo yang tengah ku baringkan di atas rerumputan terbangun. Dia menatapku sebentar, lalu menatap sekitar.
"Aku tau, kau melakukan sesuatu lagi dengan kekuatanmu itu, Angie. Kau menyelamatkanku dari kematian."
Aku seketika terisak, lalu memeluknya dengan perasaan rindu. "Ke-kenapa kau pergi Guo. Katanya, kau selalu bersamaku, tapi-kau tetap pergi."
Guo mengusap rambutku lembut. "Maafkan aku, maaf." Pria itu mengecup keningku lama, menyalurkan ketenangan. "Maaf, aku mati tidak membawamu."
***
Tuk
Pria di hadapanku ini mengetuk keningku kesal. "Bodoh! Bagaimana kau bisa berbuat seperti itu!"
"Maaf, tapi aku ingin dia kembali." Aku menundukkan wajah, tak berani menatap pria itu.
Pria itu mengusap kening gusar. "Ya, aku tau. Tapi-kau mengubah jalan takdir, dan sekarang aku tidak tau apa yang terjadi nantinya."
Wajahku seketika cerah mendengar itu. "Apa dia juga hidup?"
***Kamis, 8 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Romantic Love {END}
Любовные романыCinta itu manis, bagi orang yang benar-benar jatuh ke dalamnya. Namun, dari hal yang manis, tentu saja ada sensasi berbeda. Perbedaan itu, dikaitkan dengan kisah yang tak semuanya tergolong sama. Penasaran? Seperti apa itu 'thrilling romantic love'...