Quest9
#Genre: Romance
#Sub-Genre: HTM***
Halo!
Siap membaca?
***
Sunyinya malam membuatku tak merasa takut sedikitpun. Aku mengeratkan jaket yang tengah digunakan, ternyata jaket ini tak menampung dinginnya malam ini. Sepertinya, aku harus membeli jaket yang lebih tebal dari ini.
Pandanganku beralih ke arah gadis bergaun putih selutut bernoda darah. Gadis itu terduduk sembari menangis dengan rambut terurai menutupi sebagian wajahnya. Aku menghela napas, saat gadis itu menegakkan kepala menatapku dengan wajah sedih. Aku tidak tau maksud tatapan itu, lebih baik aku seolah tak tau saja. Aku tak ingin berurusan dengan hal yang tak penting.
Langkahku berhenti di depan rumah biasa, tak mewah seperti anak orang kaya. Aku masuk melewati pintu coklat, ketika tanganku hendak menutup benda itu. Tangan seseorang muncul, menghentikan aksi itu. Aku mendesah gusar dan melihat gerangan yang mengangguku itu.
Ternyata ... gadis bergaun putih barusan ku lihat. Aku mengerut kening, ingin menutup kembali pintu, tapi ... terhalang dengan nada permohonan gadis itu.
"To-tolong ... aku tau kau bisa melihatku. Izinkan aku tinggal di rumahmu."
Permohonan gadis itu dengan cepat ku gelengkan. "Tidak, jangan mengganggu! Aku tidak punya waktu untuk melayani makhluk gaib sepertimu. Lebih baik kau kembali ke alam mu."
Gadis itu menggeleng. "Tolong, jangan usir aku. Aku tidak bisa kembali saat ini. Hanya kau yang bisa menyelamatkan ku sekarang."
Aku berdecak kesal. "Menyelamatkanmu apa? Menyelamatkan hantu yang tak mungkin bisa dibunuh? Itu maksudmu?"
Aku tau gadis ini bukan manusia. Manusia apa yang berani duduk di pinggir jalan yang sunyi dengan penampilan seperti itu?
Gadis itu terdiam sejenak, lalu menggeleng. "Aku memang tidak bisa dibunuh. Aku hanya takut di luar, sendirian membuatku ingin kembali hidup. Aku masih mau hidup sepertimu. Apa kau setega itu, padaku?"
Aku menghela napas. "Baiklah, kau boleh tinggal di rumahku. Tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?" Dengan mata berbinar gadis itu berkata. "Aku akan melakukan syarat itu demi mu."
Aku meneliti penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. "Apapun yang aku perintah, kau harus mematuhinya."
"Ba-baiklah."
Aku meminta gadis itu masuk.
Dengan wajah bahagia, gadis itu masuk sesuai perintahku. Ketika gadis itu ingin menduduki sofa kesayanganku, aku berseru keras agar dia menghentikan reaksinya itu.
"Jangan duduk!"
Gadis itu rupanya memang penurut. "Ke-kenapa? tidak boleh, ya?"
"Iya, tidak boleh, kau bisa saja mengotorinya. Perhatikan darah di gaunmu itu!"
Gadis itu memayunkan bibir. "Lalu, aku duduk di mana?"
"Di lantai."
***
Seminggu berlalu, gadis hantu cantik itu tinggal di rumahku. Dari ceritanya, aku menyimpulkan kalau gadis itu dibunuh bahkan disiksa oleh Ibu tirinya. Aku sedikit kesal dengan fakta itu, bagaimana bisa gadis itu mendapatkan kematian seperti itu? Walaupun aku tau, aku bukan manusia baik di sini, aku juga Si misterius yang ber-cap sebagai pembunuh. Tapi ... entah kenapa aku merasa tak rela jika nasibnya seperti ini?
"Kau ingin apa dariku?" tanyaku sembari mengusap pipinya lembut.
"Aku ingin membalasnya. Jika itu tak terwujud, aku tak bisa kembali ke alamku."
"Baiklah, aku akan mengabulkan itu."
Gadis itu menatapku sendu. "Tapi ... jika kau melakukan itu, kita tak akan bertemu lagi."
Aku mengedikkan bahu. "Tak masalah, demi ketenanganmu."
***
Sesuai keinginan gadis itu, aku menangkap Ibu tirinya itu, lalu menyembunyikannya ke gudang kosong yang jauh dari perkampungan. Aku mengikat tubuh wanita yang tengah pingsan itu di kursi. Selang beberapa menit, wanita tua itu bangun dan menatapku marah.
"Siapa kau! Kenapa kau membawaku di sini!" teriaknya berang.
Aku tersenyum devil. "Kau tak perlu tau siapa aku. Sekarang, kau harus mendapat sesuatu yang sangat istimewa dari seseorang."
"Si-siapa?" jawabnya kaget.
Hampir saja, aku melepas tawa saat gadis ku datang secara tiba-tiba tepat di wajah wanita itu. Dapatku lihat wanita itu syok berat, dengan pekik-an keras keluar dari mulutnya.
Aku tersenyum, lalu menepuk bahu gadis itu memberi semangat. "Aku akan menunggu di depan. Jalani balas dendam mu, sayang."
Gadis itu mengangguk dengan aura jahat yang mendominasi wajahnya.
Aku melangkah keluar dengan santai, memberikan waktu pada gadis itu.
"AAAA! TIDAK!"
Aku menoleh sebentar, mendengar suara teriakan kesakitan itu. Namun, tetap membiarkan, seolah tak terjadi apa-apa.
*Saat aku masuk kembali dan melihat apa yang terjadi di dalam sana. Indra penciuman ku menajam, merasakan bau darah mendominasi di sana.
Aku tersenyum hambar ke arah gadis bergaun putih di hadapanku. "Kau berhasil, sayang!"
Gadis itu ikut tersenyum. Wajahnya yang cantik semakin cantik ketika senyum. Gadis hantu ini berbeda dari yang lain. Bukannya seram, tapi membuatku semakin menyukainya.
"Terima kasih, Do." Gadis itu mendekat ke arahku dengan wajah penuh kesedihan. "Aku akan pergi, maaf ... jika selama ini aku mengganggumu."
Aku menggeleng cepat, lalu menggenggam tangannya. "Tidak, kau bukan pengganggu. Jangan berpikir seperti itu."
"Aku bersyukur bertemu kamu. Mungkin ... cinta kita ini salah, tapi-aku jujur mencintaimu."
Aku menahan sesak di hati. Perlahan wajahku maju ke wajahnya ....
Cup
Aku menciumnya sebentar. "Maaf, aku juga mencintaimu." Setelah perkataan itu, gadis itu menghilang di hadapanku. Aku tidak tau harus bagaimana? Yang jelas, aku harus melarikan diri dari sini.
***
9 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Romantic Love {END}
RomanceCinta itu manis, bagi orang yang benar-benar jatuh ke dalamnya. Namun, dari hal yang manis, tentu saja ada sensasi berbeda. Perbedaan itu, dikaitkan dengan kisah yang tak semuanya tergolong sama. Penasaran? Seperti apa itu 'thrilling romantic love'...