Quest4
#Genre: Romance
#Sub-Genre: HTM***
Halo!
Siap membaca?
***
"Maksudmu?"
Aku tersenyum devil, melihat gadis berambut lurus acak-acak an di depanku. Rasa takutnya membuat jiwa spikopatku membara.
"Apa ini berati bagimu?" balasku dingin. Tangan besarku beralih mengambil pisau besi yang tergeletak di atas meja kecil yang ada.
Tubuh gadis itu merosot jatuh ke tanah. "Tolong, tolong jangan bunuh aku," tangisnya dengan nada memohon.
Aku tertawa jahat, menatapnya dengan wajah tak suka. "Kau takut mati? Atau takut aku akan membunuh pria sialan itu?"
Gadis itu buru-buru menghapus air matanya. Dia mendekat lalu memeluk kakiku. "Tolong, jangan lakukan ini Daniel. Aku sadar, semua ini salah. T-tapi kau tak bisa memaksa takdir—"
Aku berdecih kesal. "Takdir kau bilang? takdir seperti apa yang tega mengkhianatiku. Padahal kita sudah menjalin janji, tapi ... kau memilih bersama pria sialan itu! Apa itu yang kau sebut takdir, ah?!" Salah satu tanganku merambat mencengkram pipinya geram. "Kemana janjimu dulu, manis? Bukankah kita akan menikah?"
Gadis itu menangis tersedu-sedu. "M-maaf, Daniel."
Aku tersenyum mendengar lontaran maaf itu, dengar kasar aku melepaskan cengkraman. "Sebenarnya, aku tidak mau mengotori tangan. Tapi—melihatmu seakan bahagia dengannya, membuatku ingin menggoreskan pisau ini."
Gadis itu terbelalak takut, dia memundurkan diri menjauh dariku. "Tidak, jangan gila! Aku tidak mau!"
Aku tersenyum, mendengar teriakan ketakutannya. Aku dapat melihat gadis itu berlari keluar dari ruangan ini. Tanpa rasa kasihan, aku mengikutinya dengan santai. Tak peduli gadis itu berhasil kabur atau tidak? Yang jelas pikiranku, ingin membunuhnya saat ini.
Dari jarak pandangan, gadis itu terjatuh beberapa kali. Gaun putih bersihnya itu—terlihat kotor dengan tanah yang menempel.
"Mau kemana, manis?" Aku berucap tajam, masih mengikuti langkahnya ... mudah sekali ku susul. "Kau tak akan bebas dariku. Pintu ruangan ini tak akan kau temui."
Gadis itu tak peduli, tetap melarikan diri dariku.
Lorong gelap yang penuh dengan bunga mawar yang berserakan di tanah, menambah kesan menyeramkan. Suara burung hantu bersahutan terdengar jelas di indra pendengaran.
'Waktunya menyambut kematian, manis.' Aku mengambil jalan memutar yang berbeda dari jangkauan gadis itu. Karena jalan ini— tak asing lagi di ingatan, aku sudah menemukan gadis itu. Sekali tarikan, gadis itu berhasil masuk dalam genggamanku.
Dan ...
Jleb
Aku menusuk perutnya dengan pisau yang sebelumnya ku bawa. Dengan jijik, aku melempar tubuh gadis itu ke tanah.
"Arghhh, sakit!" Gadis menangis kesakitan, dengan nafas sesak.
"Ah, padahal sakitmu tak seberapa dengan rasa sakitku." Aku menatapnya remeh.
"Da-niel ... to-tolong aku."
Aku tak mengubris ucapannya, lalu berjongkok di dekatnya. "Tidak ada yang bisa memilikimu, kecuali aku." Dengan kejam, tanganku menarik pisau yang menancap di perutnya.
"Akhhh!"
Tangan kiriku mengusap pipinya lembut. "Kau sangat tersiksa sekali. Bagaimana, kalau aku mempercepat kematianmu?"
Gadis itu tak jawab, dia terus menangis kesakitan.
Jlebb
Sekali lagi, aku menusuk pisau itu. Namun, bukan di perut—lebih tepatnya di jantung.
"Akhh!" Gadis itu berteriak untuk terakhir kalinya, sebelum tergeletak tak sadarkan diri.
Aku tersenyum devil, lalu mengangkat tubuh gadis itu. Tak menutup kemungkinan, aku merasa sedih. Tapi—rasa tak rela lebih mendominasi. Aku tak suka, jika milikku di miliki orang lain. Sampai kapanpun, aku tidak rela.
Pandanganku jatuh ke wajah berantakan gadis itu. Sisa-sisa air matanya masih terlihat jelas di sana. Dengan lembut, bibirku mencium bibir gadis itu. "Maaf, maafkan aku. Ini lebih baik untukmu."
Aku melangkah masuk ke dalam ruangan yang semula, lalu meletakkan tubuh gadis itu hati-hati di sana. "Bahkan, di saat seperti ini, kau masih terlihat manis."
Huft
Aku menghela nafas, lalu melangkah ke arah mading hitam yang menempel di dinding. Di sana, ada beberapa foto yang tertera. Salah satu foto tertera di sana—ada foto gadis yang barusan ku bunuh.
"Maafkan aku."
***
Minggu, 4 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Romantic Love {END}
RomanceCinta itu manis, bagi orang yang benar-benar jatuh ke dalamnya. Namun, dari hal yang manis, tentu saja ada sensasi berbeda. Perbedaan itu, dikaitkan dengan kisah yang tak semuanya tergolong sama. Penasaran? Seperti apa itu 'thrilling romantic love'...