Quest16
#Genre: Romance
#Sub-Genre: Action***
Halo!
Siap membaca?
***
Sungguh, hal mengejutkan untukku ketika mengetahui Lixo-seorang cowok yang ku suka, adalah ketua geng. Selama ini, aku hanya menganggap dia adalah sosok cowok berdarah dingin. Tapi-ternyata, setelah pulang sekolah tiba. Aku mencoba memastikan perkataan teman-teman kalau Lixo-sosok yang bahaya.
Aku mengikuti cowok itu ke luar kelas. Sikapnya selalu cool dengan tas tersampir di bahu kiri membuatku terpesona. Berjalan santai, tanpa memperdulikan sekitar.
Aku melototkan mata, saat cowok itu membuka bajunya di gang sepi, menukarnya dengan baju bebas tipis. Aku bagaikan orang mesum di sini, mengintip cowok itu sedang dalam keadaan begini. Oke, hanya membuka baju. Tidak lebih dari itu, harusnya aku tidak panik 'kan?
Aku melihatnya, melangkah masuk semakin dalam di gang sepi itu. Aku menutup mulut saat cowok itu bertemu dengan beberapa kumpulan cowok lain berpakaian khas anak berandalan.
Aku memperhatikan apa yang mereka lakukan. Salah satu cowok di sana membawa sebuah kertas gulung dan membentangnya di atas meja dekat.
"Ayo, siapkan senjata!"
Aku menutup mulut. Apa mereka akan tawuran. Oh tidak! Kalau begini aku harus pergi dari sini.
Keinginanku yang mau pergi, berakhir ketahuan oleh mereka. Karena tak sengaja menendang sebuah kaleng bekas. Aku bersembunyi panik. Saat mereka, menaruh curiga ke arah tempat ku berdiri. Lixo melangkah mendekat dan menemukanku yang berdiri kaku di sana.
Awalnya dia kaget, tapi rasa kaget itu berganti dengan senyuman devil. "Ternyata lo, mau apa di sini?"
Aku mengatupkan kedua telapak tangan cemas. "To-tolong jangan bunuh aku. Aku tidak akan menyebarkan hal buruk tentang kamu di Sekolah."
"Wah, wah, sepertinya kita punya tamu istimewa di sini." Laki-laki lain berceloteh saat melihatku.
Lixo mendelik kesal, membuat laki-laki itu ketakutan. "Ah, baiklah Bos. Gue pergi."
Lixo kembali memandangku. "Gue bisa saja memaafkan lo. Tapi ... lo harus tinggal di sini sampai pertarungan kami selesai."
"Ke-kenapa?" Aku semakin takut mengetahui fakta itu.
"Itu hukuman untukmu cantik."
Deg
Jantungku tak karuan saat Lixo memintaku duduk di kursi yang ada. Setelah itu, cowok itu pergi bersama teman-temannya ke arah berbeda. Jangan lupa, benda tajam yang mereka gunakan, pisau-gergaji untum melawan musuh. Seketika, aku merasa merinding membayangkan apa yang terjadi.
Rasa khawatir juga cemas memasuki hatiku. Aku takut terjadi apa-apa dengan Lixo. Jadi ... aku mulai mengikuti arah mereka berjalan tadi. Ternyata benar, aku melihat Lixo berbicara dengan cowok tinggi berandalan di tengah lapangan kotor ini. Aku tidak tau, apa yang Lixo katakan. Yang jelas, aku berpikir itu serius.
Aku menatap panik, saat Lixo memulai pertempuran itu di awal, lalu disusul anggotanya. Ini pertama kalinya aku melihat pertempuran yang biasanya ku tonton di televisi.
Dengan wajah melongo kagum, aku memandang Lixo yang tampak mudah mengalahkan mereka. Tapi ... belum sampai di sana, cowok itu-Lixo lengah. Sehingga lengannya tergores pisau musuh.
Aku berteriak tertahan melihat itu. "Lixo!"
Karena teriakan itu. Aku ikut tertangkap oleh musuh Lixo. Ternyata benar kata Lixo, harusnya aku duduk manis di tempat ini. Sekarang, aku malah merepotkan dia.
***
Aku menangis, sembari mengobati luka di lengan Lixo. Mengingat kejadian tadi, aku semakin merasa bersalah pada Lixo. Laki-laki itu berakhir kalah karena menyelamatkanku.
"Hei, kenapa lo terus menangis?" Dia menatapku heran.
"Pasti ini sakit," cicitku.
Lixo terkekeh mendengar penuturanku. "Hei, cantik. Ini bukan luka besar, gue sudah biasa dapat luka seperti ini." Jarinya terulur mengusap pipiku yang basah oleh air mata.
"Tetap saja aku salah, aku membuatmu kalah dalam pertarungan ini."
Dia mengulum senyum. "Tak apa, itu pilihan gue menyelamatkan lo. Jangan merasa bersalah."
Aku terdiam, masih menangis.
"Sudahlah, jangan menangis. Sebagai gantinya ... ayok pacaran!"
Aku terkaget. "Ah? Tapi kenapa?"
"Gue menyukai lo, Sera. Gue sudah tau dari awal, lo mengikuti gue saat pulang sekolah."
Aku terkejut. Lixo menyukaiku? Dia tau juga aku bertindak kurang ajar mengikutinya? Ah, ini sungguh memalukan.
***
16 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Romantic Love {END}
RomanceCinta itu manis, bagi orang yang benar-benar jatuh ke dalamnya. Namun, dari hal yang manis, tentu saja ada sensasi berbeda. Perbedaan itu, dikaitkan dengan kisah yang tak semuanya tergolong sama. Penasaran? Seperti apa itu 'thrilling romantic love'...