20 "Kesepian Sepanjang Hidup"

51 8 3
                                    

Hallo Readers!

Selamat datang kembali. Silahkan dilanjut bacaannya 😄👍

Jika ada saran, kritik, typo, apa pun itu silahkan komen, yaa.

Happy Reading! 🥰
- iaroalix

***


"Dari mana saja?!" Pertanyaan itu terlontar cepat bahkan sebelum Derana merapatkan pantat di kursi, menandakan tertahan cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana saja?!" Pertanyaan itu terlontar cepat bahkan sebelum Derana merapatkan pantat di kursi, menandakan tertahan cukup lama.

"Aku minta maaf."

"Kau menghilang! Tidak memberi kabar, tidak bisa dihubungi. Aku bahkan tahunya dari Pak Budi!"

"Dan kau tidak datang sabtu kemarin!" Kekecewaan terdengar jelas dari celotehan Yoana.

"Aku benar-benar minta maaf."

Yoana menghembus kasar sambil menyandarkan tubuh. Ia marah dan kebingungan.

"Jadi ada apa??"

Derana terdiam. Mendunduk. Nampak seperti seorang yang baru kembali setelah tersesat lama di tengah hutan.

"Kau bahkan tidak mengabari Pak Baswara. Dua hari lalu dia ke sini mencarimu. Jadi ada apa?? Bicaralah, Derana!" bentak Yoana kembali menegakkan tubuh.

"Bukankah Pak Budi sudah menjelaskan, sakit Mama kambuh."

"Aku tidak percaya. Ini pasti lebih serius dari itu."

Derana bersandar namun masih menunduk dalam. Suara helaannya terdengar begitu berat. Yoana menyadari.

"Aku benar-benar minta maaf, Yoana. Aku akan cerita, tapi tidak sekarang. Aku ...,"

"...butuh waktu."

Yoana bersandar lagi. Helaan panjangnya terdengar juga.

Kesedihan yang diharapkan telah hilang menghentikannya. Kemalangan yang ternyata belum berakhir menyadarkan Yoana bahwa dunia memperlakukan wanita rapuh ini kembali tidak adil. Entah sampai kapan.

....

Wuyan sudah cukup lama menahan kalimatnya terlontar. Hanya memandangi Derana sedang mengupas apel. Ia tahu sesuatu terjadi. Dan dipertegas dengan kehadiran Baswara kemarin sore tanpa Derana.

"Kamu bertengkar dengan Baswara?"

"Uum?" ucap Derana mendongak cepat.

"Ada apa denganmu dan Baswara? Dia melakukan sesuatu?"

"Ah, tidak. Baswara tidak begitu."

"Lalu kenapa?? Dia kemari mencarimu dan bilang kamu tidak di rumah. Kenapa berbohong padanya?"

Bola mata Derana bergetar dan bibir melipat berusaha menahan air mata agar Wuyan tidak berpikir lebih aneh.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya stres dengan pekerjaan dan butuh waktu sendiri."

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang