26 "Akhir"

109 7 3
                                    

Happy Reading ❤
- iaroalix

***

Tatapan lurus Derana tampak tak goyah walau banyak luka di sana. Seorang yang ditatap pun sama. Air mata tidak berdamai pada keadaan yang menghadirkannya.

Lalu perlahan langkah kecil itu diambil. Menghampiri seorang di seberang sana.

"Papa ...."

Suara bergetar itu terhenti cepat. Akibat pelukan erat yang beriringan tangis sedu-sedan.

"Maafkan, Papa. Maafkan Papaa..."

"Aku rindu Papa. Aku sangaat rindu Papa."

"Kenapa lama sekali? Papa tahu berapa lama aku menunggu??"

"Papa minta maaf..."

"Papa tahu, aku membenci diriku lebih dari aku membenci Papa. Aku benci diriku yang selalu merindukan Papa. Aku benci diriku yang tidak bisa benar-benar membenci Papa."

"Maafkan ...."

Empat kaki berhadapan itu runtuh. Tersungkur ke lantai bersama tangisan yang saling saut.

"Lima belas tahun aku merindukan Papa. Dan aku ketakukan, Pa. Aku takut seumur hidup tidak akan pernah bertemu Papa lagi. Walau aku membenci kenyataan Papa meninggalkan kami, aku lebih benci kemungkinan itu."

"Jadi kumohon... jangan pergi lagi."

"Tidak akan. Papa berjanji," ucap Luhan dengan suara yang bergetar sambil mengeratkan pelukannya. Tak ingin kehilangan lagi. Melepaskan lebih tepatnya. Seorang yang pernah ia janjikan kebahagiaan seumur hidup kali ini akan ditepati.

Satu jam sebelumnya...

-

To: My dear, Derana.

Mama minta maaf.

Maaf karena ketika membaca surat ini, berarti Mama sudah pergi. Maaf karena meninggalkanmu.

Sebenarnya Mama menahan semuanya supaya tidak meninggalkanmu sendiri. Awalnya Mama khwatir kamu mungkin akan kesepian. Tapi sejak kamu membawa Baswara hari itu, Mama jadi lebih tenang. Mama sangat yakin Baswara akan menjagamu. Menjagamu dengan baik. Mungkin lebih baik dari Mama.

Apalagi Papamu sudah kembali. Bahkan kamu punya keluarga baru. Oma baru, mama baru dan dua adik yang lucu. Oh iya, maaf belum cerita kalau Lina dan Lino pernah datang menjenguk. Dengan semua orang-orang baik itu, Mama semakin yakin, kamu pasti akan bahagia.

Dan kamu perlu tahu, sebenarnya Mama dan Papa menikah karena waktu itu Mama hamil. Jadi Papamu tidak benar-benar mencintai Mama, Papamu hanya ingin bertanggung jawab. Tapi Mama meneruskan hubungan kami, karena Mama yakin seiring berjalannya waktu, Papamu pasti akan mencintai Mama. Tapi ternyata memang benar, cinta tidak bisa dipaksa.

Mama sangat terluka saat Papa meninggalkan kita. Mama sangat membenci mereka. Karena itu, Mama tidak mau mereka menemuimu.

Beberapa tahun lalu, Papamu berusaha menemuimu. Tapi karena kebencian, Mama akhirnya membawamu ke Surabaya. Mama minta maaf untuk itu. Mama dibutakan cemburu dan amarah. Mama sebenarnya mau cerita ini lebih awal, tapi tidak pernah menemukan waktu yang tepat. Mama benar-benar minta maaf.

Derana, anak Mama yang paling cantik, Mama sudah bahagia sekarang. Tapi Mama akan kembali merasa sakit jika kamu menyiksa dirimu terus-menerus dengan kebencian. Mama ingin kamu bahagia. Sangat ingin.

Bahagia, ya. Mama sayang kamu.

-

Surat itu berakhir. Beberapa huruf sudah tak lagi terbaca karena tinta yang luntur bersama air mata.

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang