03 "Penguat"

113 12 0
                                    

Terima kasih masih setia membaca 🤗🥰
- iaroalix

***


Tidak berbasa-basi dengan tempat yang dikunjungi setiap hari, Derana mengambil langkah pasti melewati pintu pemisah lobi dan lorong rumah sakit.

Bukan untuk diri sendiri walau ia hampir tahu semua ruangan di tempat paling tidak ingin ditinggali itu. Belum lagi perawat yang mungkin mulai bosan memandanginya lalu-lalang. Namun Derana memahami karena ia pun tidak ingin berada di situ jika bisa.

Sudah cukup berat langkahnya setahun belakangan ini menuju IGD, dan kali ini menjadi lebih berat. Jika kebahagiaan yang selalu ia ceritakan, sekarang ia harus menyusun luka di telinga Wuyan-ibunya.

"Sore, Sus."

"Sore, Ana. Kamu datang lebih awal."

"Iya. Pekerjaan selesai lebih awal."

"Ooh."

"Ya sudah, saya akan ke ruangan Mama."

"Oke."

Derana melanjutkan langkah, meninggalkan Suster Rina-bagian Administrasi.

Kebetulan sekali. Pupilnya menangkap sosok Alya, dokter umum yang bertanggung jawab untuk Wuyan.

"Dok!"

Alya mendongak.

"Oh, Ana."

Derana menunduk kecil sambil berjalan mendekati Alya.

"Bagaimana keadaan Mama, Dok?"

"Semuanya baik."

"Syukurlah," ucapan syukur yang diikuti rasa ngilu.

Sejak Wuyan mulai dirawat inap tahun lalu karena komplikasi , Derana tahu Wuyan tidak lagi baik-baik saja. Wuyan yang selalu kuat tidak pernah sama lagi. Ia menjadi sangat rapuh.

Derana dipaksa siap kapan pun lelahnya benar-benar berhenti. Perkataan Dokter Alya atau kata-kata penguat di kepalanya tidak bertahan lama.

"Ya sudah, saya pergi dulu. Ada pasien lain yang harus diperiksa."

"Oh iya. Terima kasih, Dok."

"Iya."

Alya menjauh, membawa kembali keheningan di lorong.

Derana menghela napas panjang. Lalu mendorong gagang pintu. Pintu kamar terbuka perlahan bersama ketakutan dan kesedihannya.

"Maa."

"Naa, sudah sampai?"

"Iya, Ma. Masakanku yang ini kesukaan Mama."

"Tumis kangkung??" tanya Wuyan antusias. Makanan yang selalu mengingatkannya tentang rumah.

"Iyaa."

"Wahh, sudah lama Mama tidak makan itu."

"Makanya kubuat hari ini."

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Baik-baik saja."

"Syukurlah. Kamu masih bekerja di kafe?"

"Iya,"

"Apa tidak sebaiknya kamu di kantor saja? Akan kelelahan jika mengerjakan semuanya," omel Wuyan samar-samar dengan mulut terisi penuh.

"Tidak, Ma. Tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya."

"Tapi ...."

"Maa. Aku baik-baik saja. Tidak usah pikirkan tentangku. Fokus pada penyembuhan Mama, yaa."

Wuyan menghela panjang. Hembusan berat itu dijangkau pendengaran Derana. Juga melihat sudut matanya sedikit berair. Derana mengusap lengannya segera, tak ingin membuat Wuyan terus menyalahkan diri.

Wuyan mengangguk perlahan. Derana lega membuatnya mengerti lebih cepat.

"Oh iya, Mama sudah tidak pernah melihat Karsa? Bagaimana kabarnya?" tanya Wuyan agar kesedihan itu memudar.

Derana tidak terkejut, ia tahu pertanyaan itu akan keluar. Ia meletakkan piring di meja. Lalu menarik lembut tangan Wuyan.

"Kami ...,"

"...tidak bersama lagi."

"Hah?? Maksudmu??"

"Aku dan Karsa, memilih jalan yang berbeda. Tapi! Aku baik-baik saja. Sangat!"

"Jadi Mama jangan memikirkan apa pun karena aku tidak apa-apa," ucap Derana menekankan dengan senyum menekuk bibir. Berusaha sebaik mungkin agar Wuyan percaya.

Wuyan menghela panjang. Kecewa dan kesedihan tidak bisa disembunyikan wajah sayunya. Dengan semua kebanggaan dan kekaguman yang digambarkan Derana tentangnya, membuat Wuyan ikut jatuh cinta. Lalu ikut dikecewakan. Namun Wuyan tahu bagiannya, untuk Derana yang tidak lagi menyusu.

Dengan kekuatan tersisa, ia menguatkan genggaman Derana.

"Mama tahu kamu hebat, dan kamu pasti bisa!"

Derana mengangkat kepala. Sudah cukup lama tidak mendengar suara Wuyan menggebu. Ia sadar Wuyan benar-benar ingin ia melewati ini sekali lagi. Walau kali ini tanpa bantuannya.

"Terima kasih, Ma."

Wuyan tidak menjawab, ia memeluk Derana kuat dan menepuk punggungnya. Derana membalas.

Pelukan Wuyan membuatnya sadar bahwa meski hidup menekan begitu kuat, kita akan selalu punya penguat yang lebih kuat.


***
~
~
~
(Character)



Jisoo Kim as Derana Fitly••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo Kim as Derana Fitly

Taeran Lee as Wuyan Gwuan•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeran Lee as Wuyan Gwuan


~

Kira-kira gimana ya cara Derana move on??

Jangan lupa vote dan coment yaa, supaya author semangat updatenya 😁

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang