Halo, para pembaca! Terima kasih karena mau membaca cerita ini hehe.
Semoga kalian sehat dan bahagia selalu.
Semoga berkenan, semoga suka😁Jenaka memakan bekal yang dia siapkan tadi pagi. Semua anggota divisinya mengajak dia untuk makan siang bersama, tapi Jenaka menolak dengan alasan sudah bawa bekal.
Melihat interaksi dia dan mereka, Jenaka rasa tidak perlu membangun image dingin seperti niat awalnya. Mereka asik, kok.
Saba mendatangi ruangannya, kebetulan dia juga membawa bekal. Jadi, mereka makan bersama di mejanya.
"Gimana anak-anak lo?" tanya Saba merujuk pada anggota timnya.
"Seru," Jenaka terkekeh. "Awalnya kayak niat keluar dari neraka, kok malah makin jatuh sampe ke keraknya."
"Kacau dong?"
"Kacau, tapi kacau yang asik. Entah kenapa gue seneng aja gitu dibanding di tempat yang dulu. Di lingkungan kecil ini, mereka cenderung suportif, sih. Gak tau kalo keluar, kayaknya gue kena omong lah, satu-dua sama senior."
Saba mengangguk, "Gosip ginian mah udah biasa. Biarin aja, lama-lama juga capek sendiri. Anggap aja buat awal-awal kayak ospek gitu."
Jenaka tergelak, "Iya, yang penting bukan mereka yang bayar gue."
Saba memainkan sendoknya, "Lo tau nggak, sih, bos di sini siapa?"
Jenaka menatap Saba, "Pak Vikram bukan, Ba?"
"Udah bukan." Saba melirik Jenaka. "Tapi anaknya. Gama."
Jenaka melotot, "Gama yang itu?"
Saba merotasikan matanya lalu mengangguk malas.
"Kok bisa sih, Ba, kerja bareng mantan? Apalagi dia jadi bos lo?"
"Bukan mantan elah." protes Saba. "Bisa-bisa aja soalnya jarang ketemu juga."
"Tetep aja, sih, lo kan pernah naksir dia jaman SMA dulu." Jenaka terbahak.
"Udah lewat kali."
"Gak kebayang sumpah. Aneh banget bisa nyaman kerja sama orang yang pernah ada sesuatu dulunya." Jenaka membayangkan situasi sahabatnya. "Aneh sumpaaah."
Jenaka terus tertawa meledek Saba.
"Berhenti gak?!"
Jenaka menggigit bibirnya mencoba menahan tawa. Tapi, tidak bisa. Jadi dia terus tertawa.
"Gue sumpahin lo juga ada di situasi ini. Liat aja masih bisa ketawa nggak nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Bicara [COMPLETED]
ChickLitJenaka Sasmaya, seorang Program Director acara televisi--khusus acara ragam--harus menghadapi krisis dalam hidupnya. Ketika dia dipaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya dan terancam kena blacklist dari industri pertelevisian. Tiba-tiba sebuah jal...