Halo, para pembaca! Terima kasih sudah mau membaca cerita ini.
Semoga bahagia dan sehat selalu!
Semoga suka😁"Sumpah, puaaas banget! Mbak, tolong bilangin Pak Gama dong biar sering-sering traktir makan kita." pinta Iqbal.
"Pak Gama bakal traktir kalo kita juga ngehasilin buat dia." kata Yabes.
"Iya, makanya pada kerja yang rajin. Ntar juga kalo hasil kita bagus, dia bakal ngasih reward. Dia kan seroyal itu." kata Jenaka.
Saat ini Jenaka sedang berada di tempat pembayaran, dia berniat membayar dengan kartu yang diberikan Gama.
"Maaf, Mbak. Tagihannya sudah dibayar." ujar kasir.
"Kok bisa, Mbak? Ini aja saya baru mau bayar." ucap Jenaka bingung.
"Tadi Mas Takayuki yang melakukan pembayaran, Mbak."
Jenaka terkejut, "Gitu ya, Mbak? Makasih."
Dia langsung menemui Takayuki.
"Kok kamu yang bayar?"
"Nggak apa-apa," balas Takayuki.
"Harusnya nggak gini, Takaaa. Kan jadi sayang kartu si bos nggak kepake." Jenaka mencebik.
Takayuki tertawa, "Ya udah, nanti dipakai aja sehabis dari sini. Beli camilan atau kopi buat tim kamu."
"Nggak cukup. Ini tuh, harusnya dipake buat bayarin makanan yang mahal-mahal. Ini bukan sekedar kartu, tapi bukti kalo aku menang taruhan." keluh Jenaka.
Takayuki memandang Jenaka terhibur, "Terus harus gimana?"
"Batalin aja uang kamu, terus pake ini." kata Jenaka.
"Kalau itu nggak bisa."
"Kenapa?"
"Karena kamu."
Jenaka mengerutkan keningnya, "Apa hubungannya?"
"Yang aku bayar tadi bukan makanan, tapi waktu kamu."
Jenaka mendecih, "Halah, norak tau." katanya. Jenaka mencoba menutupi salah tingkahnya dengan mengolok Takayuki.
Takayuki menyeringai, "Itu dialog dari film aku."
"Yang mana?"
"Yang baru mau tayang." kata Takayuki.
"Eh, kapan itu? Mungkin udah waktunya aku nonton film kamu."
Takayuki melipat kedua tangan di depan dada, "Kamu belum pernah nonton filmku?"
Jenaka menggeleng.
"Satupun?"
Jenaka mengangguk.
Takayuki menghembuskan napas frustasi, "Kenapa? Kamu takut aktingku jelek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Bicara [COMPLETED]
Chick-LitJenaka Sasmaya, seorang Program Director acara televisi--khusus acara ragam--harus menghadapi krisis dalam hidupnya. Ketika dia dipaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya dan terancam kena blacklist dari industri pertelevisian. Tiba-tiba sebuah jal...