13. Shock Therapy

8.3K 962 33
                                    

Halo, para pembaca! Terima kasih sudah mau membaca cerita saya.
Semoga sehat dan bahagia selalu.
Semoga berkenan, semoga suka😁

Mari kita kembali ke beberapa waktu lalu, saat Melani meminta Jenaka untuk membicarakan suatu hal berdua saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita kembali ke beberapa waktu lalu, saat Melani meminta Jenaka untuk membicarakan suatu hal berdua saja.

"Gue punya rencana, Mbak. Kali ini dijamin berhasil."

"Oke, bagus dong. Jadi, gimana?"

"Kita kagetin dia!" seru Melani.

Jenaka mengerjapkan matanya sambil melihat Melani. Melani balas menatap Jenaka sambil mengerjapkan matanya polos.

"Kagetin yang kayak 'dar!' terus nantinya Takayuki bilang 'ayam ayam' gitu?" tanya Jenaka.

Melani menghela napas, "Gak gitu dong konsepnya, Mbak Jena."

"Ya udah jelasin sejelas-jelasnya makanya." Jenaka menggaruk hidungnya, malu.

"Jadi, nanti gue bakal sebut nama Mbak. Kalo dia gak percaya, baru gue telepon Mbak Jena. Nah, di situ Mbak improvisasi ikutin alur yang gue buat. Kita harus lebih jago akting dari dia yang beneran aktor pokoknya." tegas Melani. "Percaya Mbak, Taka ini orangnya emang harus dipancing dulu, dan dia paling cocok sama terapi kejut. Otaknya gampang blank jadi pasti berhasil."

Mata Jenaka berbinar, ini rencana yang terdengar cukup ampuh walaupun berlubang sana-sini. Tapi, ini kesempatan terakhir mereka, apapun akan mereka lakukan.

Jenaka menggenggam tangan Melani, "Kita harus berhasil, Mel. Ini semua antara hidup dan mati banyak orang. Ngorbanin satu demi semua itu cukup adil, kok." kata Jenaka memaksa membenarkan tindakan licik penuh intrik mereka.

Kali ini, beberapa saat setelah Melani mendatangi agensi Takayuki.

Setelah umpan dilempar, pemancing hanya harus menunggu kailnya menjerat seekor ikan besar.

"Tunggu bentar lagi, Mbak. Si Baka-yuki itu bakal dateng ke sini. Sok-sokan arogan, tapi akhirnya kalah juga."

"Kalo gitu kita juga siap-siap! Iqbal, Yabes, Re, Tria langsung pasang badan di depan komputer dan device masing-masing, ya." Jenaka memberi komando. "Semua udah siap, kan, artikel sama unggahan soal Takayuki bakal jadi co-host kita?"

"Siap Mbak, tinggal enter aja." Iqbal menyahut, Jenaka tersenyum puas.

"Mbak, anak resepsionis udah update, nih. Takayuki udah masuk gedung." lapor Regina.

"Semuanya stand by di ruang meeting, biar Melani yang nyambut Takayuki. Kalian diharusin buat akting yang natural, oke? Kalo nggak, gue rolling kalian ke timnya Bu Jihan," ancam Jenaka.

Semuanya mengangguk antusias, tekad mereka sama kuatnya.

Lalu, terjadilah tragedi tanda tangan kontrak yang mengejutkan ini.

Malam Bicara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang