1. Nelangsa

15.1K 1.2K 13
                                    

Halo, para pembaca! Terima kasih sebelumnya mau menyisihkan waktunya untuk membaca cerita pertama saya hehehe.
Semoga berkenan, semoga suka😁

“Life is a tragedy when seen in close-up, but a comedy in long-shot.”
—Charlie Chaplin.

Suara kendaraan terdengar bersahutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kendaraan terdengar bersahutan. Antara klakson mobil, motor, bajaj, bis, dan angkot berlomba memeriahkan kepadatan jalanan Jakarta siang itu.

Di pinggir jalan—tepatnya di atas trotoar, seorang perempuan tengah duduk berselonjor menatap ke arah jalan. Tidak peduli pada polusi udara, debu yang berterbangan, atau asap knalpot yang bisa merusak rambutnya. Dia dengan teguh tetap di tempatnya.

Namanya Jenaka Sasmaya, baru saja kehilangan pekerjaannya yang selama tujuh tahun ini membantu menghidupi tiga perut yang tinggal di rumahnya. Termasuk Jenaka, ada Raiden dan Keenan—adik kembarnya—yang saat ini ada di jenjang perkuliahan.

Jenaka menghela napas panjang, dia harusnya bersemangat untuk mencari pekerjaan di perusahaan stasiun televisi lain. Tapi, rumor mulai menyebar di kalangan industri televisi mengenainya sebagai pelakor. Membuat dia kemungkinan besar sulit untuk menemukan pekerjaan serupa.

Sialan! Ini jelas salah si pria brengsek itu. Siapa yang mengira laki-laki yang dia pacari selama lima bulan itu ternyata sudah punya istri yang parahnya sedang mengandung? Sumpah demi apapun, Jenaka tertipu! Yang harus disebut ular justru pria itu, bukan perempuan yang gampang ditipu sepertinya.

Tapi, nasib memang lebih berpihak pada mereka yang punya kuasa. Karena ayah pria itu adalah salah satu eksekutif di perusahaannya, dia terlindungi. Semua kesalahan jatuh pada Jenaka. Akhirnya dia dipaksa mengundurkan diri. Tanpa memohon dan dengan dagu yang terangkat tinggi, Jenaka langsung setuju. Demi harga dirinya tentu saja.

"Semua yang punya orang dalam dan para nepo baby pada ke laut sana!" teriak Jenaka pada jalanan yang tidak mempedulikannya.

"Ngapain ke laut, Mbak?" tanya orang asing yang kebetulan lewat.

"Liburan," balas Jenaka ngaco.

Si orang asing itu mendekat, melihat Jenaka dengan prihatin.

"Mbak, kalo mau ngemis jangan di sini." sarannya.

"Kenapa, Mas? Ganggu, ya?"

"Bukan, kalo di sini gak bakal laku. Sonoan dikit, bakal rame. Temen saya aja kemarin duitnya sampe bisa beli iPhone terbaru."

Jenaka bicara dalam hati, mengemis bisa semenghasilkan itu ya?

"Ayo, Mbak, gabung aja. Bareng saya kalo mau, saya juga jalan ke sana ini." ajak si orang asing yang ternyata pengemis itu pada Jenaka.

Jenaka tersenyum kaku, "Lain kali aja, Mas. Makasih, ya."

Si pengemis mengangguk, lalu melanjutkan perjalanannya.

Malam Bicara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang