13. Menguping

29.2K 3.7K 20
                                    

Brigita menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Terimakasih Kyra, selamat akhirnya cafe ini jadi milik kamu. " Brigita mengulurkan tangannya.

"Urusan kita masih belum selesai kak. " Kyra tidak menerima uluran tangan Brigita.

Brigita memandang Kyra penuh tanya, dia menurunkan tangannya.

"Kak Bri lihat aku ini masih anak sekolah kan? "

"Ya."

"Jadi aku akan meminta pada Kak Bri untuk mengurus cafe ini. "

"Maksudnya? "

"Kak Bri akan tetap bekerja di cafe ini sebagai manager, dan aku pemiliknya. Nanti Kak Bri akan mendapat 10% saham disini selain dari gaji bulanan. "

Brigita menatap Kyra tidak percaya, matanya tiba-tiba berkaca-kaca. " Kyra kamu_"

"Yup, aku suka dengan manejemen Kak Bri atas cafe ini. Jadi aku percayakan cafe ini diurus oleh Kak Bri. "

Brigita merasa sangat terharu, dia berfikir akan pergi ke kampung halaman ibunya karena tidak ingin melihat cafe ini lagi. Karena dia pasti akan sedih melihat cafe ini bukan miliknya lagi.

Cafe ini adalah impian yang diwujudkan oleh Almarhum Ayahnya. Cafe ini menyimpan banyak kenangan. Jadi setelah cafe ini terjual, sempat ada rasa sesak di dadanya. Tapi gadis didepannya ini, seperti Malaikat yang dikirim Tuhan untuknya.

Membeli cafenya tanpa banyak bicara, memintanya tetap berada di cafe ini, bahkan memberinya 10% saham atas cafe ini.

"Bos, terimakasih, terimakasih banyak." Brigita tak kuasa membendung air matanya.

"Panggil aku Kyra saja kak. "

"No no no, you are my Boss now. You are my angel. "

"Ok ok, jangan menangis lagi. " Kyra merasa ikut terharu dengan respon Brigita. Padahal dia hanya melihat peluang bisnis dari cafe ini, tapi bagi Brigita dia audah seperti penolongnya.

"Sekali lagi terimakasih Bos. " Brigita memandang Kyra dengan penuh terimakasih, dia berjanji untuk mengurus cafe ini sebaik mungkin.

"Oh ya Kak Bri, apakah tidak apa-apa jika aku mengganti nama cafe ini? "

Brigita tersenyum, dia tahu jika Bos barunya ini sedikit tidak enak kepadanya. " Saya tidak masalah Bos. "

"Baiklah jika Kak Bri tidak masalah, aku akan kembali ke teman-temanku dulu. "

"Ok Bos. "

Kyra segera keluar ruangan Brigita atau telah berubah menjadi ruangan miliknya setelah bertukar no telepon dengan Brigita.

Saat akan berjalan menuju tangga, dia mendengar dua orang sedang menyebut nama seseorang yang dikenalnya. Kyra langsung memelankan jalannya, sebenarnya ini bukan gaya Kyra untuk menguping pembicaraan orang lain. Tapi dia sangat penasaran dengan hal tentang orang yang dikenalnya.

"Rasti, gimana perkembangan hubungan lo dengan Naresh? " Tanya seorang wanita berambut pendek.

"Entahlah Sin, sampai hari inipun sangat susah bertemu dengannya. " Jawab wanita yang dipanggil Rasti sambil mendesah kecewa.

"Maksudnya? "

"Kau tahu kan Sintya, mamaku adalah teman Maminya Naresh. Dia telah meminta Maminya Naresh untuk mengatur waktu supaya aku bisa bertemu dengannya. "

"Lalu? "

"Naresh selalu sibuk dengan pekerjaannya. " Nada suara perempuan bernama Rasti terdengar penuh dengan keluhan.

Antagonis Jalur VIP (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang