17. Apa ini?

27.1K 3.4K 78
                                    

Tiga hari telah berlalu, Kyra kini tengah bersiap untuk acara ulang tahun sekolahnya.

Terdengar kabar jika putra pemilik sekolah ini akah menghadiri acara. Arsha memberitahu Kyra untuk memperhatikan nama-nama yang akan disebutkan dalam pidato ucapan terimakasihnya. Dia memberi Kyra kertas kecil berisi nama yang nanti disebut Kyra.

Saat Kyra melihat kertas itu, sudut mulutnya berkedut. Abimanyu Danadyaksa dan Naresh Danadyaksa? Sekolah ini milik Danadyaksa? Malah baru tahu.

Kenapa Naresh tidak bilang jika ini adalah sekolah milik keluarganya, eh memangnya apa hubungannya sekolah ini milik keluarga Naresh dengan dirinya? Kyra menggelengkan kepalanya.

"Ra." Eve dan Denta muncul di belakang panggung bersamaan.

"Males lihat si anak pungut dugong main nyanyi? " Jawab Eve sekenanya.

Kyra mengarahkan pandangannya pada Denta seolah bertanya.

"Itu looh, yang biasanya ditangkap sama penjahat buat minta tebusan. "

Lah ini lagi, kenapa pada ga mau langsung sebut nama aja siiih. Kyra diam sejenak, akhirnya paham siapa yang dimaksud teman-temannya ini. Ternyata si manusia kadal Sandra, pantas saja dua curut ini tidak mau menyebut nama.

"Lagian ngapain sih tuh parasit pake acara nyanyi segala, gendang telinga gue meronta-ronta. " Eve terus menggerutu.

"Bilang saja lu cemburu kan lihat si Sione terpesona sama tuh parasit. " Ejek Denta, karena tadi dia juga melihat Sione menatap lekat ke arah Sandra.

"Udah sekian lama, emang apa sih yang lu lihat dari Sione? Menurut gue malah lebih ganteng Arion sama Arsha deh. " Tanya Kyra, dia sebenarnya penasaran dengan hal ini.

"Ga tau juga sih, gue kayaknya love at first sight. " Eve mengendikkan bahunya.

"Laaah, gue fikir ada tragedi pahlawan kebetulan atau gimana. " Ekspresi Denta seperti orang yang dapat menang lomba tapi hadiahnya garam sekilo.

"Elu cuma naksir doang kali bukan cinta. " Tebah Kyra.

"Yang bilang gue cinta sama dia siapaaaa? Lagian gue masih sekolah kok udah cinta-cintaan. " Eve mengomeli dua temannya.

"Bener tuh, kita masih bocah kemarin sore, belum ngerti rasanya harga bahan masakan mahal, belum ngadepin mumetnya nyusun skripsi. Ga boleh cinta-cintaan. " Denta ikut berpidato.

"Itu kan yang dibilangin sama nyokap lo. " Eve melirik Denta dengan sinis, dan Denta hanya tersenyum meringis.

Kyra hanya tersenyum, gimana ceritanya jika kedua temannya tahu kalau dia yang masih bocah ini malah sudah punya pacar. Apalagi pacarnya adalah Om Om mateng dan ganteng.

"Ngapain lu senyum-senyum gitu? " Eve aneh melihat Kyra diam dan tersenyum sendiri.

"Eh, gapapa. Mikirin ntar pidatonya sama waktu nyerahin bucket sama pemasangan Pin sekolah kita. Takut bikin kesalahan. " Bohong Kyra.

"Ck beruntung banget sih lu, putra pemilik sekolah kita ini visualnya super banget. Siapa tadi namanya?" Eve menatap Kyra dengan kesal.

" Kata si Arsha namanya Naresh Danadyaksa. Iya, tadi gue lihat pas dia datang disambut Kepala Sekolah. Tapi wajahnya sangar, ga ada tampang ramahnya sama sekali. " Denta mengkritik sikap dingin Naresh.

Yang elu berdua omongin itu pacar gue, Kyra lagi-lagi hanya tersenyum miris.

"Dahlah ayo kedepan lagi, kayaknya anak pungut dugong dah selesai nyanyi. Ntar lagi giliran si Kyra pidato. " Eve menyeret Denta untuk pergi ke depan.


Antagonis Jalur VIP (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang