-Part 5-

1.3K 225 18
                                    

Setelah memastikan kedua anaknya tidur, Rose langsung berganjak kedapur dan memasak ramen instant untuk dirinya. Bohong kalau dia bilang dia sudah kenyang karena nyatanya dia masih belum makan apa apa pun setelah makan siang.

"Gue harus kuat demi mereka" gumam Rose menatap satu porsi ramen 🍜 miliknya itu.

Diliriknya jam yang sudah menujukkan pukul 9 malam dan itu artinya dia harus segera makan dan tidur karena besok pagi dia harus bangun awal seperti biasa.

*

Jane memasuki mansion dengan raut wajah yang datar. Dia sudah benar benar capek dan ingin segera beristirahat namun sang Daddy malah menghentikan langkahnya.

"Naya menelfon Daddy. Dia nangis karena kamu meninggalkan dia sendirian di restaurant" ujar David.

"Terus?" Cuek Jane.

"Dia tunangan kamu Jane! Tidak seharusnya kamu seperti itu kepada dia!"

"Aku tunangan sama dia juga gara gara Daddy!"

David mendengus "Minggu depan kalian bakalan menikah"

"Tidak!" Bantah Jane "Aku tidak mau!"

"Sampai kapan kamu ingin mempertahankan status kalian yang sekarang ini!?"

"Aku sudah capek Dad! Aku sudah mengikuti semua kemauan Daddy bahkan aku sanggup menghancurkan hati wanita yang aku cintai demi Daddy! Apa itu belum cukup!? Sampai kapan Daddy ingin terus menuntut aku!?"

"Apa yang kamu lihat dari wanita itu!? Dia hanya sosok miskin, tidak pantas bersama kita!"

Jane tersenyum remeh "Miskin? Bukannya dulu Daddy juga miskin?"

Raut wajah David berubah "M-Maksud kamu apa!? Jangan sembarangan kamu!"

"Semua kekayaan yang kita miliki ini milik Mommy. Daddy bahkan tidak punya apa apa. Tapi gara gara cinta Mommy untuk Daddy, dia menyerahkan semua kekayaannya ini untuk Daddy. Mommy yang kaya saja bisa menerima Daddy yang miskin tapi kenapa Daddy tidak bisa menerima Rosie?"

David sontak menjadi bungkam. Dia kaget karena rahsia yang disimpan olehnya selama ini malah kebongkar.

Jane terkekeh sinis "Daddy harus tahu, kalau Daddy mati, semua kekayaan Daddy ini tidak akan bisa ikut bersama Daddy" setelah itu dia berganjak pergi kekamarnya.

Setibanya dikamar, Jane membaringkan dirinya diatas kasur lalu beralih memeluk boneka tupai yang selama ini menjadi penemannya.

"Tada!"

"Boneka tupai?"

Rose mengangguk "Kamu bilang aku seperti tupai bukan? Jadi aku memberikan boneka tupai ini untuk kamu agar kamu akan terus mengingati aku walaupun aku tidak bersama kamu"

Jane membawa Rose kedalam pelukannya "Kamu akan terus bersama aku. Tidak akan pernah aku lepaskan kamu pergi"

Setetas air mata mengalir keluar dari sudut mata Jane. Dia mencium aroma boneka tupai yang diberikan oleh wanita yang dia cintai itu "Rosie, aku rindu"

*

Pukul 4 pagi, Rose akhirnya bangun dari tidurnya lalu dia bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badannya.

Tidak butuh waktu yang lama, dia keluar lalu membangunkan kedua anaknya "Jichu, Lily, ayo bangun"

Bukannya bangun, Lily malah berpindah posisi dengan memeluk Jichu.

"Bangun hey" dengan gemesnya Rose mengecup pipi kedua anaknya secara berterusan.

"Mommy~" kedua bocah itu akhirnya merengek.

"Pergi mandi sekarang. Kita harus segera berangkat" ujar Rose.

Jichu mengucek matanya "Iya Mommy" dengan malasnya dia menggandeng sang adek menuju kekamar mandi.

Rose pula berganjak kedapur untuk menyediakan sarapan kepada kedua anaknya.

Untuk pagi ini, Rose hanya menyediakan roti panggang untuk kedua anaknya itu. Kebetulan sekali bahan makanan mereka sudah habis jadi dia harus membawa kedua anaknya untuk belanja bulanan.

"Habisin roti ini terus kita berangkat ya" ujar Rose setelah kedua anaknya duduk dibangku dimeja makan.

Dengan patuhnya kedua bocah itu memakan roti panggang yang disediakan oleh sang Mommy.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai bersarapan. Mereka akhirnya berganjak keluar dari rumah.

"Selamat pagi Ana!" Sapa Lily kepada bocah yang menjadi tetangganya.

"Jangan sok kenal!" Ketus Ana. Bocah ini memang sombong si makanya dia tidak berteman dengan si kembar.

"Galak banget!" Gerutu Lily.

"Sudah Lily, nanti dia nangis" tegur Jichu.

Bersamaan dengan itu, keluarlah kedua orang tua Ana "Papa" panggil Ana meminta untuk digendong.

Dengan segera sang Papa menggendongnya.

"Lihat, Ana punya Papa, tidak sepelti kalian, tidak punya Papa" ledek Ana.

"Lily sama Chu punya Daddy ya!" Balas Lily kesal.

"Mana Daddy kalian?" Sambar Nyonya Jeon, Mama nya Ana "Kalian itu tidak punya Daddy" lanjutnya.

Tetangga Rose itu memang selalu saja sinis dan mungkin gara gara itu juga Ana ketularan sikap sang Mama.

"Kata siapa? Daddy nya kita olang kaya loh" ujar Jichu.

"Dih, masih kecil saja sudah pintar berbohong" sinis Nyonya Jeon "Ana, kamu jangan temanan sama mereka ya. Nanti kamu ketularan bandel seperti mereka"

"Okay Mama!" Sahut Ana.

"Chu, Lily, ayo pergi" Rose yang sudah selesai mengunci pintu rumahnya itu langsung menggandeng kedua anaknya pergi dari sana. Dia dengan jelas mendengarkan semua omongan tetangganya itu dan sudah pasti dia tersulut emosi namun dia tidak bisa melakukan apa apa karena perbedaan kasta mereka.

"Chu benci Daddy!" Teriak Jichu menghentikan langkahnya.

Rose bersama Liky ikut menghentikan langkah mereka lalu Rose berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak "Kenapa Chu ngomong seperti itu hurm?"

"Kenapa Daddy tinggalin kita?" Tanya Jichu menunduk sedih.

"Sudah takdirnya sayang" hanya ini yang mampu Rose katakan. Walaupun dia tidak ingin Jane bertemu dengan si kembar, dia tetap saja tidak ingin si kembar membenci sosok Jane.

"Jichu sama Lily jangan sedih ya. Ada Mommy yang akan terus bersama kalian" lanjut Rose mengelus pipi kedua anaknya secara bergantian.

"Jichu sayang Mommy sama Lily" ujar Jichu.

"Lily juga sayang Mommy sama Jichu" lanjut Lily.

"Mommy juga sayang Jichu sama Lily" balas Rose membawa kedua anaknya kedalam pelukannya.
















  Tekan
   👇

You&Me✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang