-Part 16-

1.2K 232 21
                                    

Gara gara desakan para warga, Rose akhirnya terpaksa membawa kedua anaknya keluar dari rumah sewanya itu. Dia hanya membawa satu tas dengan kedua anaknya yang berada digendongannya. Jichu digendong dipunggungnya manakala Lili digendong didepannya. Dengan kerepotan dia memegang payung yang bisa melindungi kedua anaknya dari hujan.

"Mommy, kita mau kemana?" Tanya Jichu sedih.

"Kita cari tempat untuk berlindung duluan ya" sahut Rose.

Tidak butuh waktu yang lama, Rose menemukan satu halte yang sepi membuatkan dirinya bergegas kesana.

Dia mendudukkan kedua anaknya dan bergegas memeluk kedua anaknya bagi melindunginya daripada hujan.

"Mommy, dingin" adu Lily.

"Chu juga sudah ngantuk" lanjut Jichu.

Rose berusaha menahan tangisannya. Pokoknya dia harus kuat untuk kedua anaknya itu "Ayo tidur" dia membaringkan kedua anaknya dipangkuannya lalu menyelimuti kedua anaknya itu menggunakan baju yang diambil didalam tas yang dibawanya.

Ingin sekali dia menghubungi kedua sahabatnya itu namun ponselnya ketinggalan dirumah. Dia tidak sempat untuk mengambil ponselnya itu gara gara para warga sudah mendesaknya untuk keluar.

"Maafkan Mommy nak" lirih Rose mengelus kepala kedua anaknya secara bergantian.

Hujan juga turun dengan semakin deras membuatkan suasana semakin dingin. Dapat Rose rasakan kalau kedua anaknya sudah benar benar kedinginan namun dia sudah kehabisan cara untuk menghangatkan kedua anaknya itu.

"Jane, tolong" lirihnya.







*

Disisi lain, Jane sudah menyelesaikan semua urusannya. Jam juga sudah menunjukkan pukul 11 malam dan itu membuatkan dirinya ingin bergegas kerumah Rose dan bertemu wanitanya itu.

Sejujurnya, sejak dari awal firasatnya buruk namun dia berusaha berfikiran positif.

"Cuaca dingin sekali ya" ujar Jane menatap keluar jendela.

"Hujan terlalu deras" sahut Pak Han yang menyetir itu.

Bersamaan dengan itu, mereka akhirnya tiba didepan rumah Rose namun mereka kelihatan bingung karena melihat orang orang yang berada disana.

"Ayo Tuan Muda" ujar Pak Han yang sudah memayungkan Jane.

Mereka berganjak menghampiri rumah Rose "Ada apa ini?"

"Nah, ini cowoknya!" Sambar Nyonya Jeon.

"Maksudnya?" Bingung Jane.

"Kamu cowok yang menyewa Rose bukan?" Sambar seorang warga.

"Sewa!?" Kaget Jane.

"Halah. Dia pasti sudah menjadi jalang kamu bukan?" Sambar Nyonya Jeon.

Raut wajah Jane berubah "Siapa yang anda bilang jalang!? Rose memang istri saya dan si kembar itu anak kandung saya!" Tegasnya walaupun sedikit berbohong.

"Tidak mungkin! Sudah lama Rose sama anak anaknya tinggal disini dan saya sama warga yang lain tidak pernah melihat kamu!" Balas Nyonya Jeon.

Jane terkekeh sinis "Itu karena saya bekerja diluar kota! Saya pulang kesini juga pada waktu malam dan saya pergi juga waktu malam. Apa setiap saya kembali kesini saya harus datang untuk bertemu anda!?"

Nyonya Jeon bungkam. Melihat Jane yang kelihatan serius itu membuatkan dia merasa sedikit takut.

"Sekarang dimana istri dan anak anak saya!?" Tanya Jane.

"Desa ini tidak membutuhkan jalang jadi kami sudah mengusir mereka" sahut Nyonya Jeon seakan tidak bersalah.

"Mereka pergi didalam hujan seperti ini!?" Kaget Jane. Dia beralih menatap semua warga yang ada disana "Apa yang sudah kalian lakukan sialan!" Teriaknya marah.

"Saya tidak bisa membiarkan jalang tinggal dirumah yang saya sewakan lagi" ujar Nyonya Ahn.

"Pak Han, hubungi Ash sama yang lain untuk kesini!" Arah Jane.

Dengan segera Pak Han mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Ash, orang kepercayaan Jane.

Kebetulan sekali Ash bersama yang lain memang sudah berada di Ansan makanya tidak butuh waktu yang lama untuk mereka tiba disana.

"Ash, bawa mereka ke markas!" Arah Jane tegas "Dan yang lain, hancurkan rumah sialan ini!" Lanjutnya.

Ash bersama yang lain langsung menjalankan tugas mereka. Nyonya Jeon bersama keluarganya langsung berteriak ketika beberapa pria suruhan Jane menyeret mereka pergi dari sana begitu juga dengan Nyonya Ahn ketika melihat orang suruhan Jane yang sudah menghancurkan rumahnya itu.

"Pak Han, kita cari Rose sama anak anak!" Ujar Jane bergegas memasuki mobil disusul oleh Pak Han.


*

"Hiks Mommy, dingin" si kembar tidak bisa tidur. Mereka terus menangis dan memeluk sang Mommy dengan erat.

Rose juga tidak bisa melakukan apa apa lagi. Dia hanya mampu memeluk kedua anaknya dengan erat dan berharap agar pelukan itu bisa menghangatkan badan kedua anaknya.

"Rosie!"

Teriakan itu membuatkan Rose memicingkan matanya dan akhirnya terlihatlah sosok Jane yang berlari menghampiri mereka.

"J-Jane" gumamnya dengan badan terketar ketar kedinginan.

"Kalian" Jane berjongkok didepan mereka.

"Daddy, dingin" adu Jichu.

"Ayo kita kemobil"

Pak Han langsung membantu Jane membawa si kembar bersama Rose memasuki mobil mereka.

"Pak, kita bawa mereka kehotel" arah Jane.

Pak Han mengangguk patuh lalu menjalankan mobil menuju kehotel yang terdekat.

*

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan sikembar sudah tertidur dengan nyaman dibalik selimut.

Dokter sudah datang untuk memeriksa mereka dan untung saja si kembar memiliki sistem imun yang kuat makanya mereka tidak demam.

Namun berbeda dengan Rose yang sekarang mengalami demam panas bahkan dia terpaksa diinfus.

"Tubuh Nyonya Rose terlalu lemah. Sepertinya dia kurang mendapatkan asupan makanan dengan baik bahkan dia mengalami tekanan. Stress nya itu yang membuatkan kondisinya drop" jelas Dokter Joshua yang dihubungi oleh Jane.

"Apa itu buruk Dok?" Tanya Jane khawatir.

Dokter Joshua mengangguk "Kalau kondisinya masih sama dalam waktu 2 hari, kamu harus membawa dia kerumah sakit dengan segera agar dia segera mendapatkan perawat yang lebih lengkap"

"Baiklah Dok, terima kasih"

Setelan menulis resep obat, Dokter Joshua akhirnya berpamitan untuk pergi.

Jane pula menghampiri Rose yang sudah tertidur gara gara efek obat itu "Rosie" dia beralih menggenggam tangan Rose "Maafkan aku sayang. Aku janji tidak akan membiarkan kamu menanggung semuanya sendirian lagi. Aku akan menjadi sandaran kamu. Cepat sembuh ya cantik" bisik Jane mengecup dahi hangat Rose.














  Tekan
   👇

You&Me✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang