-Part 34-

797 147 20
                                    

Semakin banyak rumor baru yang bikin mood aku rusak😔 J juga sudah posting photo nya yang bajunya persis waktu dia keciduk itu bukan?
Maaf, aku belum bisa menerima kapal itu. Mianhe J😔

*Akan aku percepatkan alurnya😀

*

Hari demi hari berlalu dan semakin banyak kenakalan yang dilakukan oleh Jichu sama Lily. Rose sudah capek memarahi mereka namun si kembar selalu saja menjadikan Jane sebagai pawang mereka. Mereka akan langsung bersembunyi dibelakang Jane ketika melihat sang Mommy yang memarahi mereka.

Jane juga masih saja memanjakan si kembar sehingga membuatkan si kembar tidak pernah merasa bersalah atas semua ulah yang sudah mereka lakukan.

"Guru kalian baru saja menghubungi Mommy. Katanya kalian tidur didalam kelas tanpa mendengarkan pelajaran. Apa itu benar?" Tanya Rose serius.

Si kembar mengangguk tanpa beban "Kita mengantuk Mom" sahut Jichu.

"Itu juga pasti karena kalian bergadang malam malam gara gara memainkan ponsel kalian! Apa kalian ingin Mommy membuang ponsel baru kalian itu lagi hah!?"

"Buang saja, nanti bakalan dibelikan lagi sama Daddy" sahut Lily.

"Betul!" Ujar Jichu yang setuju dengan jawaban sang adek.

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Sejak kapan kalian kurang ajar seperti ini? Dimana rasa hormat kalian untuk Mommy!?"

"Mommy saja yang lebay. Lagian aku sama Eonnie sudah gede, Mommy tidak perlu repot repot menguruskan aku sama Eonnie lagi" ujar Lily.

"Lalisa!" Sentak Rose.

Secara tiba tiba kepala Rose mula terasa nyeri. Dia meringis kecil dengan memegang kepalanya.

"Nanti sore teman teman aku mau kesini untuk main bersama" lapor Jichu.

"Terserah" hanya ini yang mampu Rose katakan gara gara dia keburu kekamar.

Setibanya dikamar, dia bergegas memasuki kamar mandi. Benar saja, terlihatlah darah yang keluar dari hidungnya.

"Sshhh" ringisnya menjambak rambutnya gara gara pusing dikepalanya itu.

Ditatapnya rambutnya yang sudah rontok itu dengan tatapan sendu. Semakin hari, badannya semakin terasa lemah dan dia tidak yakin waktunya masih banyak. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak ingin kedua anaknya membesar dengan menjadi sosok yang pembangkang setelah dia pergi nanti.

Hah~

Pokoknya dia harus segera membicarakan semuanya kepada Jane agar suaminya itu sadar kalau sikapnya yang terlalu memanjakan si kembar adalah sikap yang tidak wajar dilakukan.

*

Sore harinya, mansion mereka didatangi oleh kedua sahabat Jichu sama Lily iaitu Ryujin sama Seulgi.

"Wahh, mansion kalian gede ya" puji Seulgi.

"Iya dong. Orang tua aku sama Lisa kaya" balas Jichu sedikit songong.

"Kalian temannya Jichu sama Lily?" Tanya Rose menghampiri mereka.

"Iya Tante. Annyeonghasaeyo" sopan Seulgi sama Ryujin.

Rose tersenyum "Kalian duduk ya. Tante akan menyiapkan cemilan" ujarnya berganjak kedapur.

"Kalian tonton saja tv. Aku sama Lisa kedapur sebentar" pamit Jichu yang langsung menarik Lily menghampiri sang Mommy.

"Mommy" panggil Jichu.

"Iya? Kenapa tidak menemani teman kalian?" Tanya Rose.

"Jangan memanggil aku Jichu lagi Mom. Aku bukan anak kecil! Panggil aku Jisoo. Aku malu kalau dipanggil Jichu didepan teman teman aku" protes Jichu.

"Panggil aku Lisa. Aku bukan Lily lagi" lanjut Lily ikutan protes.

Rose menyamakan tingginya dengan kedua anaknya "Kenapa hurm? Bukannya duluan kalian suka banget sama nama itu? Lagian kalian tetap anak kecil Mommy walaupun kalian akan berganjak dewasa"

"Kita tidak suka Mom. Stop memanggil kita Jichu sama Lily! Kita benci nama itu!" Teriak Jichu marah lalu dia kembali menghampiri teman temannya diikuti oleh Lily dibelakangnya.

Mata Rose berkaca kaca. Hatinya sakit ketika menerima perlakuan buruk dari kedua anaknya "Lo tidak boleh menangis. Mereka anak anak lo" gumam Rose menghapus air matanya yang tiba tiba mengalir keluar itu.

"Nyonya tidak apa apa?" Tanya Bibi Son dengan khawatir. Sedari tadi dia melihat semuanya dan dia juga kesal sama Jichu dan Lily yang tidak menghormati Rose.

"Aku tidak apa apa Bi" sahut Rose tersenyum tipis "Bibi tolong siapkan minuman sama cemilan ya. Teman teman mereka ada diruang tamu"

"Baiklah Nyonya" sahut Bibi Son.

"Rosie"

Rose menghampiri Jane yang memasuki mansion dan menghampirinya dengan terburu buru itu.

"Ada apa Oppa?" Sahut Rose.

"Aku harus ke Jeju. Ada masalah sama project disana" ujar Jane.

"Sekarang?"

"Iya. Tapi aku tidak mau meninggalkan kamu. Firasat aku buruk Sayang"

Rose tersenyum. Dia mengelus pipi mandu sang suami "Pekerjaan kamu ini adalah tanggungjawab kamu. Kamu harus pergi. Jangan khawatir soal aku. Aku pasti bisa menjaga diri aku sama anak anak kok"

"Muka kamu pucat banget Rosie. Aku takut kamu kenapa napa" ujar Jane khawatir.

"Aku memang penyakitan bukan? Wajar saja muka aku pucat" balas Rose.

"Apa mendingan kita meminta Bibi Son untuk menginap saja?"

"Jangan Oppa. Kasian sama Bibi Son. Anak anaknya juga pasti menunggu dirumahnya. Sudah lah, aku bisa menjaga diri aku sama anak anak kok. Oppa tidak perlu khawatir"

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah. Aku akan membereskan koper aku sekarang"

"Biar aku bantu" ujar Rose.

Jane menggandeng Rose kekamar lalu mereka langsung membereskan koper yang akan dibawa oleh Jane ke Jeju.












Tekan
👇

You&Me✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang