Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam namun Rose masih belum sadar membuatkan Jane memutuskan untuk memakan makan malamnya didalam ruang inap Rose. Dia tidak ingin meninggalkan wanitanya itu dalam waktu yang lama.
"Eungh" lenguhan itu membuatkan Jane meninggalkan makanannya dan menghampiri Rose.
"Rosie" panggilnya mengelus kepala Rose dengan lembut.
Rose mengerjabkan matanya berkali kali. Ingin bersuara namun tenggorokannya terasa perih. Jane yang peka langsung membantu Rose bersandar diheadboard kasur "Mau minum?" Tanya Jane.
Melihat Rose yang mengangguk, Jane mengambil segelas air putih dan membantu Rose meminumnya "T-Terima kasih" ujar Rose setelah selesai minum.
"Bagaimana kondisi kamu? Masih mual?" Tanya Jane mengusap sudut bibir Rose.
"Aku baik baik saja" sahut Rose lalu menatap sekeliling "Dimana anak anak?"
"Aku meminta Yeri sama Somi untuk membawa mereka pulang. Lagian kasian kalau mereka menginap disini" sahut Jane.
"Aku juga mau pulang" pinta Rose menatap Jane dengan memelas.
"No, kamu masih sakit Rosie. Dokter sudah melakukan tes keatas kesehatan kamu dan besok pagi hasilnya bakalan keluar"
"Tapi-"
Jane meletakkan telunjuknya dibibir Rose "Nurut sama aku ya"
Akhirnya wanita itu hanya mampu menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah" pasrahnya.
"Dari tadi perut kamu kosong. Sekarang kamu makan ya. Aku suapin" Jane mengambil bubur yang sudah disediakan oleh rumah sakit lalu dia menyuapi Rose.
*
Pagi harinya, Dokter Joshua sudah berada didalam ruang inap Rose dengan membawa amplop yang menunjukkan hasil tes kesehatan Rose.
"Apa yang sebenarnya terjadi sama saya Dok? Saya baik baik saja bukan?"
"Sebelumnya saya ingin bertanya sama kamu. Apa orang tua kamu pernah menderita kanker?" Tanya Dokter Joshua.
Walaupun bingung, Rose tetap menjawabnya "Ibu saya menderita kanker darah dan itu alasan dia meninggal"
Dokter Joshua mengangguk faham. Dia membuka amplop itu dan mengeluarkan hasil tes kesehatan Rose "Menurut hasil tes ini, kamu menderita kanker darah stadium 1"
Deg
Bukan hanya Rose yang kaget namun Jane juga tidak kalah kagetnya "Dokter jangan bercanda!" Sangkal Jane.
"Maaf Jane-ssi, saya tidak bercanda. Saya serius" sahut Dokter Joshua.
Rose mula mengeluarkan air matanya "A-Apa saya bisa sembuh Dok?"
"Kemungkinannya 50 persen. Kamu masih di stadium satu dan kita bisa melakukan kemoterapi untuk mematikan sel kanker kamu itu"
Jane mengusap wajahnya dengan kasar "Ini seakan mimpi" lirihnya.
"Saya tahu ini berat untuk kalian tapi kalian harus saling menguatkan. Saya akan memberi waktu untuk kalian. Permisi" pamit Dokter Joshua lalu dia berganjak pergi dari sana.
"Jane" panggil Rose.
Jane menatap Rose dengan sendu "Hurm?"
"Tolong jaga Jichu sama Lily dengan baik. Mereka sudah tidak punya siapa siapa. Tolong berikan banyak cinta untuk mereka. A-aku takut aku sudah tidak punya banyak waktu. Aku mohon" pinta Rose memegang tangan Jane.
"Rosie, kita akan menjaga mereka bersama sama. Kamu pasti sembuh! Aku akan melakukan segalanya untuk kesembuhan kamu. Sekarang kamu hanya fokus sama kesehatan kamu ya. Nanti kita kembali ke Seoul dan aku akan menguruskan pernikahan kita. Setelah menikah kita akan kembali fokus sama perawatan kamu" putus Jane tanpa ragu.
"Maaf, aku tidak bisa menikah sama kamu" tolak Rose menatap Jane dengan tatapan bersalah "Aku penyakitan. Aku tidak ingin merepotkan kamu. Dengan kamu menjaga Jichu sama Lily saja sudah membuatkan aku merasa bersyukur"
"Rosie please" Jane menggenggam tangan Rose dengan lembut "Aku ingin menikahi kamu. Kita lalui semuanya bersama. Aku tidak peduli soal penyakit kamu ini. Kita jalani saja semuanya bersama anak anak kita. Aku mencintai kamu dan aku tidak peduli dengan kondisi kamu. Percaya sama aku ya"
Rose mula terisak. Dia menenggelamkan mukanya diceruk leher Jane. Saat ini, hidupnya seakan hancur namun kehadiran Jane memberikan sinar baru didalam hidupnya. Apa dia akan dianggap egois kalau dia tetap menjadi istri Jane setelah dia tahu kalau dia adalah sosok yang berpenyakitan? Apa dia tidak akan merepotkan Jane?
"Sudah, jangan difikirkan. Apa pun kondisi kamu, aku tetap mencintai kamu" bisik Jane mengusap punggung Rose dengan penuh cinta.
Ceklekk
"Mommy!"
Dengan buru buru Rose menghapus air matanya ketika si kembar memasuki ruang inapnya diikuti oleh Yeri dan Somi dibelakang mereka.
"Jichu, Lily" panggil Rose.
"Daddy, bantuin" pinta Jichu yang ingin duduk disamping Rose.
Jane menggendong kedua anaknya lalu mendudukkan disamping Rose. Dengan segera kedua bocah itu memeluk Rose "Miss you" ujar keduanya dengan kompak.
Rose membalas pelukan kedua anaknya dengan erat "Mommy juga rindu sama kalian" dikecupnya pipi kedua anaknya secara bergantian "Kalian sudah sarapan?"
"Sudah. Tadi Tante Somi bikin pancake" sahut Lily.
"Baguslah" ujar Rose lalu beralih menatap kedua sahabatnya "Terima kasih dan maaf karena merepotkan"
"Tidak merepotkan kok. Gue sama Yeri malah senang karena bisa bersama si kembar" sahut Somi disetujui oleh Yeri.
"Ngomong ngomong, bagaimana hasil tes nya?" Tanya Yeri membuatkan Jane sama Rose saling tatap.
"Kita bicarakan diluar saja" ujar Jane berganjak keluar.
Dengan segera Somi sama Yeri menyusulnya "Jadi kenapa?" Tanya Yeri.
"Kanker darah stadium 1"
Kedua sahabat itu saling tatap dengan tatapan tidak percaya "Tidak mungkin" gumam Somi.
"Setelah Rose keluar dari rumah sakit, aku akan membawa dia sama anak anak ke Seoul dan aku akan menikahi dia. Setelah itu kita bakalan fokus sama perawatan Rose" jelas Jane.
"Baguslah, itu yang terbaik untuk Rose sama si kembar" ujar Yeri.
"Oppa, aku sama Yeri titip Rose sama si kembar ya. Kita percaya Oppa bisa menjaga mereka dengan baik. Selama ini Rose sudah cukup terluka, tolong jangan menyakiti hati dia lagi" ujar Somi yang memang menyayangi Rose bersama si kembar.
Jane tersenyum dan mengangguk. Dia bersyukur karena Rose bersama kedua anaknya dikelilingi oleh sosok yang baik seperti Somi sama Yeri.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
You&Me✅
FanfictionTidak punya suami? Tidak masalah! Roseanne bisa menguruskan kedua anak kembarnya itu sendirian. "Hihi Lily ngompol" "Chu Eonnie jelek" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 Fanfiction 📌