-Part 6-

1.3K 221 38
                                    

Jane berjalan melewati meja makan tanpa mempedulikan sang Daddy yang sudah menunggu kedatangannya.

"Jane" akhirnya panggilan itu menghentikan langkah Jane.

"Apa?" Cuek Jane "Kalau mau ngomong soal Naya, aku tidak ada waktu" lanjutnya.

David menghela nafasnya dengan kasar "Daddy hanya mau bilang kalau nanti Daddy bakalan berangkat ke Ansan. Daddy mau ketemu sama teman Daddy disana"

"Terserah, aku tidak peduli" ketus Jane lalu dia berganjak pergi dari sana.

"Dasar keras kepala!" Gerutu David dengan pelan.

Dengan wajah datarnya, Jane memasuki perusahan miliknya itu. Para karyawan tentu saja membungkuk dan menyapanya namun dia hanya berdehem dengan singkat. Dia memang dingin sama sekitarnya dan gara gara itu juga dia hanya punya 1 sahabat yang masih setia berteman dengannya.

Haru, itu lah sosok laki laki yang masih setia menjadi sahabat Jane. Semua masalah yang dihadapi oleh Jane pasti diketahui oleh Haru karena dia yang selama ini menjadi teman curhat Jane.

"Sajangnim" panggilan dari sang sekertaris menghentikan langkah Jane.

"Apa?"

"Ada Mrs Naya didalam ruangan Sajangnim. Saya sudah menghalangnya untuk masuk tapi dia tetap berkeras untuk masuk" jelas Jihyo.

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Lanjutkan kerja kamu" datarnya lalu berganjak memasuki ruangannya.

"Babe, akhirnya kamu datang" dengan centilnya Naya bergelayut dilengan Jane namun Jane langsung menepis tangannya dengan kasar.

"Aku lagi tidak ada mood jadi mendingan kamu pergi dari sini sekarang sebelum aku meminta satpam untuk menyeret kamu keluar dari sini" dingin Jane.

"Kamu mengusir aku huh? Apa kamu mau aku ngomong sama Om David!?" Ancam Naya.

Jane tersenyum sinis "Silakan, adukan saja. Itu juga kalau kamu mau aku membatalkan pertunangan kita ini"

"Kamu mengancam aku!?" Marah Naya "Sepertinya kamu sudah siap untuk melihat jasad mantan kamu itu bukan? Aku bisa saja meminta orang orang aku untuk mencari dia dan membawa jasadnya didepan kamu"

Srettt

Dengan emosinya Jane mendorong Naya kedinding bahkan dia sudah mencengkram leher wanita itu "Jangan pernah lo menyentuh dia!" Teriak Jane.

"L-lepas" Nafas Naya memburu. Dia berusaha melepaskan cengkraman Jane.

Ceklekk

"Jane!" Haru yang baru memasuki ruangan itu langsung berteriak kaget lalu menghampiri Jane "Sudah Jane" halangnya.

"Cewek sialan ini harus mati Har!" Teriak Jane seperti orang kesetanan.

"Tenang Jane! Dia bisa mati!" Teriak Haru menarik Jane menjauh dari Jane.

Akhirnya cengkraman Jane dileher Naya dilepaskan membuatkan wanita itu terbatuk batuk dengan nafas ngosan ngosan.

"Naya, mendingan lo pergi dari sini sebelum Jane kembali tersulut emosi" ujar Haru tegas.

Dengan memegang lehernya, Naya menyambar tasnya "Lihat saja Jane! Kamu milik aku!" Ujarnya sebelum berganjak pergi dari sana.

Jane mengusap wajahnya dengan kasar "Arghhh sial!" Teriaknya.

"Mendingan lo tenang duluan" ujar Haru menepuk pundak Jane agar sahabatnya itu menenangkan dirinya.


*

Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi jadi toko roti Rose sudah pasti belum dibuka. Rose terlihat sibuk didapur untuk membakar adonan roti yang sudah dia siapkan itu. Kedua anaknya itu pula ikut menemaninya.

"Baunya enak!" Ujar Jichu antuasis.

"Iya dong. Ini Mommy yang bikin" sahut Rose tersenyum bangga.

"Ini kue yang dipesan sama Om kemarin ya?" Tanya Lily.

"Iya Ly. Menurut kalian, apa sudah cantik?" Tanya Rose meminta pendapat kedua anaknya.

"Cantik Mom" sahut Jichu.

Rose tersenyum lalu beralih menatap Lily yang hanya diam itu "Lily kenapa?"

"Lily juga mau dibeliin kue ulang tahun sama sosok Daddy" lirih Lily.

"Jichu juga mau" timpal Jichu ikutan sedih.

Rose menatap kedua anaknya secara bergantian "Maafkan Mommy" ujarnya merasa bersalah karena tidak mampu menghadirkan sosok Daddy kepada kedua anaknya.

"Mommy, bagaimana wajah Daddy?" Tanya Jichu penasaran.

Rose terdiam selama beberapa detik. Dia masih punya banyak foto Jane diponselnya namun dia belum siap untuk menujukkan foto itu kepada kedua anaknya.

"Daddy itu sosok yang menggemaskan" ujar Rose pada akhirnya.

"Menggemaskan?" Ulang Lily.

Sang Mommy terkekeh kecil "Daddy kalian itu kelihatan judes tapi aslinya dia manja banget. Dulu Mommy selalu memanggil dia beruang karena dia imut. Pipinya gembul loh. Terus matanya juga seperti kucing"

Si kembar saling tatap "Jadi Daddy itu beluang atau kucing?" Polos Lily.

"Mungkin mukanya sepelti kucing telus badannya sepelti beluang" ujar Jichu dengan randomnya.

Rose malah cengo. Apa kedua anak kembarnya itu berfikir jika Daddy mereka adalah hewan? Astaga🥲

"Hey, bukan seperti itu maksud Mommy" ujar Rose sebelum kedua anaknya salah faham.

"Telus bagaimana?" Tanya Jichu.

"Pokoknya Daddy kalian itu ganteng banget makanya kalian imut" jelas Rose.

Si kembar mengangguk faham "Ah, andai saja Jichu bisa melihat Daddy" ujar Jichu dengan sedih.

"Lily juga mau ketemu sama Daddy" lanjut Lily.

"Suatu hari nanti kalian pasti akan bertemu sama Daddy dan mungkin kalian bakalan tinggal bersama Daddy kalian" ujar Rose menanggapi kedua anaknya.

"Telus Mommy bagaimana? Mommy tidak akan tinggal belsama kita?" Tanya Lily polos.

Rose tersenyum dengan lembut "Mommy akan sentiasa ada dihati kalian bukan?"

"Eung!" Jichu sama Lily mengangguk dengan kompak.





Mommy Rosie nih💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mommy Rosie nih💓







Tekan
👇

You&Me✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang