Pohon bambu besarpun terlihat menutupi sebuah jalan setapak.
"Ahhh... akhirnya,.." ucap Astra sambil menelan air liyurnya.
"Aku mau istirahat dulu, rasanya tenggorokkan ku kering, perutku juga lapar." Tegasnya.
"Kalian dari Nubibus sangat hebat. Bisa terlihat biasa saja walaupun tidak makan dan minum selama satu hari lebih."
"Aku juga lapar. Tapi disini tidak ada Parvus." Jawab Elysia.
"Hah? Apa itu Parvus?"
"Parvus itu makananku."
"Memangnya kamu tidak boleh makan makanan lain? Ah sudahlah, aku mau cari warung dulu, siapa tau ada yang mau kasih kita makanan." Seru Astra seraya berjalan melewati jalan setapak.
"Aah... itu dia pak, itu temanku." Teriak seorang wanita bernama Archie.
"Astra.." Panggil Andre dan Archie seraya melambaikan tangan mereka.
"Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" celoteh Archie karena merasa khawatir dengannya.
"Bagaimana kau bisa sampai disini?" tanya Andre.
"Ceritanya panjang, Ah, ini kenalkan, namanya... Hah? Dimana Elysia?" tanya Astra kebingungan, karena sedari awal Elysia selalu berada didekatnya.
"Sudahlah.. kau mungkin kecapean, ayo kita kembali ke pos dibawah" panggil seorang wanita berambut pendek seolah-olah ingin mengalihkan pandangan serta pendengaran Andre dan Archie.
"Iya, benar kata Lilian, kita lebih baik turun ke pos, kamu pasti sudah sangat lapar." Ajak Archie seraya menyuruh Andre untuk memapah Astra.
"Ta..tapi.." jawab Astra bimbang antara Elysia itu benar ada atau itu hanyalah halusinasinya selama perjalanan.
Sebelum berangkat, Lilian terhenti sejenak sambil menatap kesegala arah seakan ingin memastikan sesuatu. Jalan setapak itu nampak sunyi, hanya cahaya matahari terlihat menyinari sebagian jalan yang tak tertutupi pohon.
Setelah mereka tak terlihat, Elysia keluar dari balik pohon dengan mata Hazelnya seakan ia tengah menyembunyikan diri dari orang lain.
"Kenapa aku bersembunyi?"
"Padahal aku tidak diperintah untuk bersembunyi. Bagaimana bisa? Atau jangan-jangan..." ucap Elysia terhenti. Mata Hazelnya bergerak dan berubah kembali menjadi coklat. Ia berjalan menelusuri tempat dan dengan cepat merubah pakaiannya dengan meniru pakaian Lilian. Debu hijau terlihat berterbangan sepanjang jalan yang dilewati oleh Astra.
"Perasaan ini tidak salah lagi, tapi kenapa ia terasa jauh? Bahkan sering timbul dan menghilang, apa aku salah mengira?" tanya Elysia dalam perjalanan.
Di pos bawah Astra dan 3 orang lainnya bertemu Alvian salah satu teman mereka yang sedang di obati.
"Bagaimana keadaanmu? Bagaimana bisa kau tidak terlihat luka sama sekali? Alvian saja kena luka ringan di bagian dada dan tangannya." Tanya Andre.
"Aku juga tidak tahu." Jawab Astra singkat karena bayangan Elysia masih selalu menjadi tanda tanya terbesar difikirannya.
"Bagaimana kejadian sebenarnya?" Tanya Astra.
"Kau benar-benar tidak ingat?" tanya Archie yang hanya disambut tatapan oleh Astra.
"Waaaah"
"Kamu jatuh saat gempa itu terjadi." Ucap Lilian.
"Gempa?"
"Iya, Alvian mau narik kamu, tapi dia malah ikut jatuh. Untung Andre dengan cepat narik tangan Alvian, makannya, dia hanya kena luka ringan." Jawab Archie.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)
FantasySeorang wanita pertama yang menjadi penerus suatu negeri bernama Nubibus dari kaum Viridi Capillus/Rambut Hijau. Semua berawal saat peperangan terjadi dinegeri Nubibus yang dilakukan oleh peneliti dari dunia manusia, mereka berhasil menemukan letak...