Chapter 1 : PART 7

11 7 1
                                    

"Stefan?" ucap Elysia. Matanya menatap kearah pria yang ingatannya telah ia hapus sebelumnya.

"Mengapa dia kesini dengan tatapan itu?" tanya Elysia. Ia mengalihkan pandangan lalu menatap kearah Alexis untuk memastikan apakah dia masih berada dekat dengan pria bertubuh kekar itu atau tidak. Tak ada sosok Alexis, Elysia dengan cepat menghilang dari tempatnya dan berpindah ketempat Stefan dengan tangan yang langsung berada di lehernya lalu mendorong Stefan kesebuah dinding rumah seorang warga.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Elysia dengan mata Hazelnya. Ia melihat mata Stefan berwarna hijau seperti mata penduduk Viridi Capillus, akan tetapi Stefan seakan diperintahkan oleh seseorang.

"Matanya tak sama" ucap Elysia dalam hati. Belum sempat ia bertanya untuk kedua kalinya tiba-tiba tubuh Stefan perlahan mengeras. Tanpa menatap, Elysia tahu kalau tubuh itu hanyalah tubuh buatan dari sebuah pohon yang dibuat mirip dengan tubuh seseorang.

"Siapa yang menggunakan ini?" tanya Elysia keheranan.

"di Viridi Capillus hanya keluarga Ghost Orchid, Priceps Auntum, aku daaan. tidak mungkin dia melakukan itu" gumam Elysia yang masih saja berdiri didekat sebuah batang pohon yang sebelumnya berwujud Stefan. Tangan Elysia memegang pohon tersebut untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak ini bukan kekuatan Ghost Orchid, bukan Priceps Auntum, aku juga tidak merasakan kekuatan Allegra disini. Apa ini perbuatan manusia?"

"Tapi bagaimana mereka bisa meniru kekuatan Viridi Capillus?" gumam Elysia dengan raut wajah penuh tanda tanya. Ia menghela nafas panjang lalu berjalan kedalam rumah Alexis untuk mencari tahu sesuatu yang masih membuatnya penasaran.

Sementara itu Alexis yang melanjutkan perjalanannya kearah rumah sakit seakan memikirkan sesuatu sehingga perasaannya menjadi tak karuan. Selama 3 tahun terakhir dia mencoba menyembunyikan dirinya didalam rumah tua itu dengan penyesalan yang tidak pernah ia perbuat. Walaupun ia mencoba mengingat kejadian terpedih saat itu, ia tetap saja tak bisa mengingatnya, yang ia tahu sesuatu telah terjadi sehingga membuat ia tak berani memberikan makanan buatannya kepada orang lain.

"Kenapa kejadian Callia dan Calliope sekarang hadir diingatanku? Padahal dia sudah mencabut ingatan itu!" gumam Alexis seraya menunduk untuk mencoba mengingat kejadian lainnya saat ia bertemu dengan wanita Bernama Callia.

"Hey, apa kau baik-baik saja?" tanya Alexis kearah seorang wanita yang tengah kebingungan mencari seseorang. Sayangnya wanita tersebut tak bisa menjawab pertanyaan Alexis, entah apakah dia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Alexis atau ia hanya tak ingin menjawabnya. Karena tak ada tanggapan, Alexis mencoba untuk membiarkan dia berjalan sendiri selama masih berada dipantauannya.

"Apa yang dia lakukan?"

"Hey.. jangan kesana, kau tidak lihat ada banyak mobil dijalan" teriak Alexis sambil berlari lalu memegang tangan Callia. Karena merasa terancam, Callia memperlihatkan wujud yang tak pernah dilihat oleh manusia sebelumnya. Ia merubah model giginya menjadi seperti sebuah model gigi geregaji yang sangat tajam. Alexis yang melihat itu melepas tangan Callia dengan cepat karena ketakutan. Sementara Callia berlari kesebrang jalan.

Saat malam tiba, caffe yang sekarang menjadi tempat tinggal Alexis tutup tepat dipukul dua belas malam. Setelah seluruh karyawannya kembali ke rumah mereka, Alexis memutuskan untuk langsung beristirahat, namun di pukul dua pagi Alexis terbangun karena mendengar suara dari arah dapurnya. Ia berjalan perlahan untuk memeriksa apakah ada pencuri yang mencoba untuk menggeledah rumahnya atau itu adalah hantu dapur yang mencoba untuk menakutinya.

Senter handphone ia nyalakan sambil berjalan kearah dapur.

"Rrrrrraaah" sebuah suara keluar dari dalam kamar mandi dapurnya yang saat itu sedang terbuka.

NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang