Chapter 1 : PART 14

15 3 0
                                    

Cahaya matahari perlahan semakin terang terlihat dari dasar laut tempat Claude dan Alvaro berenang.

"Hey Claude, bagaimana ini, Kenapa jantungku seperti tak terkontrol?" Tanya Alvaro dengan raut wajah khawatir.

"Sedikit lagi, telur ikan tinggal setengah di dalam tubuhmu."

"Ba..bagaimana ini,?" Tanyanya kesekian kali sambil menatap ekor dan juga cahaya matahari secara bergantian.

"Kalau ekor mu perlahan berubah menjadi kaki, kau cukup menahan nafas, sedikit lagi kita sampai." Ucap Claude yang hanya di tanggapi raut wajah memerah dari Alvaro karena saat itu ekor buatan untuk Alvaro perlahan berubah menjadi kaki tanpa ada lapisan sama sekali.

"Mmmm..mmm..mmm" tegur Alvaro seraya menggoyang-goyangkan tangannya yang sedang berada dalam genggaman Claude.

Alvaro terlihat tak baik-baik saja. Wajah tampannya memerah dengan kedua belah pipi yang terlihat membesar karena kesulitan menahan nafas. Banyak yang ia katakan, namun tak bisa diketahui oleh Claude.

"Tahan sebentar lagi, kau boleh bicara dan bergerak ketika kita sampai di daratan. Aku harus mencari tempat aman untuk kita singgahi". Ucap Claude seraya menarik tangan Alvaro dan mendorongnya ke atas air.

"Muuuaaahhh.. Hah.. Hah.. haah.. apa kau sudah gila? Aku bisa saja mati tadi."
"Kenapa kau memberikan telur ikan itu tidak sesuai dengan perhitungan? Kalau lambat sedikit saja, aku rasa aku akan mati lebih dulu sebelum melawan orang-orang itu." Tegasnya tanpa jeda sama sekali.

"Sudahlah, lagian kau juga masih hidup, sini pegang tanganku, kita berenang lagi ke daratan sana." Ajak Claude yang hanya di tanggapi tatapan tajam dari Alvaro. Ekor Claude berubah kembali menjadi sepasang kaki dengan pakaian biasa di Nubibus.

"Hey.. aku sangat malu keluar dari air. Apa disini tidak ada pakaian sama sekali?" Tanya Alvaro.

Pertanyaannya tak ditanggapi oleh Claude yang langsung merubah pakaiannya dengan pakaian yang ia inginkan.

"Apa kalian tidak diajarkan cara memakai pakaian sama sekali?" Ucap Claude yang berubah sikap menjadi lebih jutek dari biasanya.

"Aah ia, kau benar." Jawab Alvaro seraya menutupi tubuhnya dengan pakaian prajurit dari kaum Durum Corpus.

"Kau yakin akan memakai pakaian itu disini?" Tanya Claude.

"Ia, memangnya kenapa? Ada yang aneh?"

"Hah.. terserah kau saja."
"Ah benar, Aku lupa, kau baru pertama kali ke dunia manusia. Sepertinya kita harus masuk ke villa ku dulu."

"Villa? Apa itu?" Tanya Alvaro.

"Sudahlah, ayo ikut aku, jaraknya tak jauh dari sini." Tegas Claude sambil berjalan dengan pakaian putih dilapisi kameja biru polos dan celana pendek bersama sendal jepit putih andalannya.

Sementara itu Lilian terlihat memasuki gerbang universitas ternama bersama sahabat perempuannya yang bernama Archie.

"Kau bener ketemu sama si Emilia?" Tanya Archie.

"Ia, dia ingin aku menyampaikan salamnya ke Astra, katanya juga dia mau bertemu dengan Astra."

"Wah.. si Astra pasti bahagia banget dengar kabar ini. Eh tapi, bagaimana bisa dia ketemu terus langsung kerja ditempatnya si Alexis?" Tanya Archie kesekian kalinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang