Chapter 1 : PART 5

19 8 0
                                    

Pukul 18 : 30 malam mata Elysia perlahan terbuka, rambut dan matanya berubah berwarna Hazel, bahkan tubuhnyapun berubah menjadi hijau. Ia masih fokus menatap keatas plafon kamar Alexis sampai suara pintu kamar terbuka itu terdengar.

"Akhirnya kau sadar juga."
"Wooow" teriak Alexis kaget melihat rambut, mata dan tubuh Elysia.
"Apa yang terjadi?" tanya Alexis. Tubuh Elysia belum sempat memudar, tiba-tiba perasaan itu hadir lagi.

"Dia ada disekitar sini" ucap Elysia sambil memaksa bangun dan berjalan keluar. Namun kondisi fisiknya belum bisa sembuh dengan sempurna karena kekurangan nutrisi.
"Aneh.. tidak biasanya tubuhku lemah dalam waktu tiga hari saat tidak mengonsumsi Parvus. Apalagi tiga hari terasa cepat dibandingkan di Nubibus."

"Parvus? Apa itu? maksudmu kau tidak mengonsumsi telur ikan?" tanya Alexis dengan raut wajah menahan emosi.

"Kau fikir aku kaum Finned Human?" jawab Elysia terhenti.
"Tunggu, bagaimana kau bisa tahu telur ikan adalah makanan khusus dari seseorang?" tanyanya dengan tegas seraya menatap tajam kearah Alexis.

"Aa..aaku hanya menebak-nebak. Siapa tahu kau penyuka ini juu..juga" jawab Alexis.

"Aneh, kau tidak mungkin tiba-tiba berfikir kalau aku penyuka telur ikan, bahkan kau juga terlihat biasa saja saat kekuatanku keluar, kau juga seakan mengenalku dan terlihat seperti kau pernah mengenal orang yang sama denganku"

"Mungkin itu perasaanmu saja, Aku sangat menyukai telur ikan, makannya aku membelinya, siapa tahu kau juga suka." Jawab Alexis.

"Tidak, sepertinya kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku, apa kau pernah bertemu orang sepertiku sebelumnya?" tanya Elysia dengan bola mata yang perlahan membesar lalu mengecil dengan seketika. Belum sempat Alexis menjawab tatapan Elysia perlahan menjadi buram.

"Ah, aku tak punya kekuatan lagi seru nya yang saat itu menghentikan tatapannya pada Alexis. Badannya terjatuh, ia merasa seluruh tenaganya seakan tertarik saat ia mencoba menatap Alexis.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Elysia yang kembali jatuh pingsan sehingga warna kulit, mata serta rambutnya kembali berubah ke warna kulit, mata serta rambut saat ia bertemu Astra.

"Huuuuhh untung saja ucap" Alexis khawatir.
"Dia pasti baik-baik saja."

"Mmmmm Kalau itu benar, dia pasti akan makan makanan manusia sekarang. Aah.. aku harus memberi makan dia apa?"
"Sudah lama aku tak pernah mencobanya, apa sekarang sudah waktunya?"

"Tapi... Ah sudahlah sampai kapan aku harus begini terus!" ucap Alexis ragu.

"Tunggu dulu, dia terlihat lebih menakutkan dari sebelumnya, taapii.. ternyata dia juga cantik." Senyum Alexis.

"Ah apasih aku." Ucapnya seraya menggelengkan kepala lalu memekarkan senyumnya dan mengangkat Elysia ketempat tidur kemudian berjalan mencari makanan yang bisa ia masak.

Suasana rumah menjadi lebih tenang dari sebelumnya, Alexis berusaha mempersiapkan makanan seperti yang ia masak dulu. cara memasaknya sangat hebat seakan-akan melebihi cara masak ibu-ibu pada umumnya, ia lebih pantas disandingkan dengan seorang juru masak, namun ia beberapa kali terhenti karena keringat dingin dan bayangan masa lalu yang selalu terbayang.

Bahan makanan seadanya namun tertata rapi diatas meja seperti makanan restoran terkenal. Bahkan perabotan makanan terlihat lebih bersih dari sebelumnya.

"Wow, kau pandai membuat makanan" ucap Elysia yang terlihat lebih sehat dari sebelumnya.

"Terima kasih atas pujiannya. Bagaimana keadaanmu, sudah lebih baik?"

NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang