Chapter 1 : PART 13

7 2 0
                                    

Matahari pagi mulai menyinari toko bunga milik Alexis. Pintu bertuliskan Close kini berubah menjadi Open.

"Sepertinya kita akan bertemu mereka." Ucap Elysia sambil memekarkan kembali bunga-bunga yang ikut tidur dimalam hari.

"Apa yang kau maksud?" Tanya Alexis kebingungan.

"Tak ada, biar nanti aku yang jaga toko nya, lebih baik kau menyiapkan makanan, soalnya kalau aku yang siapkan, nanti kau tak mau makan." Pinta Elysia.

"Aah baiklah nyonya ratu." Ejek Alexis seraya melangkahkan kakinya menuju dapur kesayangan.

Selang beberapa menit, pintu bertuliskan open itu dibuka oleh seorang wanita berparas cantik dan terlihat tak asing dimata Elysia.

"Hey.. kau, kau temannya si............ Astra kan?" Tanya Elysia spontan melangkahkan kaki mendekat kearah nya.

"Kau... siapa namamu?
Kau yang bertemu dengan Astra dihutan itu kan?" Tanyanya.

"Ah iya.. aku.. Emilia" jawab Elysia seraya memutar kembali pertemuan mereka sebelumnya.

"Ah ia, kenalkan, aku Lilian, teman Alexis. Apa Alexis ada disini?" Tanyanya.

"Oh ia, dia berada didalam" jawab Elysia.
"Tunggu dulu, bagaimana keadaan Astra?
Apa dia baik-baik saja?"
"Ah.. bolehkah nanti aku ketemu dengannya lagi?"

"Astra baik-baik saja.
Dengan senang hati, nanti akan ku ajak Astra kesini" Tutup Lilian berjalan meninggalkan Elysia.

"Tunggu.. apa kau sedang bersama orang lain?" Tanya Elysia kesekian kalinya.

"Tidak, aku berjalan sendiri. Memangnya kenapa?"

"Ah tidak,."

"Tapi, temanku mungkin akan datang kesini bersama pacarnya. Dia teman Astra juga." Jawab Lilian.

"Oh ia baiklah kalau begitu.." tutup Elysia.

Setelah kedatangan Lilian, Elysia merasa ada kekuatan besar mendekat ketempat mereka, bahkan kekuatan itu melebihi kekuatan seluruh kaum di dunia Nubibus. Hanya saja, Elysia belum bisa mengetahui siapa pemilik kekuatan itu.

*****

"Mereka akan pergi bertemu Elysia. Pisahkan mereka, jangan sampai mereka cepat bertemu. Kalau bisa, bunuh mereka semua sebelum bertemu dengannya." Ucap seorang pria diperairan Finned Human.

*****

"Hey Claude, bagaimana caranya aku memakan telur ikan ini?
Apa aku harus menelannya langsung?
Atau aku harus mengunyahnya?"

"Terlalu lama, sini buka mulutmu" tegas Claude seraya dengan cepat memasukkan telur ikan merah kedalam mulut Alvaro dan menyuruhnya untuk langsung menelan telur tersebut.

Ekor kuning bercampur orange keluar mengganti kaki berotot milik Alvaro.

"Hey.. Hey.. bagaimana ini Claude?" Teriak Alvaro khawatir.

"Sudahlah, jangan banyak bicara, ayo cepat ikut aku" tanggap Claude menarik tangan Alvaro dan terjun langsung ke kedalaman laut 5.000 meter.

"Hmm.. hmmm.. hmmm.. hmmm" celoteh Alvaro menahan nafasnya.

"Bicaralah, kau sudah memiliki insang, jadi tak usah khawatir." ucap Claude.

"Mmhaaaaaahh... haaah..
waaaaah.. seindah ini makhluk makhluk laut." Ucap Alvaro kagum.
"Hey.. lihat, disana ada banyak duyung kecil, apa mereka tidak melihat kita?" Tanyanya.

"Kau sedang berada di genggamanku, jadi mereka tidak akan tahu kalau kita berada disini." Jawab Claude seraya mempercepat ekornya untuk sampai ke dasar laut yang sangat gelap dan dipenuhi makhluk-makhluk buas.

NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang