Suasana saat itu terasa lebih menegangkan dari biasanya. Elysia masih menatap lurus kearah Alexis, sementara Alexis mencoba mengalihkan pandangannya dari arah Elysia.
"Kau masih mau menyembunyikan keberadaan duyung itu?"
"Bagaimana kau bisa tahu soal dia?" sanggah Alexis.
"Bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau tidak bisa melihat apa yang sedang aku fikirkan?" tanyanya seraya mengalihkan pandangan untuk menatap Elysia.
"Aku bukannya tidak bisa sepenuhnya melihat ingatanmu, hanya saja ingatanmu sebagian sudah diambil oleh dia, dan yang tersisa hanyalah ingatanmu dengan duyung wanita yang sering kau panggil Callia itu, sementara yang aku ingin tahu adalah siapa yang dengan sengaja mencabut ingatan itu darimu, dan separah apa sampai ingatan itu harus dicabut." Jawab Elysia seakan memikirkan sesuatu.
"Berarti kau yang kembali memunculkan ingatan yang sengaja mau ku hilangkan?"
"Apa kau tidak tahu bagaimana sakitnya aku mengingat ingatan itu?"
"Apa kau melakukan ini agar mendapat perhatian dariku?"
"Atau kau ingin menunjukkan kekuatan hebatmu itu?"
"Kau tahu, aku sempat berfikir kau adalah orang baik, tapi sepertinya kau sedang memanfaatkanku untuk kepentinganmu!" Tegas Alexis yang seakan tak dihiraukan oleh Elysia.
"Hey, apa kau tidak mendengarkanku bicara?"
"Teruslah bicara dan jangan perdulikan aku. Sepertinya seseorang sedang menatap kita dari arah jendela sebelah kananmu." Gumam Elysia dalam hati yang menggema langsung ditelinga Alexis.
"Barusan kau bica..." Ucap Alexis terhenti karena melihat Elysia menghilang dari depannya dan berpindah tepat dibalik jendela seraya memegang seorang pria dengan wajah tak asing dimata Elysia.
Alexis dengan cepat berlari keluar rumah untuk menemui mereka, namun raut wajahnya berubah menjadi kaget karena melihat sebuah batang kayu besar sedang berada dipangkuan Elysia.
"Hah??? Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Perubahan bentuk lagi." Ucap Elysia. Ia terdiam sejenak dengan beberapa pertanyaan. Tangannya perlahan ia gerakkan untuk menyentuh bagian depan kayu itu.
"Ada sebuah ingatan," ucapnya seraya menarik sebuah benang berwarna hijau dan menaruhnya kedalam kepala sehingga sebuah ingatan dengan seketika muncul.
Ratusan peralatan canggih berdiri didalam sebuah bangunan besar dan mewah yang berada tepat dipertengahan hutan, bahkan sebuah alat seakan mirip seperti burung besar sedang berdiam diri di ruangan khusus yang dipenuhi hampir lima ratusan alat dengan model sama.
Sementara diruangan lain terlihat ratusan tabung besar berisi cairan hijau yang mengalir melalui sebuah pipa kaca. Entah apa yang berada didalam ruangan tertutup dari jalur pipa kaca itu, ia seakan dibuat untuk tidak dimasuki sembarang orang. Ketika pandangan dipindahkan keluar ruangan, tiba-tiba satu wajah dengan kekuatan tak asing berlari menyerang kearah pemilik ikatan dengan memunculkan satu senjata tajam dan menusukkan senjata tersebut tepat disebuah jantung yang merubah tubuhnya menjadi sebuah kayu.
Suasana tempat berubah menjadi sebuah ruangan putih dengan gantungan tali inpus yang berada ditangan seorang pria dengan tubuh tak asing, wajahnya tak terlihat, namun Elysia sangat mengenal pria tersebut.
"Diaa......" Ucap Elysia dengan raut wajah datar dan bola mata yang berubah menjadi hijau sepenuhnya. Ia menghentikan ingatannya sebelum wajah itu diperlihatkan lalu berdiri melangkahkan kakinya menuju rumah Alexis tanpa sepatah katapun.
"Hey. Apa kau baik-baik saja?" tanya Alexis.
Elysia menghentikan langkah kakinya, ia membentuk sebuah portal hijau tepat didepan pintu kaca bertuliskan open/close dan mencoba untuk memasukkan tangannya kedalam portal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)
FantasySeorang wanita pertama yang menjadi penerus suatu negeri bernama Nubibus dari kaum Viridi Capillus/Rambut Hijau. Semua berawal saat peperangan terjadi dinegeri Nubibus yang dilakukan oleh peneliti dari dunia manusia, mereka berhasil menemukan letak...