Sebuah pohon besar berbau harum dengan cepat tumbuh tepat didepan Elysia, Alexis serta Stefan bersama kedua orang anggotanya sehingga membuat mereka terhenti karena kaget dengan apa yang barusan mereka lihat. Tak hanya Stefan, Alexispun ikut terpana melihat kejadian demi kejadian, mulutnya menganga besar seakan tak percaya.
"Aaaah apa yang ku lakukan disini? Sepertinya aku salah menyelamatkan orang" ucap Alexis dengan raut wajah datar dan tatapan fokus kearah pohon tesebut.
Mata Elysia kembali berwarna Hazel. Tangannya perlahan ia turunkan.
"Obliviscatur, Hoc Somnium Est. (Lupakan, ini hanyalah mimpi)" ucapnya saat pohon itu mengeluarkan baunya dengan butiran hijau mengelilingi Stefan dan kedua anggotanya sebelum akhirnya kembali berubah menjadi rumput liar dan membuat mereka jatuh tak sadarkan diri.
"Hey... hey, kenapa kau tak membuatku pingsan juga?" teriak Alexis penuh harap.
"Kaukan ingin menyelamatkanku, jadi untuk apa aku membuatmu pingsan? Ayo pergi, aku ingin merasakan rasanya naik hewan peliharaanmu" jawab Elysia sambil berjalan mendekati mobil truk milik Alexis tanpa ragu sama sekali.
"Oh tuhaan.. sepertinya aku dititipkan orang dengan kekuatan aneh lagi, ditambah dia seorang wanita." Keluh Alexis.
"Ah, sepertinya ini bisa menguntungkanku, tapiii kalau mereka sama bagaimana? Aku malah ikut-ikutan rugi besar." Ucapnya Kembali dengan raut wajah sedih.
"Hey, hey, apa yang kau lakukan? Sini aku bukakan pintunya."
"Ah, sepertinya dia benar-benar akan merepotkanku" celoteh Alexis dalam hati seraya mempersilahkan Elysia untuk masuk.
"Pokoknya, aku akan menurunkanmu ditempat ramai, nanti kau cari mobil yang lain." Pintah Alexis saat menyalakan mobilnya. Tak ada tanggapan dari Elysia, matanya hanya fokus menatap ke balik stir mobil.
"Jangan berfikir yang aneh-aneh, atau tidak aku akan menurunkanmu disini." Ucap Alexis kembali dengan raut wajah curiga yang ditanggapi anggukan kepala oleh Elysia dengan tatapan yang masih fokus ke arah stir.
Mobilpun berjalan seperti biasanya. Alexis masih saja merasa ragu sehingga sesekali menatap kearah Elysia. Elysia yang masih memfokuskan tatapannya terlihat tak tenang seakan ingin melakukan sesuatu, namun ia sadar keadaannya sedang dipantau oleh Alexis.
"Piiiiiiiiiiiiiiip," bunyi kuat klakson mobilpun tiba-tiba terdengar.
"Heyy... kau sudah gila?" teriak Alexis.
"Waaah.. suara hewanmu sangat keras, apakah aku menyakitinya?" ucap Elysia yang ternyata mengeluarkan satu batang tangkai dari tangannya untuk menyentuh klakson mobil tanpa gerakan sama sekali.
"Haaaah, aku sudah memperingatkanmu, jadi aku akan menurunkanmu disini" ucap Alexis seraya memberhentikan mobilnya. Tak ada tanggapan, Elysia masih tetap bertahan dengan posisi duduk yang sama seraya menatap kearah Alexis.
"Apa? Ayo turun," pintah Alexis.
"Kaukan sudah berjanji, tapi sekarang kau malah membuatku emosi" Ucapnya yang sesekali melirik kearah Elysia dengan tatapan ragu.
"Kau benar-benar tak mau turun? Atau aku akan memaksamu turun?" tanya Alexis. Elysia tak menjawab, ia hanya merubah rambut dan matanya lalu perlahan-lahan mengeluarkan beberapa tangkai kecil dari balik tangan sehingga hal itu membuat Alexis ketakutan.
"Hey... hey.. apa kau ingin mengancamku?" tanyanya yang hanya dijawab Elysia dengan senyuman manis.
"Maaf.." jawab Elysia singkat dengan ekspresi wajah sedih.
"Aaaaah baiklah, sekarang kau aku maafkan, tapi setelah sampai di perusahaan kau harus pergi, karena aku tak punya mobil dan uang lebih untuk mengantarmu ketempat tujuan. Apalagi aku sepertinya akan berhenti gara-gara menolong seseorang yang ternyata lebih kuat dariku." Keluh Alexis.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)
FantasíaSeorang wanita pertama yang menjadi penerus suatu negeri bernama Nubibus dari kaum Viridi Capillus/Rambut Hijau. Semua berawal saat peperangan terjadi dinegeri Nubibus yang dilakukan oleh peneliti dari dunia manusia, mereka berhasil menemukan letak...